PKS Nggak Niat Keluar dari Koalisi, PKS tetap Koalisi dengan SBY
Presiden PKS: Kami Nggak Niat Keluar dari Koalisi
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, pihaknya tidak merasa terpinggirkan dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Parpol Koalisi.
’’Jadi, kami tidak ada niat untuk keluar dari koalisi gara-gara peran Partai Demokrat dan Partai Golkar lebih dominan dalam Setgab,’’ ujarnya kepada Rakyat Mer deka, di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya Sekjen PKS Anis Matta menyatakan bahwa partainya bermaksud untuk meninjau ulang koalisi. Bahkan mengancam mau berkoalisi dengan PDIP.
Luthfi Hasan Ishaaq selanjut nya mengatakan, sepanjang platform dan kontrak koalisi berjalan sesuai kesepakatan, tentu pihaknya tetap menjaga kesetiakawanan.
’’Jadi, kami tetap komitmen dalam koalisi hingga 2014. Sebab, kami tidak pernah merasa ter pinggirkan,’’ katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Masa sih nggak merasa terpinggirkan?
PKS tidak pernah merasa ter pinggirkan, sangat bisa memahami apa yang terjadi. Kami juga tidak punya keinginan apa-apa, kami cukup bisa memahami tat kala Presiden SBY sebagai Ketua Koalisi menunjuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai ketua harian, dan menunjuk salah satu menterinya menjadi sekretarisnya.
Masalahnya adalah pembahasan isu-isu strategis hanya Partai Demokrat dan Golkar?
Itu kan mekanisme yang dibangun antara Ketua Harian dengan Pimpinan Koalisi. Jadi, kita sebagai anggota koalisi tidak terlibat dalam membangun pola komunikasi itu. Kita hanya anggota yang diberitahu, dikasih kabar.
Komunikasi seperti ini kan mengabaikan parpol lainnya?
Kami tidak pernah merasa termunafikan. Kami tetap merasa ba wa PKS adalah mitra koalisi. Inikan hanya pola manajemen dalam forum komunikasi antar koalisi saja. Hanya mekanisme yang dibangun dalam Setgab saja, jadi tidak serta merta dimaknai memutuskan atau menjauhkan PKS. Jadi, itu hanya pola manajemen yang membuat komunikasi yang memang dijembatani oleh Ketua Harian. Kita anggota hanya diberitahu saja.
Itu pula yang membuat PKS dan parpol lainnya mengancam keluar dari koalisi?
PKS tidak pernah berniat ke luar dari koalisi. Ucapan seperti itu hanya sikap pribadi, bukan suara PKS.
PKS tetap konsisten di Setgab Parpol Koalisi hingga 2014?
Ya. Kita kan mitra koalisi dan kita sudah menunjukkan bahwa komitmen kita pada koalisi sudah digariskan dalam tema-tema apa saja kita harus bekerja sama. Kontrak politik dan platform koa lisi kita kan sudah jelas, sehingga kita tidak akan keluar dari koalisi. Sepanjang platform dan kontrak koalisi berjalan sesuai kesepakatan, ya kita akan tetap menjaga kesetiakawanan. Kalau soal pola komunikasi itu hanya upaya untuk membangun dan meningkatkan efektifitas koalisi.
Jadi, ancaman keluar dari Setgab itu nggak ada ya?
Menurut saya tidak meng an cam, tapi hanya menyatakan bahwa mungkin berpotensi untuk munculnya aspirasi ke arah sana. Itu yang saya pahami bahwa kalau komunikasi tidak bagus, berpotensi memunculkan ketidakpuasan di anggota koalisi.
Apa PKS masih intens diajak berkomunikasi dalam Setgab?
Kita memang sering diajak berkomunikasi dan sering diundang dalam Setgab. Tapi inikan Setgab masih baru, belum satu tahun. Secara prinsip kesepakatan-kesepakatan, model dan pola kerja sama di Setgab bagus, tapi di tataran im plementasi masih banyak catatan-catatan yang harus di benahi. Lagipula yang punya otoritas berkomunikasi dengan pimpinan koalisi kan hanya pimpinan harian saja. Selain pimpinan harian, itu tidak ada space untuk ko munikasi dengan pimpinan koalisi, jadi ya menunggu saja apa yang dilon tarkan oleh pimpinan harian saja.
Menurut Anda apa problem di Setgab?
Sama seperti PPP, PKS juga mengungkapkan bahwa sesungguhnya prinsip komunikasi yang disepakati bersama para pimpinan partai, termasuk dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu bagus, tetapi dalam tataran implementasi jarang sekali terjalin ko munikasi yang dalam dan intensif.
