ANTARA AMANU DAN MU'MINUUN
Dalam Khasyiyah Jami' al-Shahih lil imam al-Bukhari disebutkan bahwa kadar dan tingkat keimanan seseorang kepada Allah itu tergantung pada sejauh mana kadar pengetahuan dan pengenalan (ma’rifatullah) orang tersebut kepada Allah
Iman memiliki tiga sifat yaitu,
Pertama, iman itu bersifat abstrak dengan pengertian manusia tidak dapat mengetahui dan mengukur kadar keimanan orang lain.
Namun meskipun demikian ada sebuah hadits yang memberi petunjuk kepada kita bahwa meskipun iman itu bersifat abstrak, tetapi iman dapat diidentifikasi dari amaliah dan ketaatan seseorang dalam menjalankan agamanya.
Nabi bersabda: Artinya:"Apabila seseorang membiasakan dirinya pergi ke mesjid (untuk
menunaikan shalat), maka persaksikanlah bahwa orang tersebut beriman"(al-Hadits)
Kedua, iman bersifat fluktuatif artinya naik turun, bertambah dan berkurang, bertambah karena melaksanakan keta'atan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
Abu Musa al-‘Asy’ari menyebutkan:"sesungguhnya hati disebut qalbun tiada lain
karena hati selalu bolak-balik dan berubah.
Dalam sebuah Hadits Nabi bersabda:"Perbaharuilah imanmu". Lalu para shahabat bertanya kepada Rasul:"Bagaimana kami memperbaharui iman kami. Beliau menjawab:"Perbanyaklah
menyebut La Ilaha Illallah.
Ketiga, iman itu bertingkat-tingkat. Artinya tingkat dan kadar keimanan dalam hati orang beriman itu berbeda dan tidak sama, ada yang kuat, ada yang sedang dan ada yang lemah imannya.
Perhatikan ayat berikut
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba ‘alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba ‘alaa alladziina min qablikum la’allakum tattaquuna
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-Baqarah : 183.)
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu aaminuu biallaahi warasuulihi waalkitaabi alladzii nazzala ‘alaa rasuulihi waalkitaabi alladzii anzala min qablu waman yakfur biallaahi wamalaa-ikatihi wakutubihi warusulihi waalyawmi al-aakhiri faqad dhalla dhalaalan ba’iidaan
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa : 136)
Dalam ayat di atas kata Amanu selalu diikuti kata perintah, yang berarti salah satu ciri orang yang menyandang “beriman” masih harus diperintah atau disuruh dalam menjalankan suatu kewajiban, dan meninggalkan kemaksiatan setelah ada larangan.
Kata “amanu” menunjukkan pada mereka yang sedang berupaya menyempurnakan imannya, dan bukan hanya mereka yang sudah sempurna keimanannya.
Amanu juga mengandung arti seluruh orang yang beriman baik yang kuat imannya, yang
sedang imannya maupun yang lemah keimanannya
Perhatikan beberapa ayat surat Al-Mu’minun berikut.
qad aflaha almu’minuuna
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
alladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uuna
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya,
waalladziina hum ‘ani allaghwi mu’ridhuuna
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
waalladziina hum lilzzakaati faa‘iluuna
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
waalladziina hum lifuruujihim haafizhuuna
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
illaa ‘alaa azwaajihim aw maa malakat aymaanuhum fa-innahum ghayru maluumiina
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka….
Dalam ayat satu surat Al-Mu’minun di atas kata Al-Mu’minun yang berarti orang-orang beriman diikuti kata-kata sifat dan kerja di ayat-ayat berikutnya, ini berarti orang yang menyandang “Al-Mu’minun” mempunyai ciri tidak perlu diperintah lagi untuk mengerjakan amal shaleh, dan tidak perlu larangan untuk meninggalkan kemaksiatan…
Seorang yang mu’min akan mematuhi segala perintah dan meninggalkan segala larangan alias Sami’na waatho’na. Karena seorang mu'miun adalah seorang yang beriman yang memiliki kualitas keimanan yang sempurna.
sumber :
1. http://triyantobanyumasan.wordpress.com/2010/11/29/amanu-jadilah-muminuun/
2. http://www.pa-sidikalang.net/indo/images/stories/artikel/microsoft%20word%20-%20hakekat%20iman.pdf
Iman memiliki tiga sifat yaitu,
Pertama, iman itu bersifat abstrak dengan pengertian manusia tidak dapat mengetahui dan mengukur kadar keimanan orang lain.
Namun meskipun demikian ada sebuah hadits yang memberi petunjuk kepada kita bahwa meskipun iman itu bersifat abstrak, tetapi iman dapat diidentifikasi dari amaliah dan ketaatan seseorang dalam menjalankan agamanya.
Nabi bersabda: Artinya:"Apabila seseorang membiasakan dirinya pergi ke mesjid (untuk
menunaikan shalat), maka persaksikanlah bahwa orang tersebut beriman"(al-Hadits)
Kedua, iman bersifat fluktuatif artinya naik turun, bertambah dan berkurang, bertambah karena melaksanakan keta'atan dan berkurang karena melakukan kemaksiatan.
Abu Musa al-‘Asy’ari menyebutkan:"sesungguhnya hati disebut qalbun tiada lain
karena hati selalu bolak-balik dan berubah.
Dalam sebuah Hadits Nabi bersabda:"Perbaharuilah imanmu". Lalu para shahabat bertanya kepada Rasul:"Bagaimana kami memperbaharui iman kami. Beliau menjawab:"Perbanyaklah
menyebut La Ilaha Illallah.
Ketiga, iman itu bertingkat-tingkat. Artinya tingkat dan kadar keimanan dalam hati orang beriman itu berbeda dan tidak sama, ada yang kuat, ada yang sedang dan ada yang lemah imannya.
Perhatikan ayat berikut
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu kutiba ‘alaykumu alshshiyaamu kamaa kutiba ‘alaa alladziina min qablikum la’allakum tattaquuna
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-Baqarah : 183.)
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu aaminuu biallaahi warasuulihi waalkitaabi alladzii nazzala ‘alaa rasuulihi waalkitaabi alladzii anzala min qablu waman yakfur biallaahi wamalaa-ikatihi wakutubihi warusulihi waalyawmi al-aakhiri faqad dhalla dhalaalan ba’iidaan
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa : 136)
Dalam ayat di atas kata Amanu selalu diikuti kata perintah, yang berarti salah satu ciri orang yang menyandang “beriman” masih harus diperintah atau disuruh dalam menjalankan suatu kewajiban, dan meninggalkan kemaksiatan setelah ada larangan.
Kata “amanu” menunjukkan pada mereka yang sedang berupaya menyempurnakan imannya, dan bukan hanya mereka yang sudah sempurna keimanannya.
Amanu juga mengandung arti seluruh orang yang beriman baik yang kuat imannya, yang
sedang imannya maupun yang lemah keimanannya
Perhatikan beberapa ayat surat Al-Mu’minun berikut.
qad aflaha almu’minuuna
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
alladziina hum fii shalaatihim khaasyi’uuna
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya,
waalladziina hum ‘ani allaghwi mu’ridhuuna
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
waalladziina hum lilzzakaati faa‘iluuna
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
waalladziina hum lifuruujihim haafizhuuna
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
illaa ‘alaa azwaajihim aw maa malakat aymaanuhum fa-innahum ghayru maluumiina
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka….
Dalam ayat satu surat Al-Mu’minun di atas kata Al-Mu’minun yang berarti orang-orang beriman diikuti kata-kata sifat dan kerja di ayat-ayat berikutnya, ini berarti orang yang menyandang “Al-Mu’minun” mempunyai ciri tidak perlu diperintah lagi untuk mengerjakan amal shaleh, dan tidak perlu larangan untuk meninggalkan kemaksiatan…
Seorang yang mu’min akan mematuhi segala perintah dan meninggalkan segala larangan alias Sami’na waatho’na. Karena seorang mu'miun adalah seorang yang beriman yang memiliki kualitas keimanan yang sempurna.
sumber :
1. http://triyantobanyumasan.wordpress.com/2010/11/29/amanu-jadilah-muminuun/
2. http://www.pa-sidikalang.net/indo/images/stories/artikel/microsoft%20word%20-%20hakekat%20iman.pdf