Di Pancoran, Koalisi Parpol Islam itu 46 Persen Total Suara



Ekspektasi publik terhadap koalisi partai politik Islam sangat solid didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari tingkat pusat sampai struktur terkecil seperti kelurahan. Besarnya suara total parpol Islam di kecamatan Pancoran, yakni sebesar 46,21 persen suara dalam real count rekapitulasi dokumen C1 dan D1 sekecamatan Pancoran.  Hasil ini dinilai dapat menjadi fondasi kuat poros tengah jilid selanjutnya. Pada Pemilu 2009, total suara partai Islam hanya sekitar 20 persenan namun saat ini  total suara partai Islam di Pancoran adalah 46,21 persen.

Simulasi matematika politik yang tim bapilu DPC PKS Pancoran lakukan, menghasilkan kesimpulan bahwa koalisi partai Islam memperoleh suara yang terbesar.  Jika PKS, PKB, P3, PAN, dan PBB berkoalisi maka total suaranya adalah 46,21 persen, tertinggi diantara koalisi yang lain. Jika PDIP, NASDEM, PKB berkoalisi itu hanya menghasilkan 29,72 persen, kemudian kalau GOLKAR, PKS, DEMOKRAT bergabung hanya akan mendapatkan 28,21 persen, sementara jika GERINDRA, HANURA dan P3 jadi satu koalisi maka akan menghasilkan 35,39 persen.  

Ide koalisi partai Islam ini memang membuat sebagian orang, pengamat dan elit partai nasionalis panik. Ide ini merubah peran partai-partai Islam yang tadinya hanya sekedar penumpang yang diperebutkan oleh partai – partai nasionalis menjadi sebaliknya. Yaitu, partai Islam berubah menjadi kendaraan besar yang mengarahkan konstelasi politik nasional.

Jika partai Islam terpecah dan dipecah, itu tak ubahnya seperti penumpang di terminal yang diperebutkan oleh pengemudi dan kondektur bus. Sebaliknya, jika bersatu maka bisa berperan sebagai pengemudi kendaraan besar yang dapat menawarkan program keumatan dan kebangsaan secara seimbang dan utuh. Beserta pelaku utamanya, baik sebagai capres atau cawapres kepada partai nasionalis.

Fenomena kenaikan perolehan suara partai Islam di 2014 serta melesetnya beberapa propaganda lembaga survei menunjukan dukungan masyarakat tidak sepi kepada partai-partai Islam. Angka di atas 46,21 persen suara pileg 2014 dari kelima partai Islam bukan jumlah yang kecil. Saatnya momentum ini diambil oleh pimpinan partai Islam dan didukung oleh ormas-ormas Islam dengan jaringannya menyebar di seluruh Indonesia. Untuk itu, para elit agar tidak memandang sebelah mata dan apriori terhadap kekuatan umat termasuk poros partai Islam.

Para pengamat dan elit harus  realistis karena di dunia sedang ada kebangkitan partai berbasis keagamaan.  Di sejumlah negara maju seperti Jerman misalnya, partai berazas agama justru bisa memberi solusi bagi masyarakatnya. Partai CDU, partainya Angela Merkel dipercaya oleh masyarakat dan terbukti membuat Jerman jaya dan menjadi penyelamat Eropa dalam mengatasi krisis. Terlebih lagi di daerah negara bagian Bayern, daerah terkaya di seluruh Jerman, pemenangnya selalu partai agama. 

Sebuah kesadaaran besar yang kita sepakat bersama bahwa Bhineka itu adalah karunia, oleh karenanya janganlah partai berbasis agama selalu dikerdilkan dan jangan pula diframing negatif tetapi mari berdirilah dan amatilah secara adil partai-partai yang ada tersebut.