PKS Dukung Prestasi Bola dan Tolak Politisasi
Rakyat itu akan bersatu karena
tiga hal. Pertama, karena menghadapi musuh dalam perang. Kedua, kalau ada
bencana, kita bisa lihat banyak kasus belakangan ini. Ketiga, kalau ada
prestasi.
Presiden pernah mengatakan akan memperhatikan timnas
persepakbolaan kita. Tapi sampai sekarang, sepertinya kita belum mendengar keluarnya
kebijakan melarang mendirikan mall di atas lapangan sepak bola di masyarakat. Ketua Umum sebuah partai juga pernah mengundang
makan timnas di rumahnya, serta konon menyumbang dana pembinaan miliaran.
Saya kira kalau ada kontribusinya
bagi pengembangan sepak bola harusnya tidak ada masalah. Hanya saja
persoalannya jangan berhenti sampai di situ saja. Kalau mau menyumbang, ya
bikin saja lapangan-lapangan sepak bola saja di sekolah seperti di SMA. Kalau
dia mau itu artinya mau memperbaiki sepak bola kita dari dasar. Kalau nggak
kita melihat puncaknya saja yang digunakan untuk menghibur diri sendiri.
Apalagi kalau mengekploitasi itu lebih celaka lagi.
Dominasi sebuah partai di wadah
organisasi bola memang dapat membuat gusar politisi dari parpol lain. Soalnya,
selain bisa menjadi mesin uang, baik dari kompetisi rutin, denda, even-even
regional, sumbangan, dan lain sebagainya; klub bola juga bisa dijadikan ajang
pencitraan. Misalnya saja PSSI, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi
mengatakan, PSSI merupakan sebuah organisasi olahraga yang paling seksi. Sebab
sepakbola menjadi olahraga yang paling populer di Indonesia maupun dunia. Jadi
PSSI bisa dijadikan kegiatan mobilisasi yang murah-meriah bagi parpol. "Otomatis
apabila seorang kader parpol dianggap sukses mengembangkan PSSI, itu bisa jadi
tiket gratis bagi pengurusnya untuk lebih eksis dalam tingkatan elitis di
parpol atau pemerintahan," ungkapnya.
Intinya adalah oragnisasi klub sepakbola sering menjadi rebutan banyak parpol.
Jadi kalau ada ramai – ramai di tahun politik ini dengan sebuah klub sepakbola yang dikaitkan
dengan gubernurnya, ya maklum lah. Dan
akhirnya Sang Gubernur, yang merupakan anak seorang penjual gorengan itupun
membuat keputuskan untuk mundur dari duta klub tersebut. Keputusan mundur
tersebut merupakan keputusan yang sangat tepat. Alangkah baiknya lagi jika dibarengi
juga oleh kepala – kepala daerah dan juga elit – elit partai yang lain yang
saat ini masih berada di kepengurusan klub-klub bola. Saya kira PKS sepakat
dengan semua pendukung dan pecinta sepak bola Indonesia, bahwa kita semua sangat
mendukung prestasi bola dan menolak politisasi bola.