Pemahaman Kesehatan Masyarakat Pancoran Masih Kurang


Kendati angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, kini nol, tapi pemahaman sebagian masyarakat khususnya kaum ibu akan pentingnya pengetahuan tentang kesehatan secara keseluruhan masih kurang. Camat Pancoran, Hambali, bertekad mempertahankan AKI melahirkan tersebut sekaligus berupaya membangun kaum perempuan semakin berkualitas sesuai motto Gerakan Sayang Ibu (GSI). "Kami berharap dengan partisipasi masyarakat khususnya kaum ibu se-Kecamatan Pancoran yang didukung tenaga pelaksana, sarana dan prasarana GSI di 6 kelurahan, kelak AKI melahirkan nol tetap dapat dipertahankan," kata Camat Pancoran, dalam lomba GSI tingkat Kodya Jaksel yang digarap Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Sugeng Irianto, Selasa (19/8).

Tahun ini, Kec. Pancoran diwakili Satuan Tugas (Satgas) GSI Sakura di RW 01 Kel. Cikoko. Upaya ini tidaklah mudah, karena diketahui regenerasi kader GSI di Kec. Pancoran cukup sulit. Di samping masih kurangnya pemahaman kesehatan oleh kaum ibu berkaitan kesehatan ibu hamil (bumil), ibu bersalin, ibu nifas dan kesehatan ibu pada umumnya. Terlebih lagi, AKI karena kehamilan dan persalinan di Indonesia cukup tinggi begitu pula tingkat kesadaran pemeliharaan Bumil hingga kini masih kurang.

Wilayah Kecamatan Pancoran memiliki 8 puskesmas, 2 rumah bersalin (RB), 1 RB puskesmas, 8 klinik KB dan 127 Posyandu. Adapun jumlah bumil hingga Juni 2008 ada 3.004 orang, ibu bersalin 1.160 orang, jumlah kematian bayi dan balita 2 orang, tapi kematian untuk kelahiran ibu melahirkan nihil. Kegiatan GSI mencakup pembinaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dengan sasaran calon pengantin, wanita usia subur, pasangan usia subur, Bumil, Bulin, Ibu nifas dan ibu menyusui. Dilengkapi penyuluhan oleh bidan swasta dengan kerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Pancoran, penyuluhan kepada Bumil hingga KB.

Diambil dari harian POS KOTA Selasa 19 Agustus 2008, Jam: 18:48:00