Anis Matta (Nominator Polling INILAH.COM) : Memimpin dengan Kelapangan Dada
"Kita mengelola orang pintar, karenanya susah mengatur, khususnya dalam sidang-sidang yang temanya berat. Mereka punya hak kolegial yang penuh sebagai anggota dewan," ujar Anis Matta, di Jakarta, belum lama ini.
Tak hanya itu sebagai pimpinan dewan dirinya dituntut menguasai segala bidang mulai dari masalah politik, ekonomi, hukum, sosial dan semua masalah harus dikuasai.
Sebagai pimpinan yang membidangi ekonomi dan keuangan, pria kelahiran Bone, 7 Desember 1968 memiliki target yakni menciptakan trasparasi anggaran. Target lainnya adalah memperkuat kompetensi pelaksanaan anggaran di DPR dengan membentuk yang namanya budget office.
"Supaya kemampuan ini setara dengan pemerintah dalam penyusunan anggaran sehingga walau tugas kami hanya memberikan pandangan tapi pada kemampuan pembahasan Insya Allah satu level dengan pemerintah. Itu tanggung jawab saya dikoordinator bagian keuangan," akunya.
Sementara sebagai pimpinan DPR, bapak delapan anak ini juga memiliki target ke depan. Pertama melakukan reformasi institusional. Menurutnya DPR akan kuat jika otoritas yang dimilikinya setara dengan kompetensi yang dimilikinya.
"DPR ini punya otoritas tertinggi legislasi. DPR adalah pusat pembuatan UU di negara ini tapi kompetensinya tidak terlalu kuat. Karenanya kita ingin supaya lembaga ini benar-benar mengabungkan semua kompetensi yang diperlukan UU," jelasnya.
Target kedua adalah menciptakan efisiensi di internal DPR. Menurut politisi PKS ini DPR terlalu banyak sidang yang seharusnya tidak diperlukan, tetapi mekanisme tersebut harus dilalui.
"Misalnya banyak agenda paripurna yang mungkin tidak diperlukan dan tidak perlu dibawa ke paripurna. Contohnya membacakan surat masuk dari presiden," ujarnya. Jadi DPR terlihat sangat sibuk tapi sebagian kesibukannya tidak langsung bersentuhan dengan pekerjaan.
Mantan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mengakui tak pernah berpikir masuk dalam dunia perpolitikan apalagi untuk duduk dikursi dewan. "Tidak pernah punya pikiran menjadi politisi. Sebenarnya secara personal kecenderungan saya pada dunia akademik," akunya.
Sejak terjun dalam dunia perpolitikan, Anis mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya. Walaupun dalam keluarga hanya dirinya yang terjun dalam dunia politik.
Sekjen PKS ini memiliki pengalaman yang seabrek, sebelum terjun ke dunia politik, Anis sempat mengajar di Fakultas Ekonomi UI 1996-1998. Kemudian diberikan tanggung jawab yang besar sebagai Sekjen DPP PK & PKS 1998-2010. "Saya mendapatkan tanggung jawab cukup besar pada awal-awal pendirian partai dan sejak itu saya tidak pernah meninggalkan arena," tandasnya.
Sementara di parlemen, Anis telah duduk dua periode. Pada periode pertama Anis sempat berada di Komisi I, XI dan III sementara periode kedua menduduki posisi Wakil Ketua DPR Bidang Korekku (Koordinator Ekonomi dan Keuangan).
Di tengah kesibukkannya, bapak 8 anak ini tidak berhenti berkarya sekaligus melakukan kegemarannya yakni menulis belasan buku. Seperti ‘Konsep Seni dalam Islam’ (Tulisan Bersama dalam 'Ruh Islam Dalam Budaya Bangsa'), Festival Istiqlal Jakarta, 1995, Kumpulan Cerpen Intifadhah: (Jihad Rajbi) (terjemahan) 1995, hingga 8 Mata Air Kecemerlangan: Tarbawi Press, 2009.