CALON GUBERNUR DKI DARI KEPALA DAERAH YANG MASIH AKTIF, KEKAYAANNYA MASIH LEBIH TINGGI
Berdasarkan laporan harta kekayaan negara (LHKPN) yang diakses di KPK, harta Fauzi Bowo alias Foke mengungguli empat calon lain yang juga melaporkan LHKPN mereka.
Foke tercatat melaporkan harta kekayaannya pada 31 Mei 2007 dan 26 Juli 2010. Pada 2007, total harta Foke mencapai Rp 33 miliar dan 150.000 dollar Amerika Serikat. Kemudian pada 2010, harta calon gubernur (cagub) yang mendapat dukungan Partai Demokrat ini mencapai Rp 46,93 miliar dan 200.000 dollar Amerika Serikat.
Setelah Foke, menyusul Joko Widodo yang memiliki total harta Rp 18 miliar dan 9.483 dollar Amerika Serikat per 28 Februari 2010. Harta kekayaan Joko Widodo alias Jokowi yang masih menjabat Wali Kota Solo, Jawa Tengah, itu meningkat dibandingkan tahun 2008. Pada 2008, harta Jokowi yang dilaporkan ke KPK senilai Rp 14 miliar ditambah 4.437 dollar Amerika Serikat.
Kemudian, menyusul Alex Noerdin dengan total harta Rp 10,6 miliar per 1 September 2006. Alex yang masih menjabat Gubernur Sumatera Selatan itu tidak tercatat melaporkan hartanya lagi selain 2006. Karena berhenti di 2006 kita tidak mengetahui besaran kenaikan harta kekayaannya, tetapi tentunya akan lebih besar lagi dari angka pada tahun 2006.
Dari tiga calon di atas terlihat pejabat yang masih menjabat Kepala Daerah aktif cenderung lebih besar kekayaannya. Foke masih menjadi Gubernur Jakarta, Jokowi masih menjabat Walikota Solo, kemudian Alex adalah Gubernur Sumatera selatan saat ini.
Di urutan keempat ada Hidayat Nur Wahid dengan total harta senilai Rp 6 miliar ditambah 10.706 dollar Amerika Serikat yang dilaporkan pada Desember 2009. Harta Hidayat, anggota Komisi I DPR, itu meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan pada Desember 2006. Saat itu, kekayaan Hidayat hanya Rp 455 juta ditambah 5.000 dollar Amerika Serikat. Komentar salah seorang warga Jakarta mengatakan hal ini sangat mungkin terjadi dan sah – sah saja karena diperoleh dengan cara yang halal tentunya. Selain itu mungkin juga karena istri Hidayat yang seorang dokter dan juga direktur rumah sakit.
Terakhir, calon independen Hendardji Soepandji. Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat itu tercatat melaporkan hartanya pada 25 November 2007 dan 31 Oktober 2008. Total harta Hendardji pada 2007 mencapai Rp 4,945 miliar dan pada 2008 meningkat menjadi Rp 5,036 miliar.
Calon lainnya, Faisal Basri, tidak memiliki catatan LHKPN di KPK karena yang bersangkutan bukan pejabat atau penyelenggara negara sehingga tidak wajib melapor.