Proyek Posyandu Lansia, Hasil Kerja Sama PKS dan PKK
Pepatah mengatakan “Kasih
Orang Tua Sepanjang Jalan, Kasih Anak Sepanjang Galah” sangat tepat
menggambarkan kondisi para lansia di zaman yang dikenal modern saat ini.
Perhatian anak pada orang tua di usia senja semakin berkurang, apalagi
pemerintah. Nasib kalangan lanjut usia (lansia) di
Jakarta dari hari ke hari kian memprihatinkan, seiring dengan semakin rendahnya
kepedulian masyarakat dan pemerintah. Lantaran kealpaan pemerintah dan
masyarakat terhadap lansia, kini menghadirkan fenomena baru di tengah-tengah
masyarakat, yakni banyak di antara mereka yang hidup tak terurus, baik dari
sisi sosial maupun kesehatan.
Kita patut mempertanyakan pengaplikasian
Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1998 oleh pemerintah daerah itu seperti apa.
Sesuai bunyi UU, para lansia berhak mendapat kesejahteraan hidup, baik dari
kebutuhan kesehatan dan sosial maupun kesempatan berkarya (bekerja) dan
menikmati fasilitas umum. Untuk itu, tugas pemerintah tidak hanya sebatas
menyediakan tempat penampungan saja, seperti panti jompo, tetapi juga wajib
memberi pelayanan kesehatan maupun kebutuhan hidup lainnya yang lebih memadai
untuk para lansia.
Memang pengelolaan
lansia di Jakarta masih jauh ketinggalan dengan kota – kota di luar negeri. Di Amerika, mereka punya The National Family Caregiver Support Program.
Sebuah kebijakan nasional bantuan langsung bagi anggota keluarga yang
menjalankan perawatan kepada lansia di rumahnya. Sementara di Inggris ada retirement
community. Di Eropa ada program asuransi lansia yang
dikelola dengan profesional dan baik. Dengan program asuransi yang berjalan baik,
imbuhnya, lansia tidak hanya terpenuhi kebutuhan kesehatan dan sosial, juga
bisa leluasa menikmati masa hidup dengan bahagia. Dengan asuransi, para lansia juga
diharapkan bisa menghabiskan sisa usia mereka dengan memacu kualitas ibadah,
dan selalu mendekat kepada-Nya. Sudah semestinya, tugas di usia senja ialah mengukur
kualitas kesalehan diri serta meningkatkannya karena masa tua adalah waktu
menunggu ajal datang menjemput. Untuk itulah mengapa masa tua dianjurkan untuk
meningkatkan kualitas kesalehan sebagai bekal menuju kematian. Namun tidak
sedikit perkara-perkara kesalehan justru ditinggalkan pada usia senja demi
tuntutan kebutuhan hidup.
Mayoritas lansia mengaku kehidupan sosialnya saat ini tidak
sejalan dengan kebutuhan mereka. Mereka lebih nyaman apabila ada seseorang yang
mengajaknya berbicara membahas apapun. Akibatnya, banyak lansia mengalami
gangguan kesehatan dan mental. Dalam menanggapi hal ini, kader – kader PKS
ranting kelurahan Pengadegan bekerja sama dengan PKK RW02 Pengadegan membuat
proyek bersama bernama Posyandu Lansia. Kegiatan rutinnya adalah cek
kesehatan, konsultasi kesehatan, curhat
motivasi, serta bimbingan religi. Proyek kebaikan bersama ini dinamai "Posyandu Lansia Sedap Malam Lansia Sejahtera".
Pemerintah kadang kurang peduli
terhadap keberadaan para lansia, mungkin karena jijik melihat keadaan sosoknya.
Tapi mesti diakui pula bahwa itu adalah bagian dari tanggung jawab sosial
pemerintah terhadap realitas kehidupan sosial masyarakat negerinya. Pemerintah
mungkin bisa menyisir serta mendata mereka untuk kemudian ditempatkan pada
tempat yang lebih layak agar orang seperti itu hidup selayaknya manusia lain. Panti
jompo pun di Jakarta sepertinya tidak mendapat porsi perhatian lebih dari
pemerintah kecuali urusan-urusan elit serta perkara-perkara yang bernuansa
politis. Mungkin karena mental para pentinggi negeri ini bukanlah mental merakyat, tapi mental egois,
individualis, matrealis, politis, elitis, serta apatis terhadap perkara seperti
pembinaan orang-orang renta yang tidak memiliki status sosial itu.
Jumlah lansia terus meningkat
seiring naiknya harapan hidup. Sementara kebijakan lansia di Jakarta masih
minimalis. Lansia cenderung terabaikan dan tidak mendapat jaminan hari tua. Selama
ini, kebijakan pro lansia hanya alakadarnya. Lansia masih banyak disandarkan
pada program Jamkesmas, KJS maupun BPJS.