Jembatan Fly Over Ciliwung Kalibata Molor dari Targetnya yaitu November 2010






Pembangunan Jembatan Kalibata Ciliwung ditargetkan rampung November 2010 kemarin, tetapi samapi saat ini juga belum selesai. Kemungkinan besar tahun depan (2011) baru bisa selesai.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini memang sedang memprioritaskan pembangunan Jembatan Kalibata. Kepala Seksi Perencanaan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Ahmad Saipul mengatakan, kondisi Jembatan Kalibata yang lama selalu terendam banjir saat musim penghujan. Hal itu disebabkan, posisi jembatan yang lama berada dalam lintasan Sungai Ciliwung tepat di posisi cekungan. “Akibatnya pada musim hujan, Jembatan Kalibata yang lama selalu menjadi salah satu lokasi titik banjir terparah di ibu kota,” ujar Ahmad Saipul. Ia juga mengungkapkan, rangka baja penopang jembatan lama berada di bawah, sehingga saat terjadinya banjir, menjadi tempat tersangkutnya sampah-sampah yang dialiri sangai dan tersangkut di rangka baja itu. “Dalam kondisi ekstrim, pernah jembatan tersebut terendam banjir hingga mencapai tiga meter. Akibatnya, jembatan tidak dapat dilalui masyarakat,” kata Ahmad Saipul.

Melihat kondisi tersebut, Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta kemudian merencanakan pembangunan Jembatan Kalibata baru sebagai salah satu program unggulan. Rencana pembangunan tersebut sudah terlaksana sejak tahun 2009 dengan sistem anggaran multiyears (2009-2010). Total alokasi anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut sebesar Rp 65 miliar yang berasal dari APBD DKI Jakarta tahun 2009 sebesar Rp 24,4 miliar dan APBD DKI Jakarta 2010 sebesar Rp 40,6 miliar.


Ditargetkan, November tahun ini, jembatan baru tersebut sudah rampung dibangun dan bisa segera difungsikan. Setelah itu, jembatan lama dibawahnya akan dibongkar agar tidak ada lagi sampah-sampah yang tersangkut. Jembatan Kalibata yang baru dibangun di atas jembatanlama. “Supaya tidak terkena banjir lagi, jembatan yang baru dibuat cukup tinggi diatas jembatan lama. Jembatan yang baru bentuknya akan seperti flyover (jalan layang),” tuturnya. Jembatan dibangun dengan lebar 9 meter, terbagi dua jalur, masing-masing jalur mempunyai lebar 4,5 meter. Jembatan terbentang sepanjang 100 meter dengan kekuatan mampu menahan beban hingga 50 ton.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta, Sukri Bey mengungkapkan, dalam APBD 2010, telah dianggarkan Rp 596,6 miliar untuk pembangunan terminal bus, flyover, jalan layang non-tol, dan jembatan. Diantaranya, anggaran pembangunan Jembatan Kalibata sebesar Rp 40,6 miliar.

Akibatnya pembangunannnya yang juga tak kunjung usai, para pengendara pun harus menikmati kemacetan parah yang semakin lama lagi. Kemacetnya yang parah mengakibatkan waktu perjalanan bisa sampai dua kah lipat dibandingkan sebelum ada pembangunan fly over. Biasanya hanya butuh waktu 10 menit untuk melintasi jalur tersebut, tetapi sekarang bisa sampai 30 menit. Kemacetan yang terjadi tidak hanya pada saat jam kerja saja, melainkan terjadi hampir sepanjang waktu. Bahkan, kemacetan terjadi hingga malam hari.