Triwisaksana : Bangunlah Rusunawa di Tengah Kota


Pemukiman kumuh di Jakarta harus diberantas, salah satunya dengan menggalakan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Tapi, rusunawa sebaiknya dibangun di dekat pusat kota, atau dekat dengan akses transportasi. Karena selama ini beberapa rusunawa dibangun di pinggir kota, sehingga warga malas pindah, karena aktivitas warga kebanyakan di pusat kota Jakarta. Kecuali rusunawa untuk nelayan, misalnya, tentunya harus dibangun dekat pantai.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto mengatakan, setelah program 1.000 tower yang sempat dicetuskan beberapa waktu lalu, hingga kini belum ada lagi pengembang yang mengajukan untuk pembangunan rusunawa.

Meski begitu, Prijanto mengingatkan kepada para pengembang, agar dalam membangun rusunawa juga perlu diperhatikan agar dapat terintegrasi dengan lingkungan sekitar, artinya jangan sampai merugikan lingkungan di tempat rusunawa itu berdiri.

"Beberapa rusunawa yang ada di Jakarta justru kosong, karena masyarakat yang belum mau menempatinya. Padahal dengan tinggal di rusunawa, masyarakat bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih nyaman, murah, dan bersih," ujar Prijanto.

Ia menjelaskan, jika tinggal di rusunawa, masyarakat yang termasuk dalam program relokasi pemukiman kumuh hanya perlu membayar Rp 125 ribu per bulan. Sementara, masyarakat yang tidak masuk dalam program harus membayar Rp 300 ribu per bulan. Untuk itu, pihaknya meminta partisipasi dari RT dan RW yang ada di Jakarta untuk mengajak warga mau pindah ke rusunawa.

Pemprov DKI Harus Berikan Lahan Untuk Rusunawa

Menyambung perkataan Wagub, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana mengungkapkan, pemukiman kumuh di Jakarta sebenarnya bisa dialihkan dengan membangun rusunawa di dekat pusat kota. "Pembangunan rusunawa di pusat-pusat kota sangat penting sehingga ada revitalisasi pada pemukiman kumuh," ujar Sani, sapaan akrab Triwisaksana.

Dengan demikian, dikatakan Sani, tentu akan menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta. Ia juga menyarankan agar rusunawa dapat dibangun dekat pusat kota. Karena selama ini, pembangunan rusunawa hanya dilakukan di pinggir Jakarta. "Lokasinya yang sekarang jauh dari tempat beraktivitas, jelas warga pemukiman padat enggan pindah karena jauh dan akses transportasi yang terbatas," tutur Sani.

Dikatakan Sani, paradigma Pemprov DKI Jakarta harusnya berubah dengan menyediakan rumah susun di tengah kota. "Untuk membangun rusun di tengah kota, Pemprov DKI harus gandeng pihak swasta dalam hal sosialisasi. Soal pembiayaan dan penyediaan lahan, Pemprov DKI harus memberikan subsidi," tandasnya.