Afwan Ane Ada Tahlilan, Tetep Semangat ye Nyang Badminton !
“Afwan Ane ada tahlilan, tetep semangat ye nyang badminton … ,”
ujar Bang Rijal, ketua DPC PKS Pancoran kepada para kader yang sedang bermain bulu tangkis di lapangan.
Malam minggu (07/2) memang jadual rutin kader – kader PKS
Pancoran melakukan olah raga badminton di lapangan indoor Duren Tiga. Sebagian besar kader hadir, tanpa kecuali bapak ketua DPC PKS Pancoran, dan Bang Rijal ini termasuk salah satu yang
sulit dikalahkan.
Namun malam minggu kemarin, beliau tidak bisa berlama –
lama di lapangan karena harus menghadiri undangan tahlilan tetangganya. Latar belakang ketua DPC PKS Pancoran memang
Betawi tulen, sehingga budaya dan tradisi baik seperti tahlilan dan yasinan
sering beliau hadiri. Jadi sudah biasa
buat seorang seperti Bang Rijal, dan dalam PKS tidak ada larangan sama sekali untuk hal
ini. Setingkat ketua Majelis Syuro dan Presiden PKS juga ikut tahlilan dan kadang dalam beberapa kesempatan beliau
juga yang memimpin tahlilan. Sehingga hal
tersebut tidak perlu dipertentangkan, karena semua merupakan bentuk ketaatan
dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul.
Memang kadang di kalangan
masyarakat masih sering timbul persepsi yang kurang btepat. PKS sering dikaitkan
dengan anti tahlil, anti yasinan dan juga anti maulid. Namun sebenarnya ini
masalah komunikasi saja kepada masyarakat yang harus terus dibangun dan sering
dijelaskan. Kuncinya adalah bagaimana kita menjelaskan masalah
tersebut secara baik. Tidak perlu ada yang dipertentangkan, apalagi sampai
menimbulkan konflik. Seperti yang dikatakan oleh Presiden PKS saat mengunjungi
makam Sunan Kalijaga di Demak, “Tahlilan dan Ziarah juga merupakan bagian dari
silaturahmi.”
Kader PKS dan masyarakat memang sebaiknya tidak terjebak dalam pertentangan yang bersifat khilafiah dan tidak substansial. Justru dengan menjadi kader PKS, yang Muhammadiyah menjadi kuat ke Muhammadiyah-annya, yang NU juga menjadi kuat ke NU-annya.
Kader PKS dan masyarakat memang sebaiknya tidak terjebak dalam pertentangan yang bersifat khilafiah dan tidak substansial. Justru dengan menjadi kader PKS, yang Muhammadiyah menjadi kuat ke Muhammadiyah-annya, yang NU juga menjadi kuat ke NU-annya.
Sahabat tentu masih ingat, dengan apa yang dilakukan oleh
Pak Hidayat Nur Wahid sewaktu istri dan juga saat ibundanya wafat, beliau
menggelar acara tahlil sampai tujuh harian di rumahnya. Sehingga insyaAllah PKS
akan terus ikut melestarikan tradisi-tradisi Islami yang sudah menjadi tradisi yang
baik di warga saat ini. Saatnya kita, umat Islam memperbesar persamaan yang
ada, dan menjadikan ukhuwah dan urusan umat adalah di atas segalanya.