OSTEOPOROSIS
Tulang adalah kerangka bangunan tubuh kita, akan sangat membahayakan jika tulang kita menjadi rapuh. Tak jarang kita lihat orang yang tangannya dibalut, dipasang gips, atau digendong. Lalu ada yang harus menggunakan tongkat atau kursi roda untuk berjalan, akibat mengalami fraktur.
Sebanyak 40 persen wanita kulit putih usia 50 atau lebih akan mengalami retak tulang panggul, pergelangan tangan atau tulang bagian lainnya karena penipisan tulang yang akan terjadi sampai di titik tertentu dalam hidup mereka. Penelitian ini disampaikan Dr. Joan M. Neuner dan rekan dari Medical College of Wisconsin yang tertuang dalam Journal of the American Geriatric Society. Mereka menemukan keretakan tulang panggul pada lebih dari separuh penderitanya tak akan pulih secara total, sementara dua pulluh lima persen diantaranya terpaksa menghabiskan hari tuanya di rumah panti jompo karena ketakberdayan mereka.
Jika sudah mengalami keropos dan patah tulang maka kita tak bisa lagi bebas bergerak dan selalu butuh bantuan orang lain untuk melakukan berbagai hal. Padahal kondisi serupa ini membuat orang mudah dilanda stres bahkan depresi, sehingga kualitas hidup makin menurun.
Kepadatan tulang mengenal masa puncak, yaitu sampai awal-awal usia 30 tahun, melewati usia tersebut kepadatan tulang bakal berkurang. Semakin tua usia anda, risiko terhadap osteoporosis semakin tinggi karena tulang anda semakin melemah seiring dengan usia. Kurang dari seperlima dari wanita usia antara 65 hingga 74 menderita osteoporosis, dan lebih dari separuh wanita usia diatas 85 akan mengidap penyakit perapuhan tulang.
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia tenggara memiliki risiko terbesar. Faktor risiko lain osteoporosis meliputi berat badan rendah, riwayat fraktur dan riwayat osteoporosis keluarga dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan hilangnya tulang.
Tes Kepadatan Tulang
Preventive Services Task Force (Satuan Layanan Pencegahan Penyakit) di Amerika Serikat, mengajurkan agar kaum wanita berusia 65 tahun atau lebih diminta melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) dan memberikan tunjangan bagi tes densitas dua tahun sekali bagi wanita usia pasca menopause. Kenyataannya suangguh ironi, kondisi saat ini semakin tua usia seseorang mereka justru semakin jarang (sedikit) yang melakukan tes densitas tulang.
Dulu osteoporosis baru dapat dideteksi setelah terjadi patah tulang, saat ini tidak lagi osteoporosis dapat dideteksi sedini mungkin. Tes kepadatan mineral tulang merupakan langkah deteksi dini terbaik untuk menentukan seberapa sehat tulang Anda. Tes ini dapat mengidentifikasi osteoporosis, menentukan risiko fraktur (tulang patah), juga mengukur respon tubuh Anda terhadap terapi untuk osteoporosis. Tes tulang yang disebut DXA (dual-energy X-ray absorptiometry) dapat mengukur kepadatan tulang Anda sampai di bagian tulang belakang dan pinggul. Prosedur pemeriksaan ini cukup sederhana dan tidak menyakitkan, seperti bila Anda menjalani pemeriksaan sinar X. Untuk tes kepadatan tulang tidak diperlukan persiapan apa pun.
Hasil tes kepadatan massa tulang dilaporkan dalam dua nilai: Nilai T dan Nilai Z. Nilai T adalah kepadatan massa tulang dibandingkan dengan nilai normal pada dewasa sehat. Nilai T merupakan unit angka (standar deviasi) dimana kepadatan massa tulang di atas atau di bawah nilai standar.
Arti Nilai T
Di atas -1
Kepadatan massa tulang normal.
Antara -1 dan -2.5
Nilai menunjukkan tanda osteopenia, kondisi dimana kepadatan massa tulang di bawah normal dan dapat berakibat pada osteoporosis.
Di bawah -2.5
Kepadatan massa tulang mengindikasikan osteoporosis
Nilai Z adalah angka standar deviasi di atas atau di bawah normal untuk usia anda, jenis kelamin, berat dan etnis atau asal ras
Kiat Mudah Mencegah Osteoporosis
Sebetulnya ada beragam cara bisa dilakukan untuk mencegah penyakit osteoporosis. Dr. Handi membagi kiat yang ia sebut jembatan keledai untuk menangkis datangnya osteoporosis. Kiat yang cukup mudah ini terdiri dari:
C-calcium D-vitamin D E-exercise (latihan olah raga)F-prevent fall (menghindari jatuh)G-gain weight (gravity) – menjaga berat badan ideal S-stop merokok, alkohol, kopi. Konsumsi kalsium dengan dosis tepat setiap hari sangat penting, guna menjaga kepadatan tulang. Tentu harus dibarengi asupan vitamin D, agar penyerapan kalsium berlangsung optimal. Konsumsi kalsium dengan dosis 600 mg bersamaan dengan vitamin D 400 IU per hari merupakan kombinasi tepat untuk mencegah keropos tulang. Olahraga yang terbebani oleh berat badan, seperti jalan kaki atau jogging, sangat baik untuk tulang kita. Agar terasa manfaatnya bagi tulang, dianjurkan berolahraga jalan kaki 4-5 kali seminggu, dan setiap kali menempuh jarak setidaknya 5 km. Latihan beban sebanyak dua kali seminggu juga sangat baik karena bisa mengurangi risiko patah tulang, bahkan pada perempuan yang sudah menopause. Untuk bisa melakukan latihan beban secara benar, sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu kepada dokter ahli. Berhati-hati dalam melakukan segala bentuk aktivitas akan membantu mencegah agar Anda tidak sampai jatuh. Kondisi lingkungan seperti penerangan yang memadai, lantai tidak licin, mengenakan alas kaki yang tidak menyebabkan Anda mudah terpeleset, juga harus diperhatikan. Selanjutnya, bobot badan harus diupayakan selalu ideal. Ingat bahwa tubuh yang kurus berisiko tinggi terkena osteoporosis. Namun, tubuh yang kegemukan juga tidak baik karena berpeluang mengalami penyakit-penyakit lain. Karena itu, jaga berat badan yang normal, dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Yang terakhir adalah menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol, atau minum kopi. Semua kebiasaan buruk tersebut sangat merugikan tulang. Jadi kembalilah ke pola hidup sehat, agar tulang tetap kuat.
(dirangkum dari berbagai sumber oleh Tim Kesehatan DPC PKS Pancoran)
Alhamdulillah PKS DPRa Pancoran sudah sukses menyelenggarakan acara tes pemeriksaan kepadatan tulang ini, dan insyaAllah kamis besok giliran DPRa kalibata khususnya Korwe 05 akan menyelenggarakan acara yang sama.
Sebanyak 40 persen wanita kulit putih usia 50 atau lebih akan mengalami retak tulang panggul, pergelangan tangan atau tulang bagian lainnya karena penipisan tulang yang akan terjadi sampai di titik tertentu dalam hidup mereka. Penelitian ini disampaikan Dr. Joan M. Neuner dan rekan dari Medical College of Wisconsin yang tertuang dalam Journal of the American Geriatric Society. Mereka menemukan keretakan tulang panggul pada lebih dari separuh penderitanya tak akan pulih secara total, sementara dua pulluh lima persen diantaranya terpaksa menghabiskan hari tuanya di rumah panti jompo karena ketakberdayan mereka.
Jika sudah mengalami keropos dan patah tulang maka kita tak bisa lagi bebas bergerak dan selalu butuh bantuan orang lain untuk melakukan berbagai hal. Padahal kondisi serupa ini membuat orang mudah dilanda stres bahkan depresi, sehingga kualitas hidup makin menurun.
Kepadatan tulang mengenal masa puncak, yaitu sampai awal-awal usia 30 tahun, melewati usia tersebut kepadatan tulang bakal berkurang. Semakin tua usia anda, risiko terhadap osteoporosis semakin tinggi karena tulang anda semakin melemah seiring dengan usia. Kurang dari seperlima dari wanita usia antara 65 hingga 74 menderita osteoporosis, dan lebih dari separuh wanita usia diatas 85 akan mengidap penyakit perapuhan tulang.
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia tenggara memiliki risiko terbesar. Faktor risiko lain osteoporosis meliputi berat badan rendah, riwayat fraktur dan riwayat osteoporosis keluarga dan mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan hilangnya tulang.
Tes Kepadatan Tulang
Preventive Services Task Force (Satuan Layanan Pencegahan Penyakit) di Amerika Serikat, mengajurkan agar kaum wanita berusia 65 tahun atau lebih diminta melakukan tes densitas tulang (kepadatan tulang) dan memberikan tunjangan bagi tes densitas dua tahun sekali bagi wanita usia pasca menopause. Kenyataannya suangguh ironi, kondisi saat ini semakin tua usia seseorang mereka justru semakin jarang (sedikit) yang melakukan tes densitas tulang.
Dulu osteoporosis baru dapat dideteksi setelah terjadi patah tulang, saat ini tidak lagi osteoporosis dapat dideteksi sedini mungkin. Tes kepadatan mineral tulang merupakan langkah deteksi dini terbaik untuk menentukan seberapa sehat tulang Anda. Tes ini dapat mengidentifikasi osteoporosis, menentukan risiko fraktur (tulang patah), juga mengukur respon tubuh Anda terhadap terapi untuk osteoporosis. Tes tulang yang disebut DXA (dual-energy X-ray absorptiometry) dapat mengukur kepadatan tulang Anda sampai di bagian tulang belakang dan pinggul. Prosedur pemeriksaan ini cukup sederhana dan tidak menyakitkan, seperti bila Anda menjalani pemeriksaan sinar X. Untuk tes kepadatan tulang tidak diperlukan persiapan apa pun.
Hasil tes kepadatan massa tulang dilaporkan dalam dua nilai: Nilai T dan Nilai Z. Nilai T adalah kepadatan massa tulang dibandingkan dengan nilai normal pada dewasa sehat. Nilai T merupakan unit angka (standar deviasi) dimana kepadatan massa tulang di atas atau di bawah nilai standar.
Arti Nilai T
Di atas -1
Kepadatan massa tulang normal.
Antara -1 dan -2.5
Nilai menunjukkan tanda osteopenia, kondisi dimana kepadatan massa tulang di bawah normal dan dapat berakibat pada osteoporosis.
Di bawah -2.5
Kepadatan massa tulang mengindikasikan osteoporosis
Nilai Z adalah angka standar deviasi di atas atau di bawah normal untuk usia anda, jenis kelamin, berat dan etnis atau asal ras
Kiat Mudah Mencegah Osteoporosis
Sebetulnya ada beragam cara bisa dilakukan untuk mencegah penyakit osteoporosis. Dr. Handi membagi kiat yang ia sebut jembatan keledai untuk menangkis datangnya osteoporosis. Kiat yang cukup mudah ini terdiri dari:
C-calcium D-vitamin D E-exercise (latihan olah raga)F-prevent fall (menghindari jatuh)G-gain weight (gravity) – menjaga berat badan ideal S-stop merokok, alkohol, kopi. Konsumsi kalsium dengan dosis tepat setiap hari sangat penting, guna menjaga kepadatan tulang. Tentu harus dibarengi asupan vitamin D, agar penyerapan kalsium berlangsung optimal. Konsumsi kalsium dengan dosis 600 mg bersamaan dengan vitamin D 400 IU per hari merupakan kombinasi tepat untuk mencegah keropos tulang. Olahraga yang terbebani oleh berat badan, seperti jalan kaki atau jogging, sangat baik untuk tulang kita. Agar terasa manfaatnya bagi tulang, dianjurkan berolahraga jalan kaki 4-5 kali seminggu, dan setiap kali menempuh jarak setidaknya 5 km. Latihan beban sebanyak dua kali seminggu juga sangat baik karena bisa mengurangi risiko patah tulang, bahkan pada perempuan yang sudah menopause. Untuk bisa melakukan latihan beban secara benar, sebaiknya dikonsultasikan lebih dahulu kepada dokter ahli. Berhati-hati dalam melakukan segala bentuk aktivitas akan membantu mencegah agar Anda tidak sampai jatuh. Kondisi lingkungan seperti penerangan yang memadai, lantai tidak licin, mengenakan alas kaki yang tidak menyebabkan Anda mudah terpeleset, juga harus diperhatikan. Selanjutnya, bobot badan harus diupayakan selalu ideal. Ingat bahwa tubuh yang kurus berisiko tinggi terkena osteoporosis. Namun, tubuh yang kegemukan juga tidak baik karena berpeluang mengalami penyakit-penyakit lain. Karena itu, jaga berat badan yang normal, dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Yang terakhir adalah menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol, atau minum kopi. Semua kebiasaan buruk tersebut sangat merugikan tulang. Jadi kembalilah ke pola hidup sehat, agar tulang tetap kuat.
(dirangkum dari berbagai sumber oleh Tim Kesehatan DPC PKS Pancoran)
Alhamdulillah PKS DPRa Pancoran sudah sukses menyelenggarakan acara tes pemeriksaan kepadatan tulang ini, dan insyaAllah kamis besok giliran DPRa kalibata khususnya Korwe 05 akan menyelenggarakan acara yang sama.