Sepakat Dengan Kapolsek Pancoran, Personil Polisi Perlu Ditambah



Beberapa bulan terakhir ini, suasana kamtibmas di kecamatan Pancoran memang agak menghangat. Ada perampokan motor di fly over Kalibata, penembakan satpam di rumah Kedubes Arab Saudi, pembobolan rumah kosong di Cikoko, pembunuhan dengan senjata tajam di Kalibata, kurir narkoba di Kalibata City, pembunuhan di apartemen Kalibata City, dan lain sebagainya.

Polsek adalah ujung tombak kepolisian, buruk kerja polsek maka buruk pula citra polisi. Polseklah yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Karenanya, polisi di tingkat polsek haruslah mencukupi personil dan fasilitasnya. "Kami butuh tambahan anggota," kata Kapolsek Pancoran, Kompol Minto. Menurut Minto, idealnya polisi di Polsek memiliki 120 personel, tapi di Pancoran hanya ada 80 personel. "Ini bukan menjadi alasan, kami tetap berusaha maksimal memberikan pelayanan yang terbaik," urai Minto. "Sejujurnya kami juga butuh motor untuk patroli. 4 Sampai 6 buah agar bisa masuk ke pelosok, ke gang-gang," imbuhnya. Minto yakin bila polisi bisa melayani masyarakat secara maksimal, maka polisi akan dicintai masyarakat dengan maksimal juga. Curhatan Kapolsek Pancoran ini sebenarnya sudah on the track dengan apa yang telah disampaikan oleh Kapolri, jendral Sutarman dan juga Presiden SBY sebelumnya.

Politisi PKS yang juga wakil sekjen DPP PKS, Dr. Mardani Ali Sera menilai jumlah Polisi di Indonesia masih jauh dari memadai. Menurut Mardani, di negara-negara yang tertib dan kuat penegakkan hukumnya, Polisi sangat berorientasi pada pelayanan, dengan tetap kuat aspek penegakkan hukumnya. 

Kapolri, Jendral Sutarman mengatakan rasio jumlah polisi dengan warga saat ini adalah 1 berbanding 575. Sementara rasio ideal untuk kondisi tertib saat ini menurutnya 1 berbanding 300 khususnya di kota-kota besar. Satu polisi melayani, menyayomi dan memberi rasa keamanan kepada 575 orang warga, tentu saja jumlah itu sangat tidak ideal.

Kapolri juga mengatakan bahwa, “Penambahan personel polisi telah dilakukan secara bertahap. Tahun 2012 telah direkrut 10.000 personel, tahun 2013 dilakukan perekrutan 20.000 personel, dan tahun 2014 ditargetkan juga direkrut 20.000 personel. Sementara sejauh ini sudah direkrut sekitar 7.000 polisi wanita.”  Sutarman mengaku dalam rangka membangun Kepolisian, dilakukan peningkatan anggaran setiap tahun. Pada tahun 2005 anggaran Polri sekitar Rp 13 triliun.  Namun pada tahun 2013 dan 2014 sudah mencapai Rp 47 triliun.  Anggaran tersebut akan memenuhi persentase alat utama dan alat khusus kepolisian secara bertahap, yang direncanakan mencapai 41 persen . Diharapkan dengan penambahan itu  Polri dapat menjalankan tugas-tugas pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan lebih baik. Dengan penguatan polisi yang didukung anggaran negara yang mencapai puluhan triliun itu, diharapkan tidak ada lagi gangguan keamanan yang tidak tertanggulangi secara efektif.

Presiden SBY juga pernah mengatakan, ”Kita punya ambisi yang positif untuk meningkatkan jumlah personel kepolisian secara signifikan, sasarannya 50.000 personel, dengan harapan rasio antara satu orang anggota Polri terhadap jumlah anggota masyarakat yang harus diayomi itu lebih baik.” Menurut Presiden, jika rasio jumlah polisi tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang harus dilayani, pelaksanaan tugas polisi menjadi tidak efektif. Apalagi, dalam sejumlah penanganan gangguan keamanan dan konflik komunal beberapa waktu lalu, polisi dan bahkan negara sering dianggap melakukan pembiaran. ”Cerita (pembiaran) ini di masa depan tidak perlu ada karena kita telah menambah kekuatan Polri,” kata Presiden. Presiden juga mengingatkan, penambahan jumlah personel Polri juga perlu memperhatikan penambahan jumlah polwan. Hal itu penting karena kejahatan yang menyasar perempuan dan anak-anak makin banyak dan kompleks.

Sumber  :