PKS Pancoran Adakan Seminar “Manajemen Cemburu Cinta” untuk Umum
Kecemburuan
adalah respon emosional yang sangat wajar dan normal. Wajar, jika rasa cemburu
terkadang muncul dalam suatu hubungan cinta. Siapa yang tak pernah terbakar api
cemburu? Masalah muncul ketika rasa
cemburu begitu membabi buta dan tidak terkendali hingga menyebabkan perilaku
keluar kontrol. Namun
cemburu juga bisa dikatakan berperan sebagai ‘bumbu penyedap’ hubungan.
Kecemburuan adalah bentuk kemarahan yang disebabkan oleh
rasa takut kehilangan. Mengontrol kecemburuan sