Kejadian Kebakaran 2009 - 2010 di Wilayah Kecamatan Pancoran














Selama periode april 2008 sampai saat ini, alhamdulillah tidak terjadi banjir besar seperti pada tahun 2007. Sementara itu bencana kebakaran terjadi di beberapa tempat, wilayah Pengadegan terjadi dua kali kebakaran yaitu pada Januari 2009 serta Agustus 2010.

Sementara di kelurahan Pancoran terjadi kebakaran di kawasan pemulung di Pancoran Timur pada 14 Desember 2009. Kali kebakaran terjadi di tempat tinggal dan lapak-lapak pemulung di Jl Pancoran Buntu II, Rt 06/ Rw 2, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan. Kebakaran terjadi pukul 23.00-03.00 WIB dan tidak menyebabkan korban jiwa. Untuk memadamkan api setidaknya dibutuhkan 28 mobil pemadam kebakaran (damkar) Jakarta Selatan dan dibantu satu mobil damkar dari Dinas Damkar Provinsi DKI Jakarta dan mobil damkar Jakarta Timur. Secara keseluruhan ada sekitar 30 mobil damkar yang membantu.

Kebakaran juga terjadi di Wilayah Durentiga pada Januari 2010, tepatnya di jalan Minyak Mesran.

Pada Maret 2010 juga tercatat kebakaran juga menimpa rumah penduduk di RT 7 RW 6 Kelurahan Duren Tiga, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis 11 Maret 2010 siang. Sebanyak empat armada pemadam kebakaran diterjunkan ke lokasi kejadian.

Kemudian Kebakaran juga terjadi kawasan Kalibata Pulo pada 8 Oktober 2010, dimana yang terbakar adalah kantor Polsek Pancoran. Sumber api berasal dari ruang istirahat polsek, pada saat kebakaran terjadi, tidak ada satu pun petugas yang berada di ruangan itu. Orang yang pertama kali menyadari kebakaran adalah Budi Cahyono, kanit reskrim polsek Pancoran. Ia sedang berada di lantai dua ketika asap tebal mengepul dari salah satu ruang di lantai satu. Ia langsung menuju ke lantai satu mencari sumber asap. Pukul 19.15 petugas polsek langsung menghubungi dinas kebakaran Jakarta Selatan. Sebelumnya petugas piket sudah berusaha memadamkan api. Namun, usaha itu gagal. "Asap sudah memenuhi ruangan," kata Sitorus, petugas piket polsek Pancoran. Kejadian kebakaran membuat panik petugas yang berada di dalam Polsek. Dinas pemadam kebakaran langsung mengirim mobil pemadam kebakaran ke lokasi setelah mendapat laporan. Informasi dari Dinas kebakaran Jakarta Selatan mengatakan mereka mengirim 11 unit mobil untuk memadamkan api. Pukul 19.30 mereka sampai di lokasi. Tidak lama api sudah bisa dijinakkan. "Sekitar pukul 19.40 sudah padam," kata Sitorus. Penyebab kebakaran diduga berasal dari hubungan arus pendek. Menurut Sitorus, arus pendek kemungkinan terjadi karena tetesan air dari plafon mengenai instalasi listrik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Jumat, 15 Oktober 2010 kebakaran menimpa rumah milik seorang warga Durentiga di RT 01 / 011 Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Berkat cepatnya petugas pemadam tiba di lokasi yang menerjunkan empat mobil DPK, serta bantuan warga
sekitar, kebakaran cepat dipadamkan dan tidak menyambar ke tempat lain. Diduga api berasal dari korsleting listrik di plafon rumah.

Kemudian kebakaran juga terjadi di Pancoran Barat pada 16 Oktober 2010. Kali ini api menghanguskan puluhan rumah petak di kawasan padat penduduk kawasan Pancoran Barat, Jakarta Selatan. Si jago merah diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik di sebuah rumah warga. Meski tak ada korban jiwa, kerugian akibat ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Api pertama kali diketahui muncul dari lantai dua sebuah rumah warga. Terkena embusan angin, api membesar dan menjalar ke bangunan lain kurang dari satu jam. Selang satu jam lebih, 15 mobil pemadam kebakaran di lokasi berhasil memadamkan api.

Bahaya kebakaran memang akan menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta Selatan khususnya bagi warga yang tinggal di kawasan padat, disebabkan di wilayah seluas 143 hektar itu terdapat 139 titik rawan kebakaran yang tersebar di 10 kecamatan. Data Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Sudin Damkar dan PB) Jakarta Selatan menyebutkan, titik rawan kebakaran untuk Kecamatan Pancoran berada di Kelurahan Pancoran tiga RW, Pengadegan tiga RW, Cikoko tiga RW, serta Kelurahan Durentiga, Rawajati, dan Kelurahan Kalibata masing-masing satu RW.
Kepala Seksi Operasional Sudin Damkar dan PB Jakarta Selatan, Muchtar Zakaria, mengatakan, Kecamatan yang paling banyak titik rawan kebakaran berada di Kecamatan Tebet yang mencapai 21 titik, selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Kebayoranbaru yakni 16 titik. Untuk saat ini, kasus kebakaran penyebabnya masih didominasi karena korsleting listrik.