Alhamdulillah, Dua Putri Pedagang Cilok Akhirnya Bisa Melanjutkan Sekolah di PUI Pancoran
Anda masih ingat Ani Handayani (19 tahun) dan Ima Nurhalimah (17 tahun) Dua gadis anak pedagang cilok Daman (46 tahun) dari Sukabumi yang akhirnya dapat sekolah di pesantren di Jakarta. Nurhasanah (41 tahun), ibunda keduanya, sempat tidak setuju karena tidak memiliki biaya. Apalagi yang hendak sekolah ke Jakarta bukan hanya Ani tetapi juga Ima. “Tapi aku bersikeras supaya aku bisa sekolah lagi,” tegas Ani yang sempat putus sekolah waktu SMP karena ketiadaan biaya dan menderita penyakit bronkitis.
Namun Alhamdulillah, berkat bantuan kaum Muslimin melalui program Indonesia Belajar (IB) keduanya bisa melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren Madrasah Aliyah (MA) Al Islamiyah Persatuan Umat Islam (PUI) Pancoran Jakarta Selatan.
Sekarang keduanya sudah duduk di kelas XII. Prestasi belajar keduanya pun cukup menggembirakan. Cita-cita dua dari lima bersaudara ini ingin menjadi hafidzah, makanya mereka bersungguh-sungguh menghafal Al Quran sedikit demi sedikit. Kini, Ani baru dapat menghafal tiga juz (Juz 28, 29 dan 30) sekarang berusaha menghafal juz 27. Sedangkan Ima baru hafal juz 30 serta sedang mengulang-ulang juz 29.
Di Jakarta, keduanya tinggal di asrama ponpes, Jalan Pancoran Barat XI A No 10A Kelurahan Pancoran Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Agar kedua putri asal kampung Cipari, desa Bojong, kecamatan Kebon Pedes, Sukabumi, Jawa Barat ini tetap melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut hingga satu tahun ke depan, dibutuhkan uang Rp 14.600.000,- untuk biaya pendidikan, asrama, makan selama satu tahun dan membeli kitab pada Tahun Ajaran 2014-2015.
Namun Alhamdulillah, berkat bantuan kaum Muslimin melalui program Indonesia Belajar (IB) keduanya bisa melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren Madrasah Aliyah (MA) Al Islamiyah Persatuan Umat Islam (PUI) Pancoran Jakarta Selatan.
Sekarang keduanya sudah duduk di kelas XII. Prestasi belajar keduanya pun cukup menggembirakan. Cita-cita dua dari lima bersaudara ini ingin menjadi hafidzah, makanya mereka bersungguh-sungguh menghafal Al Quran sedikit demi sedikit. Kini, Ani baru dapat menghafal tiga juz (Juz 28, 29 dan 30) sekarang berusaha menghafal juz 27. Sedangkan Ima baru hafal juz 30 serta sedang mengulang-ulang juz 29.
Di Jakarta, keduanya tinggal di asrama ponpes, Jalan Pancoran Barat XI A No 10A Kelurahan Pancoran Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Agar kedua putri asal kampung Cipari, desa Bojong, kecamatan Kebon Pedes, Sukabumi, Jawa Barat ini tetap melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut hingga satu tahun ke depan, dibutuhkan uang Rp 14.600.000,- untuk biaya pendidikan, asrama, makan selama satu tahun dan membeli kitab pada Tahun Ajaran 2014-2015.
Daman, yang kini bekerja serabutan
(karena berdagang cilok tak lagi menguntungkan) tidak bisa berbuat
banyak.Tapi Ani dan adiknya tidak mau menyerah. Keduanya bekerja sebagai
buruh cuci pakaian teman-temannya dan juga bersih-bersih asrama.
Masing-masing diberiupah Rp 60.000 per bulan. Terlalu kecil memang, tapi
tidak ada pilihan, pekerjaan itu tetap diambil. Namun sejak sakit
bronkitisnya kambuh, Ani tidak bekerja lagi.
Melalui program Indonesia Belajar (IB),
Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) mengajak kaum Muslimin mengurangi beban
mereka dengan menyalurkan donasi. Sehingga keduanya dapat menjadi
hafidzah. Dan tentu saja dengan izin Allah, setiap ayat bahkan huruf
dari Al-Qur’an yang dihafal dan dibaca keduanya berbuah pahala bagi kita
semua. Aamiin. Untuk membantu Ani bisa klik disini
Sumber : IslamPos