Kabarnya RS Asri Durentiga Sudah Dibeli Oleh Siloam
Nama Rumah Sakit Asri Durentiga diambil dari nama penggagas
berdirinya rumah sakit ini, yaitu Almarhumah Ibu Hj. Asri Damayanti. Semasa
hidupnya beliau memiliki niat untuk mendirikan rumah sakit dengan mutu
pelayanan bermutu tinggi, Rumah Sakit yang dapat memberikan pelayanan yang menjunjung
kode etika tinggi dengan mengedepankan kualitas pelayanan, didukung oleh
dokter-dokter ahli yang berpengalaman luas di bidangnya.
Berawal dari gagasan beliau tersebut maka dibentuklah PT Rashal Siar Cakra Medika yang melaksanakan pembangunan rumah sakit ini di
atas tanah seluas 3.550 m dan kemudian mengelolanya secara professional. Atas
prakarsa dan ide dari Almarhumah Ibu Hj. Asri Damayanti ini, maka Rumah Sakit
Asri akhirnya diresmikan pada tanggal 8 Januari 2008.
Rumah Sakit Asri bertekad untuk memberikan layanan
kesehatan bagi pria dan wanita dengan efektif, aman dan efisien, dengan
layanan-layanan unggulan yang terus berkembang, dimulai dengan
diresmikannya Pusat Urologi Asri, salah satu pusat urologi terlengkap di
Indonesia.
Namun enam tahun setelah berdiri, awal tahun 2014 kita dikagetkan
dengan munculnya iklan penjualan rumah sakit di Kaskus, OLX, maupun di beberapa
situs penjualan properti yang lain, “Dijual cepat RS ASRI Duren Tiga” begitulah
tulisan yang tertera di sana. Harga yang ditawarkan sekitar 300-an Miliar
Rupiah.
Sempat beredar beberapa kabar, beberapa pihak ingin
membelinya, dari nama seorang pengusaha
muda suskes sampai perusahaan besar yang bergerak di bidang jasa layanan kesehatan. Akhirnya kabar terakhir dari para karyawan
dan mantan karyawan RS ASRI Durentiga, diketahui yang membeli RS Asri Durentiga
adalah PT Siloam International Hospitals Tbk.
Ini memang sejalan dengan semangat PT Siloam
International Hospitals Tbk yang tengah fokus pada ekspansi penambahan rumah
sakit. Perusahaan penyedia jasa layanan kesehatan itu memasang target bisa
membuka enam hingga delapan rumah sakit per tahun mulai tahun depan hingga
tahun 2017 mendatang.
Perusahaan berkode SILO di Bursa Efek Indonesia
itumemiliki 29 proyek rumah sakit baru yang akan mulai dikerjakan pada 2015.
"Alokasi capex tahun depan jika kami ingin bangun delapan rumah sakit
artinya kami butuh US$ 120 juta," ujar Presiden Direktur Siloam
International Hospitals Romeo Fernandez Lledo.
Target pembukaan rumah sakit per tahun tersebut lebih
banyak dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Meski tahun 2014 belum juga
berakhir, Siloam memastikan jika tahun ini hanya menambah tiga rumah sakit.
Siloam telah mengucurkan investasi US$ 75 juta atau sekitar Rp 900 miliar.
Siloam sudah membuka satu rumah sakit pada semester I
kemarin. Dua rumah sakit baru yang lain akan dibuka pada kuartal IV. Pada
Oktober, perusahaan itu akan membuka rumah sakit di Medan, Sumatra Utara.
Lantas, pada November giliran rumah sakit di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang
dibuka.
Asal tahu saja, Siloam senantiasa melibatkan sang induk
usaha yakni PT Lippo Karawaci Tbk dalam ketika membangun rumah sakit. Untuk
setiap pembangunan rumah sakit yang menelan dana US$ 25 juta, Siloam hanya
mengucurkan US$ 15 juta untuk pembelian peralatan kesehatan.
Sementara Lippo Karawaci menanggung US$ 10 juta untuk
investasi lahan. "Rumah sakit yang kami dirikan biasanya berada di lahan
Lippo Karawaci. Jadi lahan yang kami tempati tetap milik Lippo Karawaci,"
beber Romeo.
Selain membangun rumah sakit anyar, Siloam juga menambah rumah
sakit dengan cara mengakuisisi. Pada semester I kemarin, perusahaan itu
mengakuisisi satu rumah sakit. Namun, berbeda dengan target pembangunan rumah
sakit baru yang bisa ditargetkan, Siloam tak bisa memastikan target rumah sakit
yang akan dia akuisisi. Sebab, aksi akuisisi berkaitan dengan peluang yang
muncul dan kemampuan perusahaan memanfaatkan peluang itu.
Dengan memasukkan dua rumah sakit anyar di Medan dan
Kupang, hingga akhir 2014 nanti, Siloam bakal mengoperasikan 20 rumah sakit.
Delapan diantaranya adalah rumah sakit hasil akuisisi. Sisanya, barulah rumah
sakit yang merupakan hasil pembangunan sendiri. Pada semester I tahun ini,
pendapatan Siloam naik 30,83% menjadi Rp 1,57 triliun. Sementara laba periode
berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh dari
Rp 21,98 miliar pada semester I-2013, menjadi Rp 44,14 miliar pada semester
I-2014.
Berdasar catatan KONTAN, pada periode semester I-2014
itu, kontribusi pendapatan Siloam dari rumah sakit lama adalah 69% terhadap
total pendapatan. Sisanya, barulah kontribusi pendapatan dari rumah sakit
anyar, yakni sebesar Rp 472 miliar.
Semoga layanannya semakin lebih bagus ...
Sumber :