Kader PKS Belajar Mendeteksi Boraks Pada Makanan
Kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan akan mendorong mereka untuk memilih makanan yang aman dan sehat (halal dan thoyib) untuk dikonsumsi, namun kenyataannya tidak gampang membedakan makanan yang aman dan yang tidak. Kepedulian masyarakat akan makanan aman dan sehat masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya pangan yang tidak aman masih dapat beredar luas. Pertumbuhan kesadaran masyarakat akan makanan yang aman dan sehat harus terus ditingkatkan, halal sudah harus menjadi gaya hidup. Hal ini karena umat Islam diperintahkan untuk memakan makanan yang halal dan thoyib.
Saat ini penyakit kanker sulit dibendung, salah satu penyebabnya adalah dari faktor makanan tidak aman dan tidak sehat (tidak halal dan tidak thoyib). Makanan yang thoyib itu, tidak hanya harus bergizi tetapi juga harus aman. Makanan harus aman dari cemaran fisik, semaran biologi, serta cemaran kimia. Ada bahan – bahan yang tidak boleh ada di dalam makanan, contohnya formalin, boraks yang biasanya ditemukan pada mie basah, bakso, maupun ikan basah.
Bagaimana cara menguji apakah sebuah makanan itu, mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak? pada Sabtu (14/03) kader – kader Pos WK DPC Pancoran mengadakan Training for Trainer (TfT) tentang keamanan makanan yang disampaikan langsung oleh seorang praktisi keamanan makanan, Ibu Diah Sulis. Salah satu teknik yang diajarkan pada acara tersebut adalah cara mengetahui ada boraks atau tidak di sebuah makanan. Caranya cukup mudah, yakni menggunakan tusuk gigi yang direndam pada air kunyit hingga berwarna kuning dan dikeringkan dahulu. Kemudian tusuk bakso atau makanan yang akan diuji dengan tusuk gigi tersebut dan diamkan beberapa saat, kemudian cabut tusuk gigi tersebut. Jika tusuk gigi tersebut berubah menjadi berwarna merah, berarti makanan tersebut mengandung boraks.
Selain diajarkan cara mengetahui ada boraks atau tidak, kader – kader PKS juga diperkenalkan dengan jenis – jenis makanan yang mengandung bahan berbahaya. Bahan – bahan tersebut dipajang dalam sebuah pigura. Contohnya adalah kerupuk yang ada pada gulali yang mengandung pewarna tekstil rhodamin B, begitu juga dengan lanting yang biasa untuk oleh oleh, ada lagi kerupuk warna merah yang biasanya dimakan bersama laksa, asinan betawi ternyata itu juga mengandung pewarna tekstil, kemudian ada juga kerupuk gendar yang mengandung bleng/boraks sebagai pengenyal dalam pembuatannya. Pemateri juga menyarankan kepada kader – kader PKS, agar belanjaannya aman, hendaknya menghindari membeli produk curah. Belilah produk – produk yang sudah ada dalam kemasan, dimana tertera label, nomor registrasi, nama produk, nomor pendaftaran, nama dan alamat produsen, nomor produk, tanggal kadaluarsa serta logo halalnya.
Setelah acara TfT ini, para koordinator Pos WK, akan mengadakan kegiatan serupa di DPRa (ranting) nya masing – masing. Sehingga harapannya kesadaran akan keamanan makanan bisa tersampaikan dan tersadarkan lebih luas lagi. Sehingga masyarakat dapat terhindar dari berbagai macam penyakit – penyakit berbahaya, seperti kanker.