AL QURAN DAN KEGELISAHAN SANG IMAM


Inilah Ikhwan al-muslimiin, sebuah jama’ah da’wah yang lahir dari rahim kegelisahan. Kegelisahan atas kondisi umat yang dulu pernah besar dan terhormat namun kini kecil lagi terhinakan. Kegelisahan atas terbengkalainya warisan suci seorang Rasul mulia bernama Muhammad SAW. Kegelisahan atas terserabutnya ruh iman dari hati kaum muslimin hingga mengkerdilkan Diin yang begitu tinggi. Kegelisahan atas terhempasnya peradaban mulia nan megah oleh kekuasaan peradaban materialis yang menipu dan menyesatkan. Kegelisahan yang begitu sangat di hati sang Imam hingga ia bertanya: ”Apa lagi yang tersisa?”.

Inilah ikhwan al-muslimiin. Sebuah jama’ah da’wah yang dibesarkan dengan semangat perlawanan dan berbalut keyakinan. Perlawanan terhadap gelombang materialisme yang telah memerosotkan moral ummat Islam dan menjauhkan mereka dari Tuhan, Rasul dan agamaNya. Perlawanan atas penjajahan yang membelenggu ummat Islam di negerinya sendiri dan menghalangi mereka dari hidayah Qur’an. Perlawanan dengan sebuah keyakinan akan kembali terkembangnya payung Islam mengayomi seluruh bumi dan bersinar cahayanya menerangi semesta. Perlawanan yang memiliki ujung pada kembalinya Agama hanya kepada Allaah dan sirnanya fitnah. Perlawanan untuk menegakkan perundang-undangan, hukum peradilan, militer, pendidikan, ekonomi yang dilandaskan pada firman suci. Perlawanan untuk mewujudkan tercipatanya pribadi muslim, rumah tangga muslim, masyarakat muslim dan pemerintah muslim.

Inilah ikhwan al-muslimiin. Sebuah jama’ah dakwah yang menyadari bahwa Islam adalah jawaban dari semua kegelisahan yang telah melahirkan dirinya sebagaimana ia telah menjawab kegelisahan yang sama di masa yang lalu. Ikhwan menyadari dirinya sebagai kelanjutan gerakan-gerakan dakwah sebelumnya yang terjalin melalui benang merah: tegaknya kalimat Allah. Karenanya ikhwan membekali perjuangannya dengan bekal yang sama yang dimiliki oleh para pendahulunya: Iman, Jihad dan Qur’an. Dengan bekal itulah ikhwan akan memperoleh kemenangan seperti generasi sebelumnya. Ini adalah kenyataan bukan sekedar khayalan.

Inilah ikhwan al-muslimiin. Sebuah jama’ah dakwah yang menjadikan Al-qur’an sebagai penuntun jalannya, sebagai suara dakwahnya dan dibawah panjinya mereka berjuang. Karena Al-quran adalah jawaban dari semua kegelisahan. Dari Al-Quran menyemburatlah mentari hidayah yang sinarnya menerangi seluruh alam, bermekaranlah bunga kedamaian dan dengannya manusia dapat menikmati manisnya kebahagian hidup. Dengan al-quran ikhwan berdakwah dan dibawah panjinya mereka berdakwah.

Inilah ikhwan al-muslimiin. Sebuah jamaah da’wah yang lengkap sebagai refleksi kesempurnaan Islam. Ikhwan adalah pemikiran dan akidah, hukum dan sistem, yang tidak dibatasi oleh tema, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, dan tidak berdiri berhadapan dengan batas geografis. Ikhwan meyakini kesempurnaan Islam dan atas dasar inilah ikhwan mendasarkan gerak langkahnya. Bersama Islam, ikhwan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Inilah ikhwan al-muslimiin. Inilah risalahnya. Yang diserukan oleh sang Imam untuk para pemuda yang memiliki cita-cita luhur membangun kehidupan. Mereka yang merindukan kemenangan Agama Allah. Mereka yang turun di medan juang mempersembahkan segalanya untuk Allah. Mereka yang senantiasa menjadikan Quran sebagai pembimbingnya. Mereka yang merindukan kebenaran, keharuman pengorbanan dan kenikmatan jihad.

Inilah sang Imam, berdiri diatas kegelisahannya mengajak kita bergabung pada parade pembela kebenaran dibawah panji penghulu para Nabi. Mengajak kita kepada jalan yang lurus, berkumpul bersama para aktifis dakwah dan para mujahid yang ikhlas.

Disarikan dari Ikhwanul Muslimin Di Bawah Naungan Panji Al-Qur’an (http://www.al-ikhwan.net/ikhwanul-muslimin-di-bawah-naungan-panji-al-quran-3538/)

Ujung timur tebet, 22 February 2011, 02.40WIB
www.kertaspenadanmesintik.blogspot.com