Apakah Bisa Anggaran Pesta Kembang Api Tahun Barunya, Sebagian untuk Orang Miskin?

Masih ingat perayaan Tahun Baru 2014 dari Pemprov DKI Jakarta kemarin. Jakarta Night Festival (JNF) atau Malam Muda Mudi Jakarta itu menelan anggaran Rp 1 miliar.  Apakah penyambutan Tahun Baru 2015 kali ini akan lebih besar lagi anggarannya ? Mengingat nilai tukar dollar dan BBM yang naik dan sebentar lagi TDL dan tarif kereta juga akan dinaikan. 

Anggaran untuk pesta kembang api perayaan tutup tahun, mungkin bisa lebih bermanfaat bila digunakan pemerintah dengan program membantu masyarakat miskin yang belum lama terkena dampak kenaikan BBM, angkutan, dan sebentar lagi tarif kereta dan Listrik juga akan dinaikan. Mungkin ini jauh lebih bermanfaat ketimbang membakar uang lewat euforia kembang api tersebut.

Ekspresi untuk melepas pergi tahun lama menyongsong fajar tahun baru, tidak harus ditunjukkan dalam bentuk pesta kembang api mewah yang menelan sampai 1 miliar rupiah. Kembang api mungkin memang atraktif, tapi tetap lebih akrab dengan suasana kebersamaan.

Bisa tidak ya ? Ekspresi tersebut bisa pemerintah wujud nyatakan dalam bentuk bantuan sembako kepada orang miskin, mungkin jauh lebih berahmat ketimbang membeli kembang api yang harganya mencapai ratusan hingga jutaan rupiah hanya untuk dinikmati pesonanya dalam waktu seketika saja.

Kami mengharapkan kepekaan pemerintah dalam membaca fenomena sosial, sehingga masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan juga merasa terhibur dalam menyambut pesta tutup tahun. Pesta kembang api dengan harga jutaan rupiah itu hanya dinikmati seketika saja. Jika anggaran untuk kembang api itu digunakan untuk membeli sembako kemudian dibagikan ke fakir miskin, anak yatim, panti-panti asuhan dan para jompo, mungkin akan lebih dikenang dalam waktu yang lama.

Kami mengharapkan kepada kalangan yang berpunya dengan ‘uangnya yang unlimitted’ dan pemerintah provinsi agar lebih memikirkan nasib masyarakat miskin, ketimbang menghabiskan energi untuk membakar kembang api yang hanya dinikmati sesaat, tanpa membawa dampak apa-apa terhadap perubahan peri kehidupan masyarakat. 

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana juga pernah mengatakan bahwa Pemda DKI  harus membuat acara tahun baru yang lebih bermakna selain hanya menghamburkan dana. DPRD DKI Jakarta meminta perayaan malam tahun baru yang digelar oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI agar tidak hanya menghambur-hamburkan uang untuk pesta. “Jangan sampai seluruh dana hanya dipakai untuk pesta saja,” ujarnya.

Sementara itu, Forum Transparansi Anggaran Negara (Fitra) juag pernah mempertanyakan sumber dana pesta perayaan malam tahun baru. Fitra tidak pernah mendapatkan kejelasan dari pemprov mengenai sumber dana perayaan malam tahun baru. “Kita tahu beberapa daerah khususnya kota besar merayakan pesta tahun baru. Tapi kita tidak pernah mendapat informasi dari mana sumber dana pesta malam tahun baru itu,” ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, Sabtu (28/12).  “Paling minimal ada perayaan pesta kembang api, itu dari mana dananya?,” Kalau pun dari swasta, lanjutnya, tetap harus dilaporkan demi transparansi dan akuntabilitas kepada publik. Selama ini, Fitra hanya bisa mendapatkan beberapa item laporan anggaran terkait tahun baru 2014 Pemda DKI. Yakni anggaran pengamanan, pengawasan dan penataan angkutan untuk natal dan tahun baru sebesar Rp 100 juta. Kemudian anggaran pagelaran peningkatan mutu hasil kesenian menyongsong tahun baru Rp 200 juta, pemasangan ucapan selamat natal dan tahun baru Rp 70 juta.  Anggarkan penataan cahaya lampu hias sambut natal dan tahun baru 2014 Rp 100 juta. Partisipasi pada acara tahun baru 2014 sebesar Rp 50 juta. Pengendalian angkutan natal dan malam tahun baru 2014 Rp 330 juta. “Tapi semua itu bukan anggaran yang dikeluarkan untuk acara perayaan tahun baru itu sendiri, ini yang tidak jelas,” terang Uchol Sky Khadafi. 

Apakah bisa malam tahun baru tanpa kembang api?  Bisa … sekali lagi bisa, disaat banyak kota menggelar pesta rakyat dengan kembang api, Kota Surabaya justru tidak akan menyalakan kembang api. Tahun Baru bukan berarti waktu untuk berpesta, hura-hura, apalagi menghamburkan uang rakyat untuk membeli kembang api hingga ratusan juta rupiah. Pergantian tahun adalah momen refleksi untuk terus memupuk semangat bekerja keras demi kemajuan masyarakat. 

Demikian juga yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, mereka melakukannya dengan sederhana. Mengangkat kesenian warga Kepulauan Seribu, seperti tari-tarian, lenong Betawi, dan musik, malam harinya akan ada tasyakuran sederhana di Pulau Pramuka. Bentuknya berupa syukuran dan menyusun resolusi tahun depan guna menjadikan Pulau Pramuka dan Kepulauan Seribu lebih baik lagi. 

Pesta Tahun Baru berarti pesta yang harus bisa dinikmati oleh rakyat, tanpa merugikan rakyat itu sendiri dan tanpa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pesta Tahun Baru harus menguntungkan atau memberi manfaat dengan menjadikan rakyat lebih produktif.