PKS DIDZALIMI PADA PROSES PILKADA DKI


PKS sebenarnya telah menjalin komunikasi dengan Foke sudah lama, bukan hanya menjelang pilkada 2012 ini saja. Foke sebenarnya akan dipasangakan dengan Bang Sani untuk Pilkada DKI. PKS sejak lebih dari setahun yang lalu terus berkomunikasi intensif dengan Fauzi Bowo. Proses komunikasi politik PKS dengan Foke untuk pilgub DKI sudah hampir final dan mantap mengusung duet Fauzi-Sani. Sehingga PKS optimis bisa mengusung duet Fauzi Bowo (Foke)-Triwisaksana atau Foke-Sani di pilkada DKI.

Namun kemudian ada manuver dari orang di belakang Foke yang membuat semuanya berantakan. Ada parpol yang mau menggagalkannya, tiba-tiba komunikasi yang dijalin dengan Foke pun terputus. Kandidat calon gubernur yang akan dipasangkan dengan kandidat calon wakil gubernur Triwisaksana pun dikabarkan ragu untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq menjelaskan ada partai lain yang ingin menjegal langkah politik PKS. Ia tidak menyebutkan partai mana dan bagaimana cara partai tersebut menjegal PKS. Partai tersebut, katanya, tidak senang dengan PKS. "Tangan kuat ini membuat calon yang akan digandeng PKS sedang berpikir ulang."

Sampai detik – detik terakhir PKS masih memegang kuat komitmen atau kesepakatan yang telah dibuat, tidak pernah ada niatan PKS untuk mengingkari atau mengkhianati kesepakatan yang telah dibuat. Sampai kemudian Foke memilih Adang Ruchiatna tetapi kemudian gagal deklarasi dan akhirnya Foke pun memilih Nachrwoi Ramli dengan restu SBY tentunya.

PKS pun ditinggalkan begitu saja dengan menyisakan kesepakatan – kesepakatan yang telah dibuat bersama sebelumnya. Bukan hanya PKS Jakarta saja yang merasa dikhianati tetapi PKS seluruh Indonesia pun merasakan hal yang sama. Sehingga pada detik – detik terakhir Majelis Syura PKS melalui musyawarah (syura) mufakat akhirnya menemukan chemistry antara DR. Hidayat Nur Wahid dengan Prof. Didik J Rachbini untuk maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta.

“Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil".
“ Wa makaru wa makarullah, Wallahu khoirul maakiriin”