Kekuatan "Operasi Media Massa"


Yang paling menarik dari operasi media massa adalah dampak yang ditimbulkannya terhadap cara orang bereaksi setelah menerima berita/informasi.

Ketika seluruh dunia tahu lewat media bahwa senjata pemusnah massal dan uranium tidak ditemukan di Irak, berita ini memicu protes/demo besar di seluruh pelosok dunia. Pemerintah Bush kalang kabut menjelaskan ‘alasan lain’ untuk menyerbu Irak. Mereka cari-cari kaitan antara Saddam Hussein dan al-Qaeda atau terorisme, walaupun badan-badan intelijen mereka sendiri mengatakan tidak ada hubungan itu.

Begitu penyiksaan di penjara Abu Ghraib, Baghdad, tersiar ke seluruh dunia, Washington sangat terpojok, sangat malu. Foto-foto dan footage televisi tentang berbagai adegan penganiayaan di penjara ini yang tersiar ke seluruh dunia, yang dimulai oleh acara berita “60 Minutes II” televisi Amerika pada 28 April 2004, membuat kredibilitas AS dan para sekutunya menjadi runtuh total. Sebagian pengeritik politik luarnegeri AS mengatakan, Abu Ghraib merupakan cerminan dari sikap dan kebijakan Amerika keseluruhan yang tidak menghargai dan selalu melakukan tindak kekerasan terhadap orang Arab.

Berita penyiksaan di Guantanamo dan tidak adanya akses legal para tahanan di situ, juga memojokkan Washington. Pemerintah Bush dicela keras oleh politisi dan lembaga-lembaga HAM. Liputan media memaksa Amerika untuk berwajah lebih manis terhadap para tahanan.

Berita, analisis dan komentar tentang jumlah korban tewas tentara Amerika di Irak yang menembus angka 3,000, membuat ‘approval rate’ Presiden George W Bush turun ke tingkat terendah.

Laporan tentang kehancuran luarbiasa di Libanon akibat gempuran Israel ketika berperang dengan Hizbullah, membuat opini internasional melihat Israel bertindak berlebihan. Sebaliknya, pemberitaan perang ini membuat pemimpin Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, menjadi sangat populer di kalangan rakyat Timur Tengah.

Contoh lain, Tony Blair mengalami krisis politik berkali-kali ketika berbagai skandal di tubuh pemerintahnya disiarkan oleh media massa. Menteri transportasi Stephen Byers mundur setelah berbulan-bulan menjadi bahan pemberitaan karena mempertahankan spin-doctor-nya, Jo Moore, yang menulis email pada tanggal 11 September 2001 bahwa “ini merupakan hari yang bagus untuk mengubur berita buruk tentang kondisi angkutan umum”.

Laporan media yang sangat ekstensif tentang kasus cash for honour (sumbang Partai Buruh utk dapatkan gelar kerajaan) membuat Blair dilanda krisis paling berat selama kekuasaannya.

Ratu Elizabeth terpaksa tampil di televisi untuk menyampaikan pidato istimewa untuk menghormati Putri Diana yang tewas dalam kecelakaan mobil di Paris, akhir Agustus 1997. Ratu terpaksa berpidato setelah selama berhari-hari media massa, khususnya siaran langsung televisi, menunjukkan ratusan ribu pelayat yang meletakkan karangan bunga sepanjang lebih satu kilometer mulai gerbang Kensington Palace, kediaman Lady Di.

Footage dan gambar-gambar yang menunjukkan amukan tsunami di Aceh membuat orang dari seluruh dunia memberikan sumbangan dana dalam jumlah besar. Di Inggris, langsung berdiri Disaster Emergency Committee (DEC) yang berhasil mengumpulkan dana lebih 300 juta poundsterling. Bantuan untuk Aceh datang dari mana-mana. Ini semua adalah dampak pemberitaan media massa.

Kasus bully di acara Big Brother Channel 4 membuat Jady Good terperosok jauh ke dalam Lumpur celaan, dan acara itu sendiri dikritik habis oleh berbagai pihak. Sang korban bully, Shilpa Shetti, sebaliknya menjadi terangkat dan dikejar-kejar oleh televisi untuk wawancara eksklusif (dengan bayaran besar, tentunya). Menyusul kasus ini, perdebatan mengenai rasisme pun kembali menghangat di berbagai jenis media.

Yahya Zaini akhirnya kehilangan status dan pekerjaan sebagai anggota DPR setelah footage porno-nya bersama pedangdut Eva Maria tersiar ke seluruh dunia. [Mesin pelintir Golkar berusaha mengalihkan perhatian dengan cara mempersoalkan sisi pidana dari penyebaran footage itu, namun tidak berhasil.]

Dua menteri SBY, Yusril Ihza Mahendra dan Hamid Awaluddin, juga pernah berada dalam posisi yang terpojok setelah tersiar luas kisah pencairan uang Tommy Suharto di luarnegeri dengan menggunakan rekening departemen hukum dan HAM di tahun 2004.

Banyak lagi contoh tentang dampak pemberitaan/penyiaran media massa. David Beckham menjadi ikon sepakbola dan terkenal ke seluruh dunia, terutama di kalangan anak-anak muda, karena dibesarkan oleh media (Inggeris). Koran-koran dan majalah terus-menerus mengikuti perjalanan Beckham dan isterinya. Padahal, banyak pemain bola lain yang lebih hebat dari Beckham, tetapi tidak terkenal karena tidak ada “dukungan” dari media. Sebagai dampak sampingan dari kemashuran ini, Beckham pun digunakan sebagai bintang iklan. Keterkenalan ini pula yang membuat dia dikontrak sebesar $250 juta dollar oleh klub sepakbola Galaxy di Los Angeles.