Pertama, mungkin problem itu dikarenakan kurang komunikasi. Kedua, masalah-masalah pendalaman tema-tema politik yang sedang berkembang. Ketiga, definisi yang harus kita sepaham dalam koalisi itu seringkali beda-beda. Apalagi ada kesepahaman bahwa substansi yang harus kita bersepakat itu adalah pada tema-tema skala strategis yang berskala nasional. Tetapi Selain itu kita boleh berbeda. Itu konsensusnya. Tapi dalam mendefinisikannya ini yang seringkali berbeda-beda. Kemudian tema yang harus di sepakati itu tataran pembahasannya di para pimpinan partai. Dan tema itu tidak pernah dibicarakan secara tajam di kalangan para pimpinan.
Makanya ke depan Setgab harus bagaimana?
Ke depan mestinya ada perte muan yang efektif, terschedule, waktu itu kita sudah sampaikan. Jadi, jangan hanya menumpuk isu yang sedang ada di lapangan tapi juga meng-create isu untuk menata tema-tema strategis yang berskala nasional. Itu tiap tahunnya harus ada. Jadi tidak hanya bereaksi pada isu lapangan dan mendadak saja dan seringkali per temuan-pertemuan itu mendadak-mendadak saja.
Soal koalisi dengan PDIP?
Koalisi kerja sama dengan PDIP itu di tingkat kabupaten/kota, propinsi sebagian sudah berjalan. Yaitu komunikasi strategis dalam arti di tempat-tempat yang tidak berbenturan dengan komit men koalisi kami dengan Partai Demokrat.
Bagaimana dengan kemungkinan koalisi di tingkat nasional?
Koalisi dengan PDIP itu tema nya isu per isu. Kasus per kasus. Inti nya, kadang beriringan dalam beberapa isu, tapi ada juga bersebrangan. Tema-tema yang kita beriringan dan bersepakat ya kita kerja sama dan melakukan komunikasi intensif. Jadi, koalisinya belum permanen.
Kalau koalisi 2014 ?
Masih jauh kalau 2014. Sekarang masih 2010, he-he-he.
Apa pernah berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri?
Kami para pimpinan belum pernah berinteraksi langsung dengan ibu Mega. Kami berinteraksi itu hanya di tataran fraksi, tataran antar anggota dewan yang biasa kita bertemu dengan PDIP. Kalau sampai pada level pimpinan masih belum.
PKS Tegaskan Hanya Berkoalisi dengan SBY
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan kembali komitmennya berkoalisi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga akhir jabatan, 2014 mendatang. Soal gonjang-ganjing di sekretariat gabungan (Setgab) partai koalisi, PKS menganggap Setgab hanya media untuk berkomunikasi, bukan tujuan koalisi.
Hal tersebut disampaikan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq saat berbicang dengan okezone melalui sambungan telepon, tadi malam.
Luthfi mengingatkan kembali bahwa sejak awal PKS memiliki kontrak yang sudah disepakati pihaknya dengan SBY dan sejauh ini tidak ada satu pun kendala sehingga PKS perlu mengevaluasi koalisi ini.
“Sampai saat ini tidak ada masalah dengan kontrak itu. Hingga saat ini tidak satu pun dari isi kontrak politik yang perlu dievaluasi. Kami masih akan mengusung beliau (SBY) sampai akhir jabatan,” tegas Luthfi.
Menurut dia, yang harus dievaluasi adalah pola komunikasi di internal Setgab yang dinilai masih berantakan. Pola komunikasi yang ada cenderung tidak mengakomodir kepentingan partai-partai menengah koalisi.
“Substansinya adalah pola komunikasi yang perlu dievaluasi. Jadi bukan terus menerus seperti ini,” sambungnya.
Sebelumnya, politisi senior PKS Mahfudz Siddiq melempar usulan penggalangan kekuatan partai tengah di Setgab untuk menandingi Partai Demokrat dan Partai Golkar.
“Kalau Setgab didominasi kepentingan dua partai, Golkar dan Demokrat, maka partai tengah sebaiknya berkonsolidasi mengimbangi Demokrat dan Golkar,” katanya, 21 Desember lalu.
Dia mencontohkan dalam kasus Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pola komunikasi superior, kata dia, ditampilkan Golkar ketika Ketua Umum Aburizal Bakrie mengatakan Setgab akan mengusahakan kesamaan pandangan dengan usulan pemerintah mengenai draf RUUK DIY.
“Macam-macam pola penyeragaman yang dibuat, soal ambang batas parlemen dan paling aktual mengenai RUUK Yogyakarta. Sepertinya sikap dua partai yakni Demokrat dan Golkar mengenai klausul pemilihan Gubernur dipaksakan menjadi sikap bersama partai di Setgab, padahal tidak demikian,” ucapnya.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, pihaknya tidak merasa terpinggirkan dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) Parpol Koalisi.
’’Jadi, kami tidak ada niat untuk keluar dari koalisi gara-gara peran Partai Demokrat dan Partai Golkar lebih dominan dalam Setgab,’’ ujarnya kepada Rakyat Mer deka, di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya Sekjen PKS Anis Matta menyatakan bahwa partainya bermaksud untuk meninjau ulang koalisi. Bahkan mengancam mau berkoalisi dengan PDIP.
Luthfi Hasan Ishaaq selanjut nya mengatakan, sepanjang platform dan kontrak koalisi berjalan sesuai kesepakatan, tentu pihaknya tetap menjaga kesetiakawanan.
’’Jadi, kami tetap komitmen dalam koalisi hingga 2014. Sebab, kami tidak pernah merasa ter pinggirkan,’’ katanya.
Berikut kutipan selengkapnya:
Masa sih nggak merasa terpinggirkan?
PKS tidak pernah merasa ter pinggirkan, sangat bisa memahami apa yang terjadi. Kami juga tidak punya keinginan apa-apa, kami cukup bisa memahami tat kala Presiden SBY sebagai Ketua Koalisi menunjuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebagai ketua harian, dan menunjuk salah satu menterinya menjadi sekretarisnya.
Masalahnya adalah pembahasan isu-isu strategis hanya Partai Demokrat dan Golkar?
Itu kan mekanisme yang dibangun antara Ketua Harian dengan Pimpinan Koalisi. Jadi, kita sebagai anggota koalisi tidak terlibat dalam membangun pola komunikasi itu. Kita hanya anggota yang diberitahu, dikasih kabar.
Komunikasi seperti ini kan mengabaikan parpol lainnya?
Kami tidak pernah merasa termunafikan. Kami tetap merasa ba wa PKS adalah mitra koalisi. Inikan hanya pola manajemen dalam forum komunikasi antar koalisi saja. Hanya mekanisme yang dibangun dalam Setgab saja, jadi tidak serta merta dimaknai memutuskan atau menjauhkan PKS. Jadi, itu hanya pola manajemen yang membuat komunikasi yang memang dijembatani oleh Ketua Harian. Kita anggota hanya diberitahu saja.
Itu pula yang membuat PKS dan parpol lainnya mengancam keluar dari koalisi?
PKS tidak pernah berniat ke luar dari koalisi. Ucapan seperti itu hanya sikap pribadi, bukan suara PKS.
PKS tetap konsisten di Setgab Parpol Koalisi hingga 2014?
Ya. Kita kan mitra koalisi dan kita sudah menunjukkan bahwa komitmen kita pada koalisi sudah digariskan dalam tema-tema apa saja kita harus bekerja sama. Kontrak politik dan platform koa lisi kita kan sudah jelas, sehingga kita tidak akan keluar dari koalisi. Sepanjang platform dan kontrak koalisi berjalan sesuai kesepakatan, ya kita akan tetap menjaga kesetiakawanan. Kalau soal pola komunikasi itu hanya upaya untuk membangun dan meningkatkan efektifitas koalisi.
Jadi, ancaman keluar dari Setgab itu nggak ada ya?
Menurut saya tidak meng an cam, tapi hanya menyatakan bahwa mungkin berpotensi untuk munculnya aspirasi ke arah sana. Itu yang saya pahami bahwa kalau komunikasi tidak bagus, berpotensi memunculkan ketidakpuasan di anggota koalisi.
Apa PKS masih intens diajak berkomunikasi dalam Setgab?
Kita memang sering diajak berkomunikasi dan sering diundang dalam Setgab. Tapi inikan Setgab masih baru, belum satu tahun. Secara prinsip kesepakatan-kesepakatan, model dan pola kerja sama di Setgab bagus, tapi di tataran im plementasi masih banyak catatan-catatan yang harus di benahi. Lagipula yang punya otoritas berkomunikasi dengan pimpinan koalisi kan hanya pimpinan harian saja. Selain pimpinan harian, itu tidak ada space untuk ko munikasi dengan pimpinan koalisi, jadi ya menunggu saja apa yang dilon tarkan oleh pimpinan harian saja.
Menurut Anda apa problem di Setgab?
Sama seperti PPP, PKS juga mengungkapkan bahwa sesungguhnya prinsip komunikasi yang disepakati bersama para pimpinan partai, termasuk dengan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu bagus, tetapi dalam tataran implementasi jarang sekali terjalin ko munikasi yang dalam dan intensif.
Pertama, mungkin problem itu dikarenakan kurang komunikasi. Kedua, masalah-masalah pendalaman tema-tema politik yang sedang berkembang. Ketiga, definisi yang harus kita sepaham dalam koalisi itu seringkali beda-beda. Apalagi ada kesepahaman bahwa substansi yang harus kita bersepakat itu adalah pada tema-tema skala strategis yang berskala nasional. Tetapi Selain itu kita boleh berbeda. Itu konsensusnya. Tapi dalam mendefinisikannya ini yang seringkali berbeda-beda. Kemudian tema yang harus di sepakati itu tataran pembahasannya di para pimpinan partai. Dan tema itu tidak pernah dibicarakan secara tajam di kalangan para pimpinan.
Makanya ke depan Setgab harus bagaimana?
Ke depan mestinya ada perte muan yang efektif, terschedule, waktu itu kita sudah sampaikan. Jadi, jangan hanya menumpuk isu yang sedang ada di lapangan tapi juga meng-create isu untuk menata tema-tema strategis yang berskala nasional. Itu tiap tahunnya harus ada. Jadi tidak hanya bereaksi pada isu lapangan dan mendadak saja dan seringkali per temuan-pertemuan itu mendadak-mendadak saja.
Soal koalisi dengan PDIP?
Koalisi kerja sama dengan PDIP itu di tingkat kabupaten/kota, propinsi sebagian sudah berjalan. Yaitu komunikasi strategis dalam arti di tempat-tempat yang tidak berbenturan dengan komit men koalisi kami dengan Partai Demokrat.
Bagaimana dengan kemungkinan koalisi di tingkat nasional?
Koalisi dengan PDIP itu tema nya isu per isu. Kasus per kasus. Inti nya, kadang beriringan dalam beberapa isu, tapi ada juga bersebrangan. Tema-tema yang kita beriringan dan bersepakat ya kita kerja sama dan melakukan komunikasi intensif. Jadi, koalisinya belum permanen.
Kalau koalisi 2014 ?
Masih jauh kalau 2014. Sekarang masih 2010, he-he-he.
Apa pernah berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri?
Kami para pimpinan belum pernah berinteraksi langsung dengan ibu Mega. Kami berinteraksi itu hanya di tataran fraksi, tataran antar anggota dewan yang biasa kita bertemu dengan PDIP. Kalau sampai pada level pimpinan masih belum.
PKS Tegaskan Hanya Berkoalisi dengan SBY
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan kembali komitmennya berkoalisi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga akhir jabatan, 2014 mendatang. Soal gonjang-ganjing di sekretariat gabungan (Setgab) partai koalisi, PKS menganggap Setgab hanya media untuk berkomunikasi, bukan tujuan koalisi.
Hal tersebut disampaikan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq saat berbicang dengan okezone melalui sambungan telepon, tadi malam.
Luthfi mengingatkan kembali bahwa sejak awal PKS memiliki kontrak yang sudah disepakati pihaknya dengan SBY dan sejauh ini tidak ada satu pun kendala sehingga PKS perlu mengevaluasi koalisi ini.
“Sampai saat ini tidak ada masalah dengan kontrak itu. Hingga saat ini tidak satu pun dari isi kontrak politik yang perlu dievaluasi. Kami masih akan mengusung beliau (SBY) sampai akhir jabatan,” tegas Luthfi.
Menurut dia, yang harus dievaluasi adalah pola komunikasi di internal Setgab yang dinilai masih berantakan. Pola komunikasi yang ada cenderung tidak mengakomodir kepentingan partai-partai menengah koalisi.
“Substansinya adalah pola komunikasi yang perlu dievaluasi. Jadi bukan terus menerus seperti ini,” sambungnya.
Sebelumnya, politisi senior PKS Mahfudz Siddiq melempar usulan penggalangan kekuatan partai tengah di Setgab untuk menandingi Partai Demokrat dan Partai Golkar.
“Kalau Setgab didominasi kepentingan dua partai, Golkar dan Demokrat, maka partai tengah sebaiknya berkonsolidasi mengimbangi Demokrat dan Golkar,” katanya, 21 Desember lalu.
Dia mencontohkan dalam kasus Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pola komunikasi superior, kata dia, ditampilkan Golkar ketika Ketua Umum Aburizal Bakrie mengatakan Setgab akan mengusahakan kesamaan pandangan dengan usulan pemerintah mengenai draf RUUK DIY.
“Macam-macam pola penyeragaman yang dibuat, soal ambang batas parlemen dan paling aktual mengenai RUUK Yogyakarta. Sepertinya sikap dua partai yakni Demokrat dan Golkar mengenai klausul pemilihan Gubernur dipaksakan menjadi sikap bersama partai di Setgab, padahal tidak demikian,” ucapnya.