Pemilu Di Tangan Seorang Muda
Perubahan di tangan anak muda, itulah kalimat yang menurut
saya pas untuk para aktivis, akademisi, politisi, caleg, capres atau siapapun
yang memang di dalam dirinya mengalir jiwa dan semangat muda. Saya pribadi
sangat senang jika pemilu nanti banyak caleg – caleg muda yang masuk ke
parlemen, caleg – caleg yang punya pikiran progresif ke depan.
Masuknya caleg atau politisi muda menandakan bahwa Indonesia belum dan tidak berhenti. Ketika banyak pencitraan yang tidak menyatu dengan kenyataan kesejahteraan rakyat, maka kaum muda harus berani melangkah mengambil alih roda sejarah ini. Mereka harus terjun langsung untuk ikut dalam proses pengambilan kebijakan untuk mensejahteraan rakyat.
Kaum muda itulah yang selanjutnya akan memecahkan permasalahan lemahnya kaderisasi dan juga perekrutan kepemimpinan. Budaya partenalistik dan oligarki partai – partai politik yang mendasarkan pada paham kekerabatan, saudara, trah, keturunan, bibit dan seterusnya akan mampu terobati dengan masukanya ruh – ruh baru dalam politik yakni para caleg atau politisi muda.
Trend ini juga akan mampu memulihkan citra politik public yang selama ini terus menurun di bawah kekuasaan generasi tua, dan juga terus didera isu negatif. Para tokoh - tokoh veteran alternatif yang sebelumnya diyakini mampu menjadi sandaran dari kegalauan sebagian besar rakyat, ternyata terjebak hanya pada perang iklan pencitraan di media semata. Padahal dalam sejarahnya iklan tidak akan pernah bisa mensejahterakan rakyat walau sebentar saja, iklan itu hanya akan mensejahterakan kaum borjuis kapitalis.
Dengan masuknya kaum muda ini diharapkan kegaulaun politik masyarakat akan mengecil, sehingga angka golputpun akan bisa ditekan. Para politisi dan caleg muda diharapkan mampu memberikan proses politik rasional. Mereka juga diharapkan membawa serta jaringan – jaringan progresif yang ada di bawahnya.
Masuknya caleg atau politisi muda menandakan bahwa Indonesia belum dan tidak berhenti. Ketika banyak pencitraan yang tidak menyatu dengan kenyataan kesejahteraan rakyat, maka kaum muda harus berani melangkah mengambil alih roda sejarah ini. Mereka harus terjun langsung untuk ikut dalam proses pengambilan kebijakan untuk mensejahteraan rakyat.
Kaum muda itulah yang selanjutnya akan memecahkan permasalahan lemahnya kaderisasi dan juga perekrutan kepemimpinan. Budaya partenalistik dan oligarki partai – partai politik yang mendasarkan pada paham kekerabatan, saudara, trah, keturunan, bibit dan seterusnya akan mampu terobati dengan masukanya ruh – ruh baru dalam politik yakni para caleg atau politisi muda.
Trend ini juga akan mampu memulihkan citra politik public yang selama ini terus menurun di bawah kekuasaan generasi tua, dan juga terus didera isu negatif. Para tokoh - tokoh veteran alternatif yang sebelumnya diyakini mampu menjadi sandaran dari kegalauan sebagian besar rakyat, ternyata terjebak hanya pada perang iklan pencitraan di media semata. Padahal dalam sejarahnya iklan tidak akan pernah bisa mensejahterakan rakyat walau sebentar saja, iklan itu hanya akan mensejahterakan kaum borjuis kapitalis.
Dengan masuknya kaum muda ini diharapkan kegaulaun politik masyarakat akan mengecil, sehingga angka golputpun akan bisa ditekan. Para politisi dan caleg muda diharapkan mampu memberikan proses politik rasional. Mereka juga diharapkan membawa serta jaringan – jaringan progresif yang ada di bawahnya.
Ditulis oleh Prima Kumara, caleg muda PKS DPRD DKI nomor 5 dapil Pancoran, Mampang, Pasar minggu, Jagakarsa, tebet