PKS DKI JAKARTA TIDAK RAGU DAN TIDAK PANIK TENTUKAN CALON


Mencermati konstalasi politik yang berubah cepat jelang pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak bingung bahkan jauh – jauh hari PKS sudah menentukan calonnya.

Pada acara Rakornas PKS di Bandung bulan Februari, PKS telah menyatakan dengan sangat gamblang untuk mendukung Bang Sani (Triwisaksana) untuk maju dalam pilkada DKI Jakarta. Kemudian dilanjutkan dengan deklarasikan Bang Sani (Triwisaksana) sebagai Cagub DKI Jakarta di SportMall Kelapa Gading pada awal Maret.

Ribuan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membanjiri area Sportmall Kelapa Gading, Jakarta. Mereka antusias menghadiri acara deklarasi calon gubernur DKI Jakarta, Triwisaksana (Bang Sani). Deklarasi Triwisaksana atau Bang Sani disambut girang oleh para simpatisan partainya. Jumlah yang datang pun melebihi kuota. “Kita mengundang 5.000 orang, namun jumlah yang konfirmasi 8.000 orang,” ujar salah satu panitia. Acara tersebut dihadiri 16 jaringan massa PKS di Jakarta. Manyoritas kader yang datang memakai rompi hitam, dengan tulisan dibelakang, ‘Tim Pemilukada Jakarta DKI 1, Bang Sani, Abang Kita’.

Diusungnya Bang Sani untuk maju di Pemilu Kepala Daerah Jakarta, Juli mendatang merupakan keputusan final. Namun PKS saat ini masih menggodok siapa pendamping Wakil Ketua DPRD DKI tersebut. Disinggung soal bakal diduetkannya Fauzi Bowo sebagai cagub dengan Bang Sani menjadi pendampingnya, Selamat enggan berkomentar. “Sampai saat ini belum jelas, masih digodok,” ujarnya. Kendatipun upaya membangun komunikasi dengan kubu incumbent (Fauzi Bowo) terus berjalan secara intensif. Namun mengantisipasi kondisi yang tidak menentu, PKS juga menyiapkan langkah - langkah alternatif.
PKS adalah partai pertama yang mengumumkan calonnya sebelum partai – partai lain, baru setelah PKS mengusung calonnya kemudian Golkar mengumumkan pencalonan Alex Nurdin – Nono, sementara Demokrat dan PDIP sama sekali belum menetapkan siapa calonnya.

Sejauh mana kesiapan PKS dalam memutuskan sikap politik di waktu yang tersisa jelang pendaftaran pasangan calon yang sudah semakin dekat? PKS selalu siap menghadapi kondisi apapun. "Waktu 10 hari cukup bagi kami. Pekan depan akan kami deklarasikan siapa calon yang kami usung. Kami bisa bekerja Last Minute," kata Luthfi,(Presiden PKS) sebelum membuka Rakornas PKS di Empire Palace, Surabaya.

Di sisi lain, Partai Demokrat hingga kini masih belum jelas akan mengusung siapa? Partai berlambang bintang biru itu belum bisa memastikan figur yang akan diusung, di internal Demokrat juga masih sarat dengan tarik menarik keinginan. Sebagian besar kader menghendaki Nachrowi Ramli sebagai cagub. Sementara sebagian petinggi partai lain menghendaki figur Fauzi Bowo. Fauzi Bowo hingga saat ini belum mendapat tiket secara resmi dari Partai Demokrat (PD). Partai terbesar dalam jumlah kursi di legislatif DKI itu masih alot memutuskan apakah mendukung Fauzi Bowo atau Nachrowi Ramli. Bahkan kabarnya telah terjadi perpecahan, di elite partai berlambang mercy tersebut hampir pasti mendukung Fauzi Bowo, namun di DPD, DPC, dan akar rumput solid mendukung Nachrowi. Bahkan, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekjen Eddie Baskoro mengisaratkan mendukung Nachrowi.

Lain halnya dengan Partai Gerindra, yang mempunyai 5 kursi di DPRD DKI Jakarta, tampaknya menghadapi kebingungan yang luar biasa mendekati detik-detik pendaftaran calon gubernur (cagub) DKI yang akan berlangsung 13 Maret mendatang. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada cagub yang benar-benar ‘satu hati’ dengan partai berlambang kepala garuda tersebut. Baru satu pekan, Gerindra DKI yang dikomandoi M Taufik mengubah biduk dukungan partainya ke tiga cagub berbeda. Pertama, tidak akan mendukung Fauzi Bowo. Lalu satu hari kemudian, berubah mendukung Nono Sampono dengan mendorong adiknya, Sanusi, sebagai cawagubnya. Baru hari berganti, Nono Sampono tiba-tiba memutuskan menjadi cawagub Alex Nurdin dan mendeklarasikan diri di Hotel Sultan. Tidak mau kehilangan muka, buru-buru digelar konferensi pers di kantor Gerindra DKI di kawasan Benhil, Jakarta Pusat. Dengan tanpa sungkan, M Taufik mengubah haluan politiknya dan menyatakan dukungan ke Fauzi Bowo. Dan bukan hanya itu, dukungan tersebut pun ternyata belum jelas juga, karena masih menunggu keputusan dari DPP Gerindra.

Kemudian ada PAN DKI Jakarta yang mana sepertinya akan mendukung Foke. Ketua DPD PAN Andi Anshar mengakui ada kemungkinan partainya untuk bergabung mendukung incumbent. Menurut dia, saat ini Dewan pihaknya masih dalam tahap musyawarah untuk menentukan calon mana yang akan diusung dalam Pemilukada. Padahal sebelumnya dikabarkan PAN bakal mengusung Wanda Hamidah sebagai cagub, tapi ternyata belakangan justru akan mengusung Fauzi Bowo sebagai DKI 1. Wakil Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Sugiyanto mengatakan, hampir 99 persen kader PAN di Jakarta mendukung Fauzi Bowo untuk maju kembali sebagai Gubernur.

Terakhir ada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sepertinya akan berfikir ulang kembali untuk benar-benar mendukung pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono dalam pertarungan Pilkada DKI, Juli mendatang. Hal ini, terkait gagalnya tokoh PPP, H Lulung menjadi calon orang nomor dua di Ibukota. Padahal sebelumnya, peluang H Lulung mendampingi jago Golkar, Alex Noerdin terbuka lebar. Mantan Sekjen PPP, Irgan Chaerul Mahfiz mengungkap, rencananya PPP akan berhitung ulang, untuk memberikan dukungan kepada pasangan Alex-Nono atau tidak. Irgan yang kini menjabat sebagai salah satu Ketua DPP PPP ini kemudian berujar, ini hal yang realistis yaitu berfikir ulang akan dilakukan partainya. "Ya, tentunya dibicarakan kembali diinternal PPP, apakah tetap mengusung Alex atau berpindah ke calon gubernur yang lain. Ini tentu dikarenakan bukan H Lulung yang menjadi cawagubnya," tegas Irgan.

Jadi pernyataan yang menyebutkan PKS ragu dalam menentukan calonnya adalah salah besar dan merupakan opini yang menyesatkan. PKS adalah partai pertama yang mengumumkan calonnya sebelum partai – partai lain.