Siapa Yang Jadi Presiden dan Pembantu Presiden Sangat Dipengaruhi oleh Adidaya Neoliberal
Sebenarnya siapa yang akan menjadi Presiden sudah pasti,
tentu saja itu kesimpulan dalam ranah teori karena manusia tidak boleh
mendahului ketentuan Allah. Bagaimana
orientasi ekonomi Indonesia ke depan juga sudah jelas. Bahkan Emha memberikan
model alur scenario tentang apa hubungan Pilpres kali ini dengan desain
kekuatan adidaya internasional dan sistem ekonomi global. Hingga siapa yang
terpilih menjadi presiden dan sispa – siapa pembantu Presiden sebenarnya sangat
dipengaruhi oleh kekuatan adidaya yang sangat sulit dilawan siapa pun. Termasuk
oleh presiden yang terpilih nanti.
“Saat ini,” kata Emha, “Uang di
supply dari luar untuk memastikan bahwa sistem ekonomi neoliberal semakin
sempurna di Indonesia.” Sistem Ekonomi Liberal atau sebagian orang menyebut
fundamentalisme pasar adalah sebuah system di mana ada kebebasan mutlak baik
bagi produsen maupun konsumen untuk berusaha dan tidak ada campur tangan
pemerintah untuk mempengaruhi mekanisme pasar. Jadi semua mekanisme pengaturan
harga diserahkan kepada pasar, tergantung pada mekanisme permintaan dan penawaran.
Sistem ekonomi ini berangkat dari teori Adam Smith.
Sementara, neoliberal adalah
istilah yang diberikan tumbuhnya kembali sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi
neoliberal mengutamakan sistem kapitalis perdagangan bebas, ekspansi pasar,
privatisasi atau penjualan BUMN kepada pihak swasta. Juga deregulasi atau
penghilangan peran pemerintah dalam perdagangan dan pengurangan peran negara
dalam layanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagianya.
Sistem ekonomi neoliberal bercita – cita menghilangkan peran pemerintah sama
sekali kecuali sebagai “regulator” atau pemberi “stimulus” (uang negara) untuk
menolong perusahaan swasta yang bangkrut.
Alat politik etisnya adalah lembaga –
lembaga donor internasional yang mendanai proyek – proyek berbagai LSM di
Indonesia.
Karakter neoliberalisme adalah
semua hal diukur dengan pasar, laku atau tidak laku. Bahkan, kiai dan ustadz
pun diukur dengan laku atau tidak laku. Ustadz yang dianggap besar adalah yang
laku dan menjadi idola melalui media massa. Sementara, kekasih Allah yang
tinggal di lerenga gunung, yang setiap hari senantiasa menangis karena melihat
manusia yang semakin hari semakin tamak dan bergegas menuju kehancuran, tidak
pernah diperhitungkan oleh siapapun. Alasannay sederhana : dia tidak masuk TV.
Lalu, apa akibat neoliberalisme
terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Pertama, warga negara Indonesia merasakan
biaya pendidikan dan kesehatan semakin mahal karena subsidi dicabut. Kedua ,
tidak ada perlindungan sama sekali terhadap para pedagang kecil. Pemerintah
membirakan pedagang kelontong kecil bertarung langsung head to head dengan
minimartket – minimarket milik perusahaaan
- perusahaan besar. Ketiga, keempat, kelima dan seterusnya bisa kamu
temukan dalam hari – harimu yang melelahkan.
Jika menerima belaka system ekonomi
model ini, itu ibarat membiarkan diri sendiri diperas dan dijadikan bulan –
bulanan oleh kekuatan adidaya ekonomi global. Pernah dengar kabar bahwa pemerintah sebuah
negara di Amerika Latin dijatuhkan atas sponsor sebuah perusahaan multinasional
karena sang presiden tidak mau kooperatif (tunduk) kepada kehendak kekuatan
ekonomi global?
Sementara untuk melawan juga
nyaris mustahil karena hampir seluruh pemerintahan di dunia kecuali beberapa
negara Amerika Latin, Iran dan sedikit Eropa Utara mendasarkan seluruh
kebijakan strategis negaranya dengan pertimbangan ekonomi global yang
dikendalikan oleh neoliberalisme. Belum
lagi, seluruh literature ekonomi dunia dibangun untuk mendukung fundamentalisme
pasar. Kiranya, jalan terbaik adalah melakukan langkah – langkah strategis
untuk mengelola dampak negatifnya terhadap rakyat banyak.
Emha menyebutkan minimal ada dua
keberatannya kepada neoliberal. Pertama adalah karakter neoliberal yang
memperdagangkan semua hal. Sehingga, pada akhirnya manusia tidak bisa
membedakan lagi mana yang boleh dijual dan mana yang tidak. Ceramah agama pun
sekarang sudah menjadi komoditas. Sehingga, manusia tidak menemukan tempat
Tuhan lagi dan Tuhan juga tidak menemukan manusia lagi. Kedua, perjanjian bahwa
setiap orang boleh berjualan dimana pun. Setelah era perdagangan bebas ini,
dokter dari China bisa praktik di Srandakan, Bantul dengan bebas. Dan dia
dilindungi oleh pemerintah. Jadi, pemerintah “dipaksa” melindungi orang asing
yang bekerja di Indonesia, merebut kue warga negara Indonesia sendiri dengan
bebas. InsyaAllah, dalam waktu dekat kita akan kalah bersaing. Semua akan
habis. Fakta kecil, hari ini toko – toko kecil sudah habis dilindas jaringan
minimarket raksasa yang masuk hingga kecamatan – kecamatan.
Dari Buku Spiritual Journey "Pemikiran & Perenungan Emha Ainun Nadjib" hal 111 - 115