Obama, Simbol Bangkitnya Kaum Muda


Usianya yang masih sangat muda, 47 tahun namun ia bisa buktikan bahwa ia mampu untuk maju dan menang dalam gelanggang politik pemilihan presiden negara adidaya Amerika Serikat. Ia dipercaya oleh warga Amerika untuk membawa semangat muda yaitu semangat perubahan (change) untuk negerinya. Obama pun mampu mendongkrak jumlah pemilih dari kalangan muda, banyak mahasiswa dan mahasiswi mengantri pada pemungutan suara yang lalu. Dalam sebuah tulisan diungkapkan sampai membuat anak-anak muda bolos dari kelas demi ikut pemilu dan rela menunggu berjam-jam untuk menggunakan hak pilihnya hanya karena figur Obama. Para pemilih yang berusia antara 18 tahun sampai 24 itu menyumbang 68 persen suara bagi Obama, sementara kaum muda berusia 25 sampai 29 tahun memberikan 69 persen suara untuk kemenangan Obama. Sejumlah survei menunjukkan bahwa dua pertiga dari jumlah pemilih berusia kurang dari 30 tahun mengaku mendukung Obama. Anak – anak muda berkata, "Kamilah yang memberikan energi baru". Banyak pemilih pemula yang menyatakan bahwa pemilu kali ini merupakan peluang bagi mereka bersama - sama Obama mencetak sejarah baru.

Kelompok pemilih pemula dan anak muda sangat berpengaruh pada telaknya kemenangan Obama atas McCain. Ia juga lihai dalam memanfaatkkan teknologi – teknologi yang sering dipakai kaum muda, seperti internet, black berry, facebook dan lain - lain. Internet mampu menghubungkan Obama dengan puluhan ribu pendukung dan sukarelawan di seantero negeri. Obama sangat sadar, sebagian besar pemilihnya adalah kalangan belia, dengan usia 18 sampai 29 tahun, mereka tentu akrab dengan dunia maya. Obama di dunia maya berubah menjadi “fungky atau gaul” seperti anak muda. Obama menjadi penghuni internet bersama kaum muda yang sebagian besar belum pernah mengikuti pemilu atau pertama kali ikut pemilu. Dari sinilah Obama masuk ke dalam Myspace, Facebook, Youtube serta online social networking lainnya, semua tempat tersebut menjadi tempat nongkrong ABG di negeri Paman Sam bareng Barack Obama.

Oleh karenanya untuk menulis pidato pelantikannya pun, Obama mempercayakan pada seorang muda. Namanya Jon Favreau usianya baru 27 tahun, ia adalah penulis pidato termuda dalam sejarah pelantikan presiden baru AS.

Kemenangan Obama mengundang decak kagum banyak kalangan. Obama yang sedari awal dipandang minim pengalaman mampu menjungkalkan politisi – politisi senior seperti Hillary Clinton dan juga McChain. Kemenangan Obama tentu menjadi ilham bagi seantero politisi muda di belahan dunia bahwa kelompok tua status quo (ataupun yang sudah pernah memimpin) dan tidak mempunyai kompetensi cukup memadai, meski didukung berbagai fasilitas keuangan yang kuat, pasti bisa dikalahkan. Untuk itu, kompetensi merupakan keniscayaan bagi calon pemimpin.

Kemenangan Obama merupakan fenomena munculnya kaum muda ke pentas politik. Obama bukan saja dia muda, berpenampilan menarik, pidatonya memukau, melainkan lebih pada kenyataan bahwa Obama merupakan sosok anak muda yang mempunyai kompetensi luar biasa dan mampu mengartikulasikan keinginan masyarakat AS untuk segera melakukan perubahan. Obama mempunyai kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan bagi publik AS. Dia mampu menangkap keinginan masyarakat AS yang menginginkan perubahan.
Selama ini politisi - politisi yang sering muncul ke permukaan hanyalah dari kalangan tua atau senior. Sementara kalangan muda yang mempunya komitmen dan kapabilitas yang tinggi jarang diberikan kesempatan. Ke depan kaum muda dengan kapasitas yang mumpuni serta mempunyai komitmen keberpihakan kepada rakyat supaya tidak sungkan menyatakan kesiapannya menjadi seorang pemimpin. Obama sudah memprovokasi dunia bahwa anak muda dengan kualiatas yang baik pasti bisa mengalahkan kalangan tua yang hanya mengandalkan kekuatan uang dan retorika semata.

www.pks-dpcpancoran.com