Mabit PKS Pancoran : Keep Al-Qur'an in Your Heart Everyday

Sebagi kader-kader yang telah bertekad untuk menapaki jalan dakwah, maka ruhiyah adalah bekal yang utama. Olehnya PKS DPC Pancoran di tahun baru 1433 Hijriah ini kembali menggelar acara mabit. Mabit digelar pada Sabtu (17/12) sampai dengan Ahad pagi (18/12) bertempat di Masjid Insan Mandiri, Kecamatan Pancoran. Mabit dimulai dengan maghrib berjama'ah di masjid.
Kegiatan yang diadakan kali ini dihadiri sebanyak 35 orang yang berasal dari berbagai wilayah di Pancoran. Acara dibuka oleh Ustadz Agung Kurniawan, beliau menekankan bahwa di tahun baru ini maka harus ada semangat baru untuk berdakwah. Mabit bisa dijadikan sebagai salah satu sarana untuk men-charge ruhiyah, sehingga dengan ruhiyah yang kuat kita semua akan lebih siap dalam menerima amanah-amanah dakwah.
Mabit adalah kata dalam bahasa Arab yang artinya bermalam. Dalam pemahaman dakwah, mabit adalah satu sarana tarbiyah untuk membina ruhiyah, melembutkan hati, membersihkan jiwa, membiasakan fisik untuk beribadah, khususnya tahajjud, dzikir, tadabbur dan tafakkur. Agenda mabit merupakan agenda rutin tiap bulan yang harus diikuti oleh setiap Kader PKS dari level pusat sampai ke level ranting sebagai pengokohan ruhiyah dan mental dalam mengemban tugas dakwah.

Ibadah bila tidak didukung dengan kekhusyukan hati, maka akan mengurangi nilai ibadahnya. Imam Muslim dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah dengan sanad shahih bahwa Nabi SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالَى لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَصْوَارِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَإِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak melihat bentuk tubuhmu dan harta bendamu tetapi sungguh Dia melihat pada hati dan amal perbuatan kalian.”

Karena itu Nabi SAW bersabda:
أَوَّلُ شَيْءٍ يُرْفَعُ مِنْ هَذِهِ الاُمَّةِ اَلْخُشُوْعُ حتى لا ترى فيها خاشعا (طب) عن أبي الدرداء (ح).
Sesuatu yang pertama tama dicabut dari umat ini adalah khusyu, sehingga tidak terlihat lagi kekhusyukan padanya. (Hadits riwayat Thabrani dari Abu Darda, Hasan)
“(Al Qur’an) ini adalah penerang bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Ali Imran: 138). Tilawah Qur’an dapat menghaluskan jiwa kita, apabila dalam tilawahnya disertai adab-adab batin dalam perenungan, khusyu dan tadabbur.
Sahabat Utsman dan Hudzaifah ra. berkata jika hati bersih niscaya tidak akan pernah merasa kenyang dari membaca Al Qur’an. Tilawah Al Qur’an dengan sebenar-benar tilawah yaitu ikut sertanya lisan, akal dan hati secara simultan. Tugas lisan ialah membetulkan huruf dengan tartil, tugas akal menafsirkan maknanya dan tugas hati adalah mengambil pelajaran darinya.

Pada malam harinya, rangkaian mabit diiisi dengan sholat malam berjama’ah dan diakhiri dengan sholat shubuh serta membaca dzikir matsurat.