Kader PKS Mulai Rutin Belajar Silat
Bidang
Kepanduan dan Olah Raga (BKO) PKS Pancoran saat ini mulai rutin menggelar
latihan seni beladiri silat Cingkrik. Kegiatan rutin ini bertempat di lapangan
tenis outdoor komplek Kalibata setiap malam jumat dan diikuti oleh kader –
kader PKS Pancoran yang laki – laki. Bang Aris dari BKO DPW Jakarta yang
langsung melatih silat Cingkrik untuk kader – kader PKS Pancoran.
Secara
ringkas, yang diajarkan pada para pemula adalah tahap dasar seperti kuda-kuda, teknik
tendangan, pukulan, tangkisan, elakan, tangkapan, maupun bantingan. Seorang
pesilat tahap awal harus menguasai 12 jurus dasar cingkrik goning. Gerakan
utama dalam silat Cingkrik ini yakni menggunakan satu kaki untuk melompat. Orang
Betawi menyebut gerakan ini dengan sebutan jejingkrikan
yang kemudian sering disingkat dengan nama jingkrik
atau cingkrik. Aliran
cingkrik pertama kali dikembangkan oleh Ainin bin Urim yang biasa dipanggil
Engkong Goning (1895-1975) di Rawa Belong, Kebon Jeruk dan Jembatan Dua yang
merupakan pejuang dari wilayah Kedoya.
Berlatih
beladiri bukan untuk menjadi sok jagoan. Masih
banyak orang yang beranggapan bahwa berlatih beladiri sama dengan berlatih
kekerasan. Karena disana diajarkan cara memukul, menendang, menyerang,
menghindar dan menangkis, yang merupakan gerakan-gerakan umum pada sebuah
perkelahian. Ada manfaat positif lain yang bisa kita dapatkan dengan berlatih
beladiri.
Sebuah
latihan akan memperkuat kemampuan kita, dan tanpa latihan, kita tidak akan
memiliki kemampuan. Siapapun kita, sudah pasti memerlukan sebuah latihan. Ada
sebuah kalimat dari Jendral Ahmad Yani yang sangat terkenal, “Lebih baik mandi
keringat dalam latihan daripada mandi darah dalam pertempuran.”