TRIWISAKSANA BERHARAP HASIL UAN 2011 DI JAKARTA LEBIH BAIK



Kunci Jawaban Salah, Jangan Rugikan Siswa
Mengenai kejadian kunci jawaban yang salah di UAN 2011 ini, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana meminta Dinas Pendidikan DKI menelusuri kejanggalan kunci jawaban soal ujian yang ditemukan di wilayah Jakarta Pusat. Menurutnya hal seperti itu dapat merugikan siswa peserta ujian.

"Harus ditelusuri apakah disengaja atau bagaimana, apakah sudah ada tim verifikasi," ujar Triwisaksana, saat dijumpai di ruang kerjanya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (12/4/2011). Menurutnya, Dinas Pendidikan DKI harus segera melakukan penelusuran mengapa kesalahan itu terjadi. Selain itu, kunci jawaban yang diketahui terdapat kejanggalan bisa diperbaiki ulang.

Sebelumnya, Maria Yuniar, seorang guru bahasa Inggris SMK Saint John, Jalan Bungur Besar Nomor 82A-84, Kemayoran Jakarta Pusat, menemukan kejanggalan kunci jawaban soal ujian sekolah bahasa Inggris tingkat SMK. Dari naskah ujian paket A dengan kode 11 itu, Maria menemukan ada 16 soal yang memiliki kunci jawaban salah. Maria mengatakan dengan kunci jawaban yang dikerjakannya empat siswa tidak lulus ujian. Namun dengan menggunakan kunci jawaban dari MGMP, sebanyak 15 siswa tidak memenuhi standar nilai minimum. Soal paket A dengan kode 11 tersebut berasal dari Suku Dinas Pendidikan Menengah, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Hasil UAN 2010 DKI Jakarta
Hasil Ujian Nasional (UN) DKI Jakarta pada tahun 2010 yang lalu jauh dari yang diharapkan. Pada tahun 2010 yang lalu tingkat kelulusan di DKI Jakarta menurun drastis hingga mencapai 28 persen, yakni diperkirakan sebanyak 39.179 tidak lulus UN. Padahal tahun 2009 angka kelulusan mencapai 99,805 persen dan hanya 0,195 persen atau sekitar 259 siswa yang tidak lulus.

Seperti diketahui, dari total 135.236 peserta UN SMP tahun 2010, ternyata hanya 95.057 siswa atau 71,03 persen yang dinyatakan lulus. Sedangkan 39.179 siswa lainnya atau 28,97 persen dinyatakan tidak lulus UN. Angka kelulusan UN tahun ini mengalami penurunan cukup tajam dibanding tahun lalu yang mencapai 99,8 persen.

Rincian nilai kelulusan UN SMP 2010 adalah, dari total peserta UN SMP sebanyak 118.764 siswa, yang dinyatakan lulus 88.272 siswa (74,33 %) dan yang tidak lulus sebesar 30.492 siswa (25,67 %). Sedangkan dari 1.702 peserta UN SMP Terbuka, yang dinyatakan lulus hanya sebanyak 375 siswa (22,03 %) dan tidak lulus 1.327 siswa (77,97 %). Sementara dari 14.770 peserta UN Madrasah Tsanawiyah, 7.410 siswa (50,17 %) dinyatakan lulus dan sebanyak 7.360 siswa (49,83 %) tidak lulus.

Tingkat kelulusan UN SMP tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2009. Dari 132.956 peserta UN, yang dinyatakan lulus 132.697 atau 99,805 persen. Sedangkan yang tidak lulus sebanyak 259 siswa atau 0,195 persen.

Sedangkan nilai rata-rata hasil UN untuk empat mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia 7,23, Bahasa Inggris 6,37, Matematika 6,31, dan IPA dengan nilai rata-rata 6,46. Siswa yang mendapatkan nilai 10 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ada 14 siswa, mata pelajaran Bahasa Inggris ada 271 siswa, mata pelajaran Matematika ada 1.150 siswa, dan IPA 1.406 siswa.

Hasil UAN Perlu Evaluasi
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana menyesalkan penurunan tingkat kelulusan UAN tahun 2010 yang lalu. Penurunan SMP tersebut lebih buruk daripada penurunan hasil UN tingkat SMA. ”Kenapa hasil ujian nasional memburuk, padahal DPRD sudah menganggarkan 22 persen APBD untuk sektor pendidikan? Apalagi, guru juga sudah mendapat tunjangan sertifikasi dan tunjangan kinerja daerah?” kata Triwisaksana. "Anehnya, justru saat anggaran ditingkatkan, kelulusan siswa saat UN semakin menurun" ujarnya.

Triwisaksana meminta evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada masa depan, bukan hanya untuk meningkatkan kelulusan siswa pada ujian ulang. Evaluasi harus lengkap dan menyangkut semua aspek sehingga anggaran untuk peningkatan kualitas pendidikan dapat digunakan secara efektif dan berhasil .

“Dalam evaluasi tersebut, diharapkan dapat menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di DKI Jakarta, sehingga pada tahun-tahun mendatang tidak ada lagi kabar bahwa ribuan siswa tidak lulus UN” ujar Triwisaksana.

Triwisaksana menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait, baik dari Pemprov, Dinas Pendidikan maupun orang tua siswa, untuk tetap memperhatikan kondisi psikologis para siswa untuk tetap bersemangat dalam mengikuti ujian susulan mendatang. “Perlu adanya upaya persuasive dan pendekatan emosional kepada anak-anak kita, hal ini untuk membangun kembali motivasi mereka, baru setelah itu mereka (siswa) dapat melakukan bimbingan belajar sebelum menghadapi ujian susulan”, imbuh Triwisaksana yang juga ketua Badan Legislasi Daerah ini.
"Dalam evaluasi tersebut, diharapkan dapat menentukan langkah yang tepat untuk mengatasi rendahnya kualitas pendidikan di DKI Jakarta, sehingga pada tahun-tahun mendatang tidak ada lagi kabar bahwa ribuan siswa tidak lulus UN," ujar Triwisaksana.
Seperti yang diberitakan di media massa, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan akan melakukan analisis terkait komponen-komponen apa saja yang menjadi penentu dari hasil proses belajar yang diaktualisasikan dalam UN.

Siswa yang tidak lulus dalam UAN, tidaklah bisa dikatakan siswa yang bodoh. Karena dari data yang ada, ketidaklulusan mereka dikarenakan kekurangan nilai dalam satu atau dua mata pelajaran saja. Sedangkan nilai lainnya rata-rata bagus atau sudah mencukupi. Kepada berbagai pihak, diharapkan tidak mencari kambing hitam atas turunnya angka kelulusan di DKI.


Tidak Perlu Ditutup
Berdasarkan UAN Tahun 2010 yang lalu, sepuluh sekolah menengah atas (SMA) swasta di wilayah DKI terancam ditutup menyusul 100% siswanya tidak lulus ujian nasional (UN).

Dinas Pendidikan DKI telah melakukan verifikasi terhadap 10 sekolah tersebut bersama dengan tim independen sebelum menentukan apakah sekolah akan ditutup atau tidak. Kesepuluh sekolah tersebut yakni terdiri dari 10 SMA, dan tiga SMK. Total murid yang tidak lulus dalam sekolah tersebut ada 138 orang.

Kepala Disdik DKI Taufik Yudhi Mulyanto mengatakan angka kelulusan 0% UN di 10 sekolah tersebut menjadi catatan khusus, dan merupakan masalah serius bagi pendidikan di Jakarta. Karenanya, Disdik akan melakukan verifikasi terkait masalah itu. “Tapi kalau dilihat jumlah siswanya sangat kecil, ada yang empat, enam. Mereka tidak menyelenggarakan UN sendiri,” kata Taufik.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI, Triwisaksana mengatakan sebaiknya Dinas Pendidikan DKI tidak terburu-buru untuk menutup sekolah swasta tersebut. Karena keberadaan sekolah swasta tersebut dibentuk berdasarkan inisiatif dari masyarakat. Seharusnya, katanya, Disdik melakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar di sekolah tersebut. "Tinggal meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajarnya saja," ujar Triwisaksana.

Triwisaksana juga mempertanyakan sejauh mana pengawasan Disdik DKI terhadap sepuluh sekolah swasta tersebut. Evaluasi juga seharusnya dilakukan oleh Disdik dalam internalnya agar kondisi yang sama tidak terulang ditahun selanjutnya. Berdasarkan data dari Disdik DKI, dalam UN kali ini, mayoritas siswa jurusan IPA tidak lulus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi.

Sementara siswa jurusan IPS banyak yang tidak lulus mata pelajaran Sosiologi dan Ekonomi. Disdik masih melakukan evaluasi untuk mengetahui faktor penyebab ketidaklulusan tersebut. Sekolah swasta menempati posisi lima besar angka kelulusan UN tahun ini. Selain itu, sepuluh posisi terbawah juga ditempati sekolah swasta.

Menurut Taufik, rentang kelulusan yang cukup jauh tersebut karena jumlah sekolah swasta jauh lebih besar disbanding sekolah negeri. “Yang terbaik swasta, yang terburuk juga swasta. Sebenarnya beberapa sekolah negeri masuk sepuluh besar. Tapi memang jumlah sekolah swasta jauh lebih banyak,” ujarnya.