Balas Keburukan dengan Cinta

Apabila suatu kejahatan di balas dg kejahatan,maka itu adalah dendam.
Apabila sebuah kebaikan dibalas dengan kebaikan maka itu merupakan hal yang biasa.
Apabila sebuah kebaikan dibalas dengan kejahatan,maka itu adalah bentuk kedzaliman.
Tapi apabila sebuah kejahatan dibalas kebaikan,
Maka adalah tindakan mulia dan terpuji.

Pada suatu hari Dzunnun al-Misri seorang ulama besar bersama muridnya sedang berlayar di sungai Nil. Mereka melantunkan dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Pada perahu yang lain ada sekelompok anak muda yang memetik gitar sambil berteriak-teriak dan berperilaku yang menjengkelkan bagi orang lain. Melihat hal itu murid-murid Dzunnun meminta Dzunnun untuk mendoakan kepada Allah agar perahu anak muda itu tenggelam.

Murid-murid Dzunnun itu tahu bahwa doa beliau adalah yang mustajab, mudah sekali dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian Dzunnun al-Misri mengangkat kedua tangannya dan memohon kepada Allah untuk para pemuda yang kurang ajar itu.

'Ya Allah sebagaimana Engkau telah memberikan orang-orang itu kesenangan di dunia maka berikanlah mereka kehidupan yang menyenangkan di akherat kelak.'

Mendengar doa Dzunnun seperti itu membuat para murid Dzunnun terheran-heran, bagaimana mungkin Dzunnun mendoakan seperti itu? Mereka menyadari ada yang salah pada diri mereka, murid-murid Dzunnun meminta maaf akan atas kesalahan yang dilakukannya. Dzunnun menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa 'Kehidupan yang menyenangkan diakherat kelak berarti bertaubat di dunia ini dengan cara seperti inilah, kalian dan mereka merasa lega tanpa merugikan siapapun.'

Dzunnun al-Misri mengajarkan kepada kita bagaimana kebiasaan Nabi Muhammad, membalas keburukan dengan kebaikan, jadilah kita seperti pohon mangga yang manis rasanya di pinggir jalan, yang setiap kali dilempari orang dengan batu tetapi malah membalas dengan memberikan buahnya yang manis kepada si pelempar. 'Ahsin kama ahsanallahu ilaik.' Berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.'

Jika kita memperoleh tindakan kezoliman dari orang lain,kita bs mempunyai 2 pilihan, yaitu menuntut keadilan atau memaafkannya, memang dalam Islam kita diberi jalan untuk mencari keadilan. Namun sebenarnya tindakan kezholiman orang lain adalah kesempatan yang besar bagi kita untuk memperoleh pahala yang besar dalam meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

"Dan ( bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri (ayat 39).

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (ayat 40).

Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada satu dosapun terhadap mereka (ayat 41).

Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih (ayat 42).

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (ayat 43)."

Allah memperbolehkan bagi kita untuk menuntut keadilan, tetapi Allah menawarkan pilihan yang terbaik. Yaitu dg adanya reward pahala dari Allah serta keutamaan memaafkan dan kesabaran.

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS 41:34)

Semoga hati kita dipenuhi dengan sifat-sifat mulia,salah satunya adalah sifat memaafkan dan bersabar,karena kesabaran dn memaafkan bukanlah kelemahan tetapi justru itu merupakan kekuatan,maka bersabarlah dan maafkanlah segala kedzoliman orang lain,karena Allah menjanjikan pahala yg besar atas kesabaran dan pemaaffan kita bagi orang lain.