PKK Kec Pancoran, Mengoptimalkan Program

Prestasi yang diraih Tim Penggerak PKK Kecamnatan Pancoran bukan hanya lewat Bina Keluarga Balita Pendidikan Anak Usia Dini ( BKB-PAUD), tetapi juga melalui berbagai kegiatan lain. Antara lain, Kelurahan Rawajati yang pernah tampil sebagai juara nasional lomba pola hidup bersih dan sehat (PHBS), Kelompok UP2K Roemah Blatjoe dan AJS-Art sebagai juara tingkat Preovinsi DKI Jakarta dan tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Obsesi Ketua TP PKK Kecamatan Pancoran, Ibu Devi Indriani Asril bukan hanya BKB PAUD yang mampu tampil sebagai juara nasional mewakili Provinsi DKI Jakarta, tetapi juga kegiatan lainnya. Baik kegiatan yang menjadi program unggulan Kelompok Kerja (Pokja) I,II,III,IV dan Pokja V. Walau ia baru menjadi Ketua TP PKK Kecamatan Pancoran setahun delapan bulan, tetapi ia melihat PKK Kecamatan Pancoran cukup banyak punya potensi yang terdapat di enam kelurahan.

“ Di Kelurahan Rawajati misalnya. Jika tahun lalu tampil sebagai juara nasional lomba PHBS, insya Allah unggulan Pokja II nya juga mampu meraih gelar juara nasional. Melalui pendidikan formal, non-formal dan, atau informal. Pendidikan sebagai upaya menunjang program pemerintah dalam memberikan pendidikan gratis kepada keluarga kurang mampu dan di bawah binaan Tim Penggerak PKK. Pendidikan ini disinergikan dengan pemberdayaan keluarga, sehingga popular dengan sebutan BKB PAUD ( Bina Keluarga Balita Pendidikan Anak Usia Dini),” tuturnya.

Ibu Devi mengemukakan, upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan pendidikan,khususnya pendidikan anak usia dini yang disinergikan dengan pemberdayaan keluarga melalui jalur non formal di bawah binaan Tim Penggerak PPK Provinsi DKI Jakarta telah berkembang cukup menggembirakan. Ini bisa dilihat dari besarnya daya tampung, tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana yang tersedia.

Jumlah lembaga yang memberikan pelayanan PAUD memang masih jauh lebih rendah dibandingkan jumlah anak usia 0-6 tahun yang perlu dilayani. Dari minimal 7-8 RW setiap kelurahan, belum semuanya ada BKB PAUD. Kendala utama yang dihadapi adalah, selain sulitnya memperoleh lahan (lokasi) untuk kegiatan belajar mengajar, juga terbatasnya Kader PKK yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar di BKB PAUD yang berada di bawah naungan Kelompok Kerja (Pokja ) II Tim Penggerak PKK tersebut.

“ Dengan terbatasnya sarana dan prasarana, termasuk pendidik, jelas berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) para calon generasi penerus pembangunan bangsa itu. Padahal, seharusnya pengembangan pendidikan anak usia dini dilakukan dengan pendidikan lebih sistemik. Dan, untuk menuju ke arah sana, diperlukan dukungan kebijakan dan investasi dari pemerintah. Terutama dukungan dalam menyediakan akses layanan BKB PAUD,” ujarnya.

Koordinatif
Untuk memenuhi obsesinya itu, Ibu Devi tak segan-segannya turun ke lapangan, koordinasi dengan Dewan Penyantun, Pengurus PKK tingkat Kelurahan sampai tingkat RT/RW untuk mensosialisasikan 10 Program Pokok PKK beserta lima program unggulannya. Selain pendekatan, juga pembinaan dilakukan secara intensif. Cara paling efektif yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kualitas kader secara intensif di wilayah Kecamatan Pancoran.

Kiprahnya sebagai pengurus PKK dan pegawai negeri sipil (PNS) memang menuntut tanggung jawab besar. Dan, Ibu Devi menyadari sepenuhnya. Karena itu, agar kegiatan PKK di wilayah binaannya berjalan secara konsisten, ia melakukan koordinasi kerja dengan pengurus lainnya.

“ Saya harus pintar-pintar membagi waktu. Kapan saya harus menyelesaikan tugas sebagai pegawai negeri, kapan untuk organisasi. Sebagai ibu rumah tangga, tentu urusan rumah tangga pun menjadi prioritas. Kapan saya harus mendampingi suami untuk bersilaturahmi dengan masyarakat,” tambahnya.

Sebagai pengelola BKB PAUD terbaik dua tahun berturut-turut, Ibu Devi merasa bangga ketika menghadiri Peringatan Hari Ibu atas undangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini merupakan kenangan yang takkan terlupakan. Beliau mengaku, predikat sebagai pengelola terbaik, selain merupakan kebanggaan, sekaligus menjadi tantangan.

“ Menjadi tantangan, karena mempertahankan predikat itu jauh lebih berat dibanding meraihnya. Tetapi, keberhasilan itu berkat adanya kerjasama yang baik antara Pembina dengan para kader. Oleh karena itu, saya mengimbau kepada para Ibu Lurah agar lebih banyak turun ke lapangan untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat demi terwujudnya keluarga sejahtera, maju dan mandiri. Untuk tahun ini, Kelurahan Kalibata telah memiliki Taman Hatinya PKK yang berhasil tampil sebagai juara tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan. Insya Allah tahun depan berhasil menjadi juara tingkat Provinsi DKI Jakarta maupun tingkat nasional seperti Rawajati,”ujarnya.

Untuk lomba pola hidup bersih dan sehat (PHBS), Kecamatan Pancoran diwakili Kelurahan Cikoko. Namun hingga saat ini belum diketahui hasilnya. Khusus PHBS, kini sudah ada tiga RW unggulan. Konon, rival utamanya dari Jakarta Pusat.

Guna memenuhi obsesi itu, TP PKK Kecamatan Pancoran gencar melakukan kemnitraan dengan berbagai instansi terkait. Termasuk dengan pihak swasta. Guna memberikan pelayanan kesehatan dan kualitas gizi anak-anak balita, serta pelayanan kesehatan dan KB kepada ibu-ibu rumah tangga, sebanyak 134 Posyandu di Kecamatan Pancoran siap memberikan pelayanan setiap tanggal 27 melalui Gebyar Posyandu.

“ Posyandu terbanyak berada di wilayah Kelurahan Kalibataa. Karena kelurahan ini termasuk terpadat penduduknya. Untuk Kelompok UP2K, beberapa diantaranya sudah go internasional. Antara lain AJS Art, Roemah Blatjoe. Bahkan dalam Peringatan HUT RI Tahun ini, memperoleh pesanan dari Istana Merdeka untuk souvenir. Kami juga membuka pelatihan bagi anak-anak remaja putus sekolah untuk membuat kerajinan dari manik-manik dan bunga dari akrilik. Hasil kerajinan lainnya yang sudah go internasional adalah kerajinan dari pelepah pisang,” papar Ibu Devi.**(Riani Darmawanti)