Tadarus Ramai-Ramai Bikin Para Ibu Kangen
Tadarus bareng di masjid saat Ramadhan menjadi momen yang bisa mengakrabkan antara seseorang dengan teman-temannya. Momentum ini tentu tidak akan di lewatkan oleh semua orang untuk berkumpul sekalian beribadah serta memperbaiki diri. Selain kenikmatan berkumpul dengan teman – teman, masih banyak lagi kenikmatan yang kita rasakan saat melakukan tadarus bersama ini.
Tidak heran memang, saat berlangsung bulan berkah dan bulan yang memiliki beribu kebaikan ini adalah saat yang pas dan tepat untuk melakukan kegiatan positif bagi siapapun yang berstatus muslim. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan di masjid – masjid serta mushola - mushola yang ada di lingkungan masyarakat, diantaranya adalah tadarus.
Tadarusan adalah hal yang memang rutin dilaksanakan oleh para ibu – ibu Cikoko, hanya saja tadarusan ibu – ibu ini dilaksanakan pada siang hari. Setiap kali Ramadhan tiba, suasana siang di Cikoko yang biasanya sunyi berubah menjadi ramai dengan kegiatan tadarusan al-Qur`an ibu - ibu. Setiap hari pesertanya terus bertambah dan bertambah, terakhir tercatat ada 61 orang ibu – ibu yang ikut. Dengan demikian salah kaprah jika di Ramadhan yang diagendakan itu hanya sebatas buka puasa di mana, makan di mana, belanja di mana? Atau nonton hiburan apa untuk menunggu waktu sampai berbuka puasa. Semestinya diagendakan setiap hari itu justru hari ini surat apa dan ayat berapa yang harus dibaca, dikaji, dan dihafal? Hari ini, esok, dan selanjutnya ikut tadarus Al-Qur`an di masjid mana, dengan bimbingan ustadz siapa? Itu yang selayaknya menjadi agenda utama di setiap Ramadlan. Inilah saatnya kita men-charger iman kita kembali dengan bacaan tadarus Al Qur’an agar kedepannya kita lebih siap dan tawakal dalam menghadapi sesuatu.
Jika dilihat dari makna kebahasaannya, menurut Ibn Manzhur, tadarus itu arti asalnya ‘menghapus’. Digunakannya istilah ini pada al-Qur`an mengisyaratkan bahwa amaliah tadarus itu harus sampai ‘menghapus’ tulisan al-Qur`an dan memindahkannya ke dalam hafalan. Hal yang sama dikemukakan oleh ‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani. Beliau menjelaskan bahwa makna tadarus itu adalah “keterhapusan sesuatu sehingga yang tersisa bekasnya”. Ketika dikenakan pada Al-Qur`an artinya tadarus adalah menghafal. Karena menghafal harus dengan banyak membaca, maka banyak membaca itu pun disebut dars/tadarus. Orang jawa sering menyebutnya dengan istilah nderes.
Orang yang melakukan tadarus Al-Quran diibaratkan layaknya limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Alquran bagai suatu hidangan yang tak pernah membosankan, semakin sering dinikmati dan dibaca maka di situlah bertambah nikmatnya, karena Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi orang yang rajin melakukan tadarus Al-Quran saat Ramadhan.
Tidak heran memang, saat berlangsung bulan berkah dan bulan yang memiliki beribu kebaikan ini adalah saat yang pas dan tepat untuk melakukan kegiatan positif bagi siapapun yang berstatus muslim. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan di masjid – masjid serta mushola - mushola yang ada di lingkungan masyarakat, diantaranya adalah tadarus.
Tadarusan adalah hal yang memang rutin dilaksanakan oleh para ibu – ibu Cikoko, hanya saja tadarusan ibu – ibu ini dilaksanakan pada siang hari. Setiap kali Ramadhan tiba, suasana siang di Cikoko yang biasanya sunyi berubah menjadi ramai dengan kegiatan tadarusan al-Qur`an ibu - ibu. Setiap hari pesertanya terus bertambah dan bertambah, terakhir tercatat ada 61 orang ibu – ibu yang ikut. Dengan demikian salah kaprah jika di Ramadhan yang diagendakan itu hanya sebatas buka puasa di mana, makan di mana, belanja di mana? Atau nonton hiburan apa untuk menunggu waktu sampai berbuka puasa. Semestinya diagendakan setiap hari itu justru hari ini surat apa dan ayat berapa yang harus dibaca, dikaji, dan dihafal? Hari ini, esok, dan selanjutnya ikut tadarus Al-Qur`an di masjid mana, dengan bimbingan ustadz siapa? Itu yang selayaknya menjadi agenda utama di setiap Ramadlan. Inilah saatnya kita men-charger iman kita kembali dengan bacaan tadarus Al Qur’an agar kedepannya kita lebih siap dan tawakal dalam menghadapi sesuatu.
Jika dilihat dari makna kebahasaannya, menurut Ibn Manzhur, tadarus itu arti asalnya ‘menghapus’. Digunakannya istilah ini pada al-Qur`an mengisyaratkan bahwa amaliah tadarus itu harus sampai ‘menghapus’ tulisan al-Qur`an dan memindahkannya ke dalam hafalan. Hal yang sama dikemukakan oleh ‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani. Beliau menjelaskan bahwa makna tadarus itu adalah “keterhapusan sesuatu sehingga yang tersisa bekasnya”. Ketika dikenakan pada Al-Qur`an artinya tadarus adalah menghafal. Karena menghafal harus dengan banyak membaca, maka banyak membaca itu pun disebut dars/tadarus. Orang jawa sering menyebutnya dengan istilah nderes.
Orang yang melakukan tadarus Al-Quran diibaratkan layaknya limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Alquran bagai suatu hidangan yang tak pernah membosankan, semakin sering dinikmati dan dibaca maka di situlah bertambah nikmatnya, karena Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi orang yang rajin melakukan tadarus Al-Quran saat Ramadhan.
Terlepas dari berapa kali peserta tadarus dapat mengkhatamkan Al Quran, lebih dari itu esensi yang paling penting adalah bagaimana kemudian membiasakan kembali membaca dan mempelajari Al Qur’an, walaupun di luar Bulan Suci Ramadhan.