Warga : Ternyata Orang PKS Bisa Juga Baca Rawi
Jumat (27/02), warga RW05 Kalibata Pulo mengadakan Tahlilan
di salah satu rumah. Di sana hadir dua orang kader PKS yang memang sudah
menjadi tokoh, yaitu Pak Isnaini dan Pak
Lukman. Dua – duanya memang asli Betawi
dan masih kental dengan latar belakang NU nya. Sehingga saat diminta membacakan rawi, maka keduanya tidak sedikitpun
mengalami kesulitan. Beberapa warga ada
yang bergumam, “Ternyata orang PKS bisa juga ya … baca Rawi.” Rawi sesungguhnya adalah pembacaan riwayat
Nabi, tujuannya dengan sering membacanya maka diharapkan sosok dan figur
Rasulullah akan diketahui dan dipahami secara luas. Kalau secara terus menerus rawi
dibaca, diharapkan akan terlihat isi dan potret Rasulullah SAW.
Dalam PKS tidak ada larangan sama sekali untuk hal
ini. Setingkat ketua Majelis Syuro dan Presiden PKS juga ikut
tahlilan dan kadang dalam beberapa kesempatan beliau juga yang memimpin
tahlilan. Sehingga hal tersebut tidak perlu dipertentangkan, karena semua
merupakan bentuk ketaatan dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul.
Memang kadang di kalangan masyarakat masih sering timbul
persepsi yang kurang tepat. PKS sering dikaitkan dengan anti tahlil, anti
yasinan dan juga anti maulid. Namun sebenarnya ini masalah komunikasi saja
kepada masyarakat yang harus terus dibangun dan sering dijelaskan. Kuncinya
adalah bagaimana kita menjelaskan masalah tersebut secara baik. Tidak perlu ada
yang dipertentangkan, apalagi sampai menimbulkan konflik. Seperti yang
dikatakan oleh Presiden PKS saat mengunjungi makam Sunan Kalijaga di Demak,
“Tahlilan dan Ziarah juga merupakan bagian dari silaturahmi.”
Kita sebaiknya tidak terjebak dalam pertentangan yang bersifat khilafiah dan tidak substansial. Justru dengan menjadi kader PKS, yang Muhammadiyah menjadi kuat ke Muhammadiyah-annya, yang NU juga menjadi kuat ke NU-annya.
Perlu diketahui, kader - kader PKS tidak sedikit yang
terlibat aktif dalam acara - acara maulid yang diselenggarakan di lingkungannya.
Menurut Wakil Sekjen DPP PKS, Fahri Hamzah pihaknya sama sekali tidak
anti-maulid. Justru sebaliknya, PKS setiap tahunnya menyelenggarakan Maulid
Nabi di seluruh Indonesia. Setiap tahun, Maulid Nabi diselenggarakan
kader-kader PKS mengikuti tradisi masyarakat setempat.
Sahabat tentu masih ingat, dengan apa yang dilakukan oleh
Pak Hidayat Nur Wahid sewaktu istri dan juga saat ibundanya wafat, beliau
menggelar acara tahlil sampai tujuh harian di rumahnya. Sehingga insyaAllah PKS
akan terus ikut melestarikan tradisi-tradisi Islami yang sudah menjadi tradisi
yang baik di warga saat ini. Saatnya kita, umat Islam memperbesar persamaan
yang ada, dan menjadikan ukhuwah dan urusan umat adalah di atas segalanya.