Tanggungjawab Bekerja untuk Negeri


oleh Ir. Triwisaksana, M.Sc

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”, begitu bunyi salah satu hadist atau ucapan dari Nabi Muhammad SAW. Secara substantif, seruan ini memiliki dimensi sosial yang sangat luas dan tidak mengenal batasan agama. Artinya, seruan ini sangat relevan untuk semua agama dan semua kelompok jika ingin membentuk lingkungan yang lebih baik. Ketika semua kekuatan yang ada pada suatu lingkungan/wilayah bersinergi yang didasarkan atas seruan ini, maka dapat dibayangkan output yang dihasilkan untuk kebaikan lingkungan tersebut dan orang-orang yang berada didalamnya. Demikian pula jika dimensinya kita buat dalam wilayah yang lebih luas yaitu sebuah negeri. Dalam konteks ke-Indonesiaan, kemanfaatan bagi orang lain diwujudkan dalam tradisi gotong royong yang ada di masyarakat kita yang sayangnya kini semakin ditinggal seiring dengan berkembangnya masyarakat yang semakin individualis.

Ini pula yang sesungguhnya ingin dihadirkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari eksistensi dan aktivitasnya di bumi Indonesia, yaitu memberikan manfaat bagi seluruh penduduk negeri ini. Manfaat yang tidak mengenal batasan wilayah kepulauan, administratif, etnik maupun agama,yaitu menjadikan Indonesia yang adil, sejahtera dan bermartabat. Manfaat ini hanya bisa terwujud jika ada kerja-kerja yang nyata dari sebuah institusi partai beserta kader-kadernya. Kerja-kerja nyata dan memberikan manfaat bagi bangsa menjadi semakin dibutuhkan jika dikaitkan dengan kondisi bangsa saat ini yang carut marut dan menghadapi berbagai persoalan.

Negeri ita kita saat ini menghadapi persoalan dan tantangan yang semakin berat dan kompleks. Kesejahteraan penduduk masih rendah yang ditunjukkan oleh berbagai indikator kesejahteraan maupun ketimpangan antar wilayah dan antar kelompok masyarakat yang terlihat jelas secara kasat mata. Meskipun pendapatan per kapita sudah menunjukkan Indonesia masih kelompok negara menengah dalam penilaian PBB, namun produk dometik bruto (PDB) yang mencapai lebih dari Rp. 6400 triliun, sekitar 70% hanya dinikmati oleh 20% penduduk. Income Gini coefficient yang mencapai 0,37 menunjukkan tingginya ketimpangan pendapatan di negeri ini.

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) pada tahun 2010 masih berada pada urutan ke 108 dari 169 negara. Tingkat kemiskinan juga masih tinggi dan masih lebih dari 30 juta penduduk yang hidup dengan pendapatan kurang dari 1,25 dollar per hari dengan tingkat pengangguran juga mendekati dua digit. Angka tingkat partisipasi sekolah baru mencapai 68,2% dengan rata-rata bersekolah baru 5,7 tahun padahal kita punya program wajib belajar 9 tahun. Pada sektor kesehatan, kondisinya juga masih memprihatinkan dengan angka kematian balita masih mencapai 41 per 1000 kelahiran dan pengeluaran penduduk untuk kesehatan baru mencapai 1,2% dari PDB.

Negeri yang gemah ripah loh jinawi ini tiba-tiba menjadi sangat panik dengan kenaikan harga minyak bumi karena kita sudah menjadi negara pengimpor minyak padahal minyak dulu menjadi andalan devisa. Repotnya lagi, BBM ini juga sangat dibutuhkan untuk pembangkit listrik yang ada karena minimnya pengembangan sumber energi alternatif dan terbarukan. Padahal listrik juga sangat dibutuhkan oleh industri, dunia bisnis dan rumah tangga sehingga kenaikan harga minyak bumi ini memberikan dampak berantai yang dahsyat terhadap perekonomian kita. Gas bumi yang menjadi alternatif andalan justru dikelola dengan kebijakan yang tidak tepat sehingga industri yang membutuhkan gas justru kolaps akibat gas bumi lebih banyak diekspor dengan nilai yang rendah akibat kontrak penjualan yang lemah.

Demikian pula kita sebagai negara agraris menjadi sangat resah dengan kenaikan harga pangan dunia dan ancaman ketahanan pangan. Sumberdaya alam yang berlimpah tidak menjadikan Indonesia menjadi negara produsen dan pengeskpor komoditas yang unggul. Bahkan untuk bersaing secara ekonomi, Indonesia juga masih tertatih-tatih untuk bersaing dengan negara tetangga. Data World Competitiveness Index tahun 2009 menempatkan Indonesia masih pada peringkat ke 48, tertinggal dari negara sekitarnya. Sementara dalam bidang pertahanan, kita seakan tidak berdaya dengan pelanggaran batas wilayah yang dilakukan oleh negara lain ataupun menghadapi perompak dari negara Afrika yang menyandera kapal Indonesia.

Bekerja adalah Tanggungjawab
Bekerja bagi negeri adalah sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan dan kita dapat berdemokrasi dengan damai. Ketika banyak negara yang gagal melakukan transisi demokrasi dengan mulus tanpa menimbulkan konflik horizontal yang berkepanjangan, perang sipil dan memakan banyak korban, kita dapat menjalaninya dengan relatif mulus. Bekerja untuk negeri juga merupakan wujud tanggungjawab sebagai salah satu komponen bangsa untuk ikut memajukan negeri ini, menjadikannya bangsa yang besar, terhormat dan disegani oleh bangsa lain. Bukan sebaliknya, menjadi bangsa yang kerap direndahkan dan dilecehkan oleh bangsa lain yang lebih kecil dari kita.

Terminologi bekerja dalam konteks ini adalah kerja yang bukan hanya melakukan sesuatu, tetapi kerja yang harus terstruktur dan terukur. Hasil kerja tersebut harus dapat dinilai hasilnya dalam bentuk manfaat yang diterima masyarakat. Sehingga kerja yang dilakukan bukan hanya dilihat dari sisi kuantitas yang dikerjakan tetapi juga melihat aspek kualitas kerja dan performance kerja dan jinerja yang akan dinilai oleh seluruh masyarakat, bukan hanya dalam penilaian kelompok tertentu atau pihak tertentu. PKS memandang bahwa semua aktivitas kepartaian yang dilakukan harus memberikan hasil yang nyata dan kerja-kerja juga dilakukan tidak hanya menjelang pesta demokrasi. Secara sederhana , ukurannya adalah apakah aktivitas, kerja bahkan ucapan para kader, anggota legislatif dan pejabat publik dari PKS memberikan kontribusi bagi perbaikan negeri ini beserta ratusan juta penduduknya, dalam bentuk sekecil apapun.

Bekerja untuk negeri tidak harus dilakukan setelah memegang tampuk posisi tertentu ada memiliki kekuasaan. Bekerja sebagai tanggungjawab harus dilakukan dengan atau tanpa jabatan yang diemban. Bekerja untuk negeri dilakukan dimanapun posisi PKS berada dalam pemerintahan, baik dalam barisan koalisi ataupun diluar koalisi. Tidak boleh ada yang menghambat atau menghalangi keinginan PKS untuk bekerja bagi negeri karena sekali lagi, bagi PKS, bekerja untuk negeri adalah perwujudan rasa syukur atas negeri yang indah ini dan bentuk tanggungjawab untuk menegakkan kebesaran Indonesia di mata dunia. Label sebagai partai da’wah dan partai yang berazaskan Islam bukan berarti PKS hanya berorientasi da’wah dan bekerja untuk ummat Islam dan menomorsekiankan bekerja untuk negeri. Bagi PKS tanggungjawab membangun negeri adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan tanggungjawab da’wah dan membangun ummat. Sebagaimana yang sudah dilakukan melalui peran PKS dalam berbagai aksi kemanusiaan dalam penanggulangan bencana di bumi Indonesia.

Buku Tanpa Judul
Ketika banyak pihak yang ingin tampil pada tampuk kekuasaan dan jabatan pada berbagai level atau bidang, namun setelah berada pada posisi tersebut, tidak menunjukkan hasil kerja yang nyata. Tidak menebar manfaat dari jabatan dan otoritas yang dimilikinya. Seperti sebuah buku yang memiliki judul yang dahsyat, namun tidak isi dari buku terebut yang menjadi pelajaran. Munculnya kelangkaan jiwa ksatria yang tulus berbakti untuk negeri. Sebaliknya bagi PKS, jika diperlukan, menjadi sebuah buku yang tanpa judul, namun berisi ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi pembacanya.

Semangat bekerja untuk negeri adalah keinginan untuk bisa seperti semangat para pejuang negeri ini dalam meraih kemerdekaan dan lepas dari belenggu penjajah, mekipun kemudian tidak tercatat sebagai pahlawan. Semangat untuk berperan dan menebar manfaat atas dasar kecintaan pada Indonesia, bukan semangat untuk mengejar, jabatan, posisi, akses dan sebagainya. Oleh karena itu ketika gonjang-ganjing koalisi dihembuskan, PKS tetap tenang dan tidak terpengaruh. Karena bagi PKS, bekerja untuk Indonesia harus dilakukan didalam atau diluar koalisi. Karena sesungguhnya rakyat dan Allah SWT yang akan menilai kerja-kerja tersebut, bukan para elit. Meskipun disadari, sinergi yang lebih baik untuk suatu langkah dan tujuan yang baik, akan memberikan hasil yang lebih besar dan manfaat yang lebih banyak.

Melalui Milad ke-13 ini, PKS ingin menegaskan komitmen untuk bekerja untuk negeri. Komitmen ini digerakkan pada seluruh daerah dan level struktur partai di seluruh Indonesia. Reformasi yang sudah hampir 13 tahun belum memberikan perubahan berarti dan harus dikembalikan pada rel perbaikan melalui kerja dan kontribusi yang nyata. Berbagai ujian dam terpaan dari berbagai sumber yang saat ini dihadapi oleh PKS justru menjadikan seluruh kader dan struktur semakin solid. Seperti pohon yang semakin besar, semakin besar pola terpaan angin yang menghantam, namun semakin kuat pula akarnya menghujam. Momentum inilah yang ingin dipakai oleh PKS untuk menggerakan struktur dan kader dalam mewujudkan komitmen bekerja untuk Indonesia.