Bagaimana Nasib Taman – Taman di Kampung Hijau Rawajati Selanjutnya ?
Jakarta yang katanya saat ini sudah menjadi kota metropolitan,
pada awalnya adalah gugusan kampung – kampung. Beberapa nama kampung tersebut
sampai sekarang ada yang masih tetap bertahan di tengah himpitan serbuan pembangunan
gedung – gedung tinggi dan mall – mall.
Salah satu kampung yang tetap berusaha menghadirkan keseimbangan lingkungan
adalah Kampung Rawajati di kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Kampung Rawajati
sejak awal tahun 2000-an sudah mendapat beberapa penghargaan dari pemerintah
DKI Jakarta dan juga telah dijadikan kawasan argowisata karena ciri khasnya
sebagai kawasan pemukiman penduduk padat di tengah kota yang masih memelihara
suasan asri dan ramah lingkungan. Konsep yang mereka tawarkan bukan sekedar
"taman" tapi justru banyak menghadirkan konsep "tanam". Pada
Tahun 2005, gubernur Sutiyoso meresmikan kampung ini menjadi kampung
argowisata. Sayangnya tidak banyak publikasi atas kampung ini sehingga tidak
banyak yang tahu keberadaan kawasan pemukiman penduduk di tengah kota ini
sebagai kawasan argowisata di tengah kota.
Konsep penataan kampung
di tengah kota padat ini sebenarnya strategi yang efektif untuk membantu
menghadirkan kawasan ramah lingkungan. Winny Maas, arsitek Belanda pernah
mengatakan dalam wawancaranya dengan majalah FuturArc bahwa pengembangan
Jakarta harusnya memperhatikan konsep kampung nya. Karena Jakarta tidak bisa
disamakan dengan New York, Singapore, Hongkong, London atau Sidney. Kampung lah
yang menjadi titik nadi pengembangan Jakarta.
Konsep kampung hijau seperti
kampung Rawajati harusnya terus mendapatkan perhatian para elite penguasa kota
Jakarta bukan hanya menuntut peran aktif warga saja. Pemprof harusnya bukan
hanya banyak berbicara dan berkonsep "Green Design" dengan mencontek
desain dari kota – kota negara maju seperti Singapura ataupun London.
Namun kita lihat
sekarang, dinas pertamanan Jakarta yang harusnya mem-followup taman – taman yang
ada di kampung Rawajati sepertinya lalai. Kini Taman Rawajati terkesan seperti
dibiarkan dan terbengkali bahkan terkesan kumuh. Taman – taman di kampung
Rawajati terlihat kotor dan dipenuhi sampah. Dinas pertamanan kurang peka untuk
melayani melayani masyarakat.1