Ratusan Ustadzah Antusias Hadiri Maulid PKS
Minggu pagi(8/03) ratusan Ustadzah Majelis Taklim seKecamatan Pancoran menghadiri dan menyambut antusias acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Bidang Perempuan DPC PKS Pancoran, dari undangan panitia tercatat ada 220 Ustadzah.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan bagian tradisi umat Islam di Indonesia yang sudah mengakar selama ratusan tahun. PKS sebagai bagian dari komponen bangsa dan juga komponen umat, terus ikut melestarikan tradisi Maulid tersebut. Arus budaya asing, demam materialisme serta hedonisme barat dengan berbagai macam model variannya terus mengikis sedikit demi sedikit nilai dan tradisi luhur bangsa ini. Apabila tradisi yang luhur dan mulia seperti Maulid Nabi tidak dilestarikan, maka bisa jadi anak cucu kita di kelak kemudian hari tidak akan mengenal Nabi Muhammad SAW, tidak mengetahui sejarah perjuangan Nabi SAW atau dalam istilah jawa dikenal dengan istilah kepaten obor.
Sejak pukul 07.00 para Ustadzah seKecamatan Pancoran sudah berbondong-bondong mendatangi lokasi acara Maulid, yakni aula komplek DPR Kalibata. Jamaah tetap berdatangan meski pagi menjelang siang sat itu wilayah Pancoran dan sekitarnya diguyur hujan lebat.
Dari tempat maulid terdengar suara surat Yasin dan Sholawat Nabi dilantunkan, yang dalam maulid kali ini dibacakan oleh tim forsitma Pancoran dan Majelis Taklim Pengadegan. Pembacaan ayat suci Al Qur’an dilantunkan oleh Ustadzah Aliyah, ada juga tasmi Al Qur’an yang dilakukan oleh anak – anak murid Rumah Qur’an Tartila. Dua Ustadzah menajdi MC pada acara maulid kali ini, yakni Ustadzah Tuti dan Ustadzah Nubzah. Tema Maulid “Semangat Tauladan Rasulullah SAW Membentuk Keluarga Qur'ani,” disampaikan secara apik oleh tiga penceramah, yakni Ustadzah Nurbaiti, Ustadz Igo “Fatahillah” Ilham, serta Ustadz Ahmad Yani. Sebelumnya Ustadzah Maya sebagai ketua panitia menyampaikan sambutannya dihadapan ratusan ustadzah yang hadir.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan bagian tradisi umat Islam di Indonesia yang sudah mengakar selama ratusan tahun. PKS sebagai bagian dari komponen bangsa dan juga komponen umat, terus ikut melestarikan tradisi Maulid tersebut. Arus budaya asing, demam materialisme serta hedonisme barat dengan berbagai macam model variannya terus mengikis sedikit demi sedikit nilai dan tradisi luhur bangsa ini. Apabila tradisi yang luhur dan mulia seperti Maulid Nabi tidak dilestarikan, maka bisa jadi anak cucu kita di kelak kemudian hari tidak akan mengenal Nabi Muhammad SAW, tidak mengetahui sejarah perjuangan Nabi SAW atau dalam istilah jawa dikenal dengan istilah kepaten obor.
Sejak pukul 07.00 para Ustadzah seKecamatan Pancoran sudah berbondong-bondong mendatangi lokasi acara Maulid, yakni aula komplek DPR Kalibata. Jamaah tetap berdatangan meski pagi menjelang siang sat itu wilayah Pancoran dan sekitarnya diguyur hujan lebat.
Dari tempat maulid terdengar suara surat Yasin dan Sholawat Nabi dilantunkan, yang dalam maulid kali ini dibacakan oleh tim forsitma Pancoran dan Majelis Taklim Pengadegan. Pembacaan ayat suci Al Qur’an dilantunkan oleh Ustadzah Aliyah, ada juga tasmi Al Qur’an yang dilakukan oleh anak – anak murid Rumah Qur’an Tartila. Dua Ustadzah menajdi MC pada acara maulid kali ini, yakni Ustadzah Tuti dan Ustadzah Nubzah. Tema Maulid “Semangat Tauladan Rasulullah SAW Membentuk Keluarga Qur'ani,” disampaikan secara apik oleh tiga penceramah, yakni Ustadzah Nurbaiti, Ustadz Igo “Fatahillah” Ilham, serta Ustadz Ahmad Yani. Sebelumnya Ustadzah Maya sebagai ketua panitia menyampaikan sambutannya dihadapan ratusan ustadzah yang hadir.
Perayaan kelahiran Rasulullah bisa dijadikan momentun untuk evaluasi diri. Makna kelahiran Nabi adalah spirit perubahan dan perbaikan akhlak. Dalam perjalanan hidup Rasulullah, ada banyak momen perubahan, bahkan sejak hati Nabi dibersihkan oleh malaikat, datangnya wahyu Iqra', hijrah ke Yastrib, hingga kejayaan Islam; semuanya mengandung pesan perubahan.
Peringatan Maulid Nabi ini harus mampu memberi pencerahan kepada masyarakat, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi momen untuk kembali mengingatkan sesama untuk terus menauladani Rasulullah SAW. Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, oleh karena itu, kita harus menauladani Rasulullah dalam segala hal. Maulid Nabi Muhammad SAW juga merupakan ekspresi rasa syukur dan ucapan terima kasih, maka secara tidak langsung dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini kita diajari dan diajak untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya. Acara kemudian ditutup tepat pukul 11.30, didahului dengan doa yang disampaikan oleh Ustadzah Nuraini.
Peringatan Maulid Nabi ini harus mampu memberi pencerahan kepada masyarakat, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi momen untuk kembali mengingatkan sesama untuk terus menauladani Rasulullah SAW. Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, oleh karena itu, kita harus menauladani Rasulullah dalam segala hal. Maulid Nabi Muhammad SAW juga merupakan ekspresi rasa syukur dan ucapan terima kasih, maka secara tidak langsung dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini kita diajari dan diajak untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dan Rasul-Nya. Acara kemudian ditutup tepat pukul 11.30, didahului dengan doa yang disampaikan oleh Ustadzah Nuraini.