Masyarakat Indonesia, Hidupnya Berdampingan dengan Bencana (Living with Disaster)
Secara geologis, Indonesia terletak di dalam
jalur lingkaran gempa (ring of fire). Jalur sepanjang 1.200 km dari
barat sampai ke timur Indonesia, merupakan batas – batas tiga lempengan besar
dunia, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Kemudian Indonesia juga
berada pada pertemuan tiga sistem pegunungan yaitu Alpine Sunda, Circum Pasific
dan Circum Australia, selain itu Indonesia juga memiliki 500 gunung api (128
aktif). Indonesia juga merupakan negara kepulauan, dengan 2/3 adalah air, 5000
sungai besar dan kecil (30 persen diantaranya melintasi wilayah penduduk).
Sementara itu, Kementerian
PPN/Bappenas mencatat bahwa setidaknya 2/3 wilayah Indonesia atau sebanyak 282
kabupaten di Indonesia (64,01 %) dikategorikan masuk dalam daerah rawan
bencana. Dengan kata lain memang selama ini masyarakat Indonesia hidup berdampingan
bersama bencana (living with disaster). Bencana alam menjadi
seperti fenomena yang sangat biasa bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Sepanjang tahun dapat dipastikan bencana alam itu datang silih berganti.
Sebelum tahun 1900, sempat terjadi 3 ledakan gunung berapi besar
di wilayah Indonesia. Pertama adalah ledakan danau toba yang diperkirakan
terjadi sekitar 73.000-75.000 tahun lalu. Kedua yaitu ledakan gunung berapi
Krakatau yang terletak di tengah selat sunda yang meletus pada 26 Agustus 1883,
dimana letusannya sangat dasyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan
36.000 jiwa. Dunia sempat gelap dua setengah hari akibat debu vulkanisnya. Dan
yang ketiga adalah letusan gunung berapi Tambora di pulau Sumbawa pada tahun
1815 yang mana menyebabkan gagal panen satu kali pada musim panas di Eropa dan
Amerika Utara.
Dari sisi banyaknya manusia yang terpapar
bencana, Indonesia menempati urutan pertama untuk beberapa jenis bencana. Untuk
tsunami menempati urutan pertama dari 265 negara, gempa bumi menempati urutan
ketiga dari 153 negara, dan banjir menempati urutan keenam dari 162 negara.
Dari sisi kerugian ekonomi (GDP loss),
bencana gempa bumi mengakibatkan potensi Gross Domestic Product (GDP)
loss sebanyak US $ 79,13 miliar (urutan ke-11 dari 153 negara). Bencana tsunami
mengakibatkan kerugian US $ 3,46 miliar (urutan ke-5 dari 265 negara),
sedangkan bencana banjir mengakibatkan kerugian US $ 1,05 miliar (urutan ke-20
dari 162 negara).
Mengenai besarnya kerentanan dan resiko yang
ditimbulkan oleh bencana – bencana alam di Indonesia, maka dapat dilihat dari
nilai “vulnerability index” maupun “risk index” nya. “Vulnerability
index” adalah jumlah manusia yang meninggal karena bencana pertahun per
jumlah manusia (dalam juta) yang terpapar bencana, “risk absolute”(ra)
adalah rata – rata manusia yang meninggal karena bencana per tahun, “risk
relative” (rr) adalah jumlah manusia yang meninggal (dalam juta) per tahun,
“mortality risk index” adalah setengah dari jumlah rr dan ra. Untuk Indonesia, bencana gempa bumi memiliki
angka “vulnerability index” adalah 7, “risk absolute” nya adalah
10, dan “mortality risk index”
nya adalah 9. Untuk bencana yang lain seperti banjir angkanya di bawah gempa
bumi. Angka “mortality risk index”
sebenarnya berbeda-beda per daerah, Sebagian besar pulau Jawa sampai Nusa Tenggara memiliki angka yang tinggi (medium
high sampai high). Sumatera bagian barat sepanjang pantai utara Sumatera termasuk
juga Aceh juga memilki angka yang sama. Begitu juga dengan sebagian Sulawesi
Utara dan Maluku bagian utara.
Dari data CRED International Disaster
diketahui bahwa selama kurun waktu 1980 sampai 2008 Indonesia telah mengalami
293 kejadian bencana alam, dengan jumlah manusia yang terpapar adalah
18.195.948 orang, korban meninggal dunia sebanyak 189.615 orang, kerugian
ekonomi mencapai US$ 21,22 miliar. Banjir adalah bencana
alam yang paling sering terjadi disusul oleh gempa bumi. Rata – rata kejadian
banjir pertahun adalah hampir 4 kali setahun, sedangkan gempa bumi 2 kali
setahun.
Kejadian bencana banjir yang sangat sering, maka yang terkena dampaknya juga banyak yaitu sebanyak
38 persen dari total korban bencana yang terjadi. Kedua ditempati oleh bencana gempa bumi sebanyak 31 persen. Sementara ditinjau dari jumlah korban meninggal, maka bencana gempa bumi
menempati prosentase tertinggi yaitu 95 persen, sementara banjir hanya 3
persen.
Hal tersebut juga dapat lebih terlihat pada
sepuluh rangking teratas bencana alam ditinjau dari banyaknya korban meninggal.
Tercatat lima besar masih diakibatkan oleh bencana gempa bumi. Kemudian ditinjau dari kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh bencana alam
pada kurun waktu 1980 sampai 2008, maka kebakaran dan gempa bumi menjadi
kontributor terbesar. Gempa bumi berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi
Indonesia sebesar US$ 8,96 miliar. Sementara bencana banjir mengakibatkan
kerugian ekonomi sebesar US$ 2,37 miliar.
Dirangkum dari beberapa sumber