RKI Tularkan Virus Tsumami Kanzashi pada Masyarakat
Dengan sentuhan kreativitas, barang-barang yang biasa itu bisa disulap menjadi barang yang sangat indah dan bernilai seni. Hal itulah yang coba ditularkan kepada ibu-ibu warga Pancoran oleh tim Rumah Keluarga Indonesia (RKI) kecamatan Pancoran.
Siang (31/05) itu, materi yang diberikan adalah pembuatan bunga hias dengan bahan utama pita, atau bahasa kerennya adalah tsumami kanzashi. Tsumami kanzashi adalah seni teknik melipat kain menjadi bentuk bunga. Kanzashi awalnya adalah hiasan atau aksesoris rambut yang dipakai dalam tatanan rambut tradisional Jepang. Namun seiring berkembangnya jaman, seni kerajinan tangan melipat kain tsumami kanzashi tidak hanya dipakai untuk membuat aksesoris rambut. Tapi teknik tsumami juga dipakai untuk membuat bunga untuk dijadikan bros, kalung, anting, gantungan kunci dan banyak hiasan lainnya. Membuat bunga dengan teknik tsumami kanzashi bisa menggunakan bahan dari kain, pita, atau flanel (felt).
Jika sudah jadi, bunga hiasan tersebut biasa dipasang di baju, jilbab atau apapun, insyaAllah akan didapatkan tampilan yang cukup cantik serta berkesan elegan dengan aneka warna-warni. Selain berbahan baku mudah, alat-alat yang digunakan sangat murah, proses pembuatannya juga tidak memakan waktu lama. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan para ibu-ibu rumah tangga bisa menerapkannya di rumah.
Pelatihan kreativitas tsumami kanzashi ini, dimaksudkan selain untuk menciptakan dan meningkatkan keterampilan bagi masyarakat, juga dimaksudkan untuk meningkatkan kreatifitas dan pengkayaan ide, menciptakan sumber ekonomi baru, serta meningkatan produktifitas usaha mikro yang tangguh dan mandiri. Dengan di selenggarakannya pelatihan kreativitas untuk masyarakat, ini merupakan tanda keseriusan PKS lewat RKI dalam ikut meningkatkan kesejahteraan kaum wanita. Apalagi struktur penduduk kita didominasi kaum perempuan, sehingga kaum perempuan harus mampu memanfaatkan potensinya untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya masing-masing. Menurut hasil kajian dari perserikatan bangsa-bangsa, bahwa terjadinya diskriminasi terhadap kaum perempuan, salah satunya karena faktor ekonomi. Semakin rendah tingkat ekonomi, semakin tinggi peluang terjadinya diskriminasi terhadap kaum perempuan.
RKI Pancoran berharap, agar dengan pelatihan semacam ini nantinya akan mampu mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan khususnya di kecamatan Pancoran dengan memanfaatkan peluang yang ada dan memanfaatkan potensi di sekitarnya. RKI Pancoran juga berharap, agar ilmu yang di dapat hendaknya digetok-tularkan kepada ibu-ibu yang lain dan dicoba untuk membuat kreasi baru yang lebih bernilai ekonomis. Semoga ibu-ibu dapat meraih sukses dengan hasil karyanya dan bisa eksis di masyarakat.