Apa Pandangan Tokoh dan Pengamat Tentang Kampanye Besar PKS di GBK
Sineas Garin Nughroho melihat ada satu fakta yang tak bisa
dipungkiri melihat geliat kampanye perdana Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di
Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang dihadiri ratusan ribu massa, Minggu
(16/3). “Sebuah perlawanan diam-diam yang tersusun rapi setelah penurunan
citra, menunjukan kekuatan massa terorganisir yang disusun kembali,” tegas
Garin Nugroho kepada redaksi KABARLAIN.
Tema kampanye bersih dengan menyediakan 3.333 kantong sampah
mendapat sanjungan pengamat komunikasi politik prof tjipta lesmana. Menurutnya
kampanye PKS yang juga mengusung peduli lingkungan patut di apresiasi. “Menurut
saya bagus ya PKS mengambil tema seperti ini,” ujarnya saat menjadi narasumber
dialog TV ONE, ahad (16/3).
Pengamat
politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wawan Ichwanuddin mengatakan,
isu korupsi yang pernah menimpa kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak
sebesar yang dialami partai lain, sehingga tidak akan membebaninya pada Pemilu
2014. "Isu korupsi yang pernah menimpa PKS tidak semasif, tidak
bertubi-tubi seperti yang dialami partai besar lainnya, sehingga isu korupsi
kader PKS ini akan dinetralisir ingatan publik yang pendek," ujar Pengamat
politik LIPI Wawan Ichwanuddin, Ahad (16/3).
Begitu juga
catatan pantauan seorang kader senior partai kiri PRD Ragil Nugroho
(@ragilnugroho1) tentang suasana kampanye PKS minggu pagi kemarin (16/3). Saya
sedang di Jakarta, menyaksikan bagaimana partai kader seperti PKS berhasil
memobilisasi kader - kadernya untuk memenuhi GBK. Dalam kampaye di GBK, PKS
menunjukkan struktur organisasi menjadi tulang punggung untuk memobilisasi
massa. Tak mengherankan kalau PKS tak goyah dihantam sana sini krn struktur
kadernya bekerja dengan baik. Dalam kampaye di GBK, struktur mobilisasi PKS
sampai tingkat keluarga. Kalau partai lain paling banter hanya sampai ranting.
Tak mengherankn GBK penuh. Melihat mobilisasi kader PKS dengan struktur
organisasi hari ini di GBK, saya berkenyakinan PKS akan bertahan lama dalam
berpolitikan di Indonesia. Setahun yang lalu ketum PKS dipenjara (ini tentu tak
mudah secara organisasi), tapi hari ini mereka bisa memobilisasi ratusan ribu
kader dan simpatisan. Bila PDIP jualan Jokowi untuk dongkrak suara, PKS benar-benar
mengandalkan kekuatan kader untuk mobilisasi dan melipatgandakan suara. Saya
paham betul membangun partai kader seperti PKS tak mudah, tak hanya membutuhkan
militansi tapi juga kecerdasan membaca momentum politik. Silakan mencemooh PKS,
tapi secara organisasi inilah partai terbaik dlm membangun perancah untuk
bertarung dengan partai lain. Mobilisasi GBK buktinya.