Korupsi dan Wanita Simpanan
Dari pengalaman di negeri Cina, diketahui bahwa semua pejabat yang dinyatakan bersalah melakukan korupsi kebanyakan memiliki wanita simpanan (selingkuhan). Kantor berita Xinhua mengatakan 95% pejabat yang dinyatakan bersalah korupsi memiliki wanita simpanan.
Memang masih menjadi pertanyaan apakah memiliki wanita simpanan menjadi penyebab korupsi ataukah hanya efek samping dari korupsi itu sendiri. Laporan yang dikeluarkan kantor penuntut umum utama China tahun lalu mengatakan, 16 pejabat tingkat provinsi dihukum dalam perkara korupsi parah dalam lima tahun terakhir. Sebagian besar dari mereka terlibat dalam jual beli kekuasaan untuk seks, judi, pencucian uang, dan penjualan tanah secara gelap kepada pengembang.
Memang masih menjadi pertanyaan apakah memiliki wanita simpanan menjadi penyebab korupsi ataukah hanya efek samping dari korupsi itu sendiri. Laporan yang dikeluarkan kantor penuntut umum utama China tahun lalu mengatakan, 16 pejabat tingkat provinsi dihukum dalam perkara korupsi parah dalam lima tahun terakhir. Sebagian besar dari mereka terlibat dalam jual beli kekuasaan untuk seks, judi, pencucian uang, dan penjualan tanah secara gelap kepada pengembang.
Wanita adalah makhluk yang penuh dengan kelebihan, kelebihan tersebut bisa digunakan untuk hal yang positif, tetapi juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi “setan” khususnya bagi para makhluk yang bernama laki-laki. Banyak pejabat yang tidak berdaya karena dia ditaklukkan oleh wanita, mereka terpaksa korupsi demi memenuhi keinginan - keinginan si wanita tersebut.
Luo Fayu, seorang petinggi partai di Propinsi Guizhou selama 2 tahun mengumpulkan uang suap sebesar 2,3 juta Yuan atau US$ 300.000 untuk ”memanjakan” simpanannya. Luo diganjar hukuman 15 tahun penjara karena korupsi, Pejabat Propinsi Guizhou itu bukanlah satu-satunya pejabat yang menggunakan posisi untuk merayu para wanita. Ada lagi Lei Yuanli, mantan wakil walikoa Binzhou di Propinsi Hunan, yang juga menggunakan uang hasil korupsi dari perusahaan pengembang rumah untuk memelihara wanita simpanan. Lei dijatuhi hukuman mati karena kejahatannya.
Kemolekan tubuh wanita memang kerap dipergunakan kaum oportunis untuk menyuguhi sang big boss (pejabat), seperti semacam hot dog, sajian pembuka yang wajib disediakan oleh bawahan pada atasan. Inilah yang kemudian di kalangan pejabat, populer disebut sebagai first services. Tanpa ada suguhan wanita, dunia politik menjadi semacam kering dan tanpa warna. Impact lebih jauhnya, dalam perjalanan sejarah dunia politik, banyak para politisi yang jatuh akibat tergoda oleh jeratan skandal seks dengan affairs-nya. Mereka pandai dalam mempermainkan nafsu para politisi yag kebanyakan lelaki bertipologi ambisius.
Tidak hanya di Cina, kasus korupsi yang juga melibatkan wanita simpanan juga terjadi di Indonesia.
Lihat saja kasus korupsi yang dilakukan oleh dirut Bulog, Widjanarko Puspoyo yang saat ini di tahan di LP Cipinang karena kasus korupsi impor fiktif sapi dari Australia dan impor beras dari Vietnam. Setelah kasus ini terungkap ternyata diketahui pula bahwa ia punya hubungan dengan beberapa wanita simpanan. Satu wanita yang namanya sudah beredar luas adalah Ely Roplina. Wanita tersebut dikabarkan menikah dengan Widjan tahun 1997 dan dikarunia satu anak. Sedangkan wanita simpanan yang lain adalah seorang warga negara Tiongkok, bernama Zhouw Cui Lie.
Kemudian kasus korupsi Al-Amin Nasution, anggota dewan dari PPP selain didakwa melakukan korupsi pengalihan fungsi hutan Kabupaten Bintan, ia juga menyisakan cerita tentang kemesraannya dengan wanita lain. Ia meminta bonus “perempuan” saat transaksi dengan sekda Bintan, Azirwan. Al-Amin ditangkap bersama perempuan bernama Efielian Yonata di Ritz Carlton Hotel.
Yang terbaru adalah kasus anggota DPR dari PDIP, Max Moein yang terlibat skandal pelecehan seksual dengan sekretarisnya dan belakangan diketahui juga bahwa ia diindikasikan menerima suap terkait pemilihan Gubernur BI. Namanya termasuk dalam daftar 400 penerima cek aliran dana BI ke DPR.
Penelitian pernah dilakukan oleh dr. Boyke Dian Nugraha di klinik Pasutrinya, terhadap 200-an orang pasiennya. Hasilnya menunjukkan bahwa 4 dari 5 pria eksekutif (pejabat) melakukan perselingkuhan.
Banyak para tersangka dan terdakwa korupsi menyadari bahwa apa pun makanan yang dimakan, akan menjadi darah dan daging. Bila yang masuk dari sumber yang tidak halal, maka akan mendarah daging dalam tubuhnya. Kaitannya dengan korupsi, biasanya duit panas yang didapatkan, larinya ngga jauh – jauh untuk yang panas juga. Kadang para koruptor tidak rela memberi nafkah yang tidak halal bagi keluarga mereka, mereka tidak ingin anggota keluarganya memakan makanan dari sumber yang tidak halal. Lantas, ke mana mereka menghabiskan duit korupsinya? Ya, ke tempat maksiat, wanita simpanan, judi, bahkan narkoba. Tanpa disadari jerat korupsi akan beranak pinak menjadi bentuk kejahatan lainnya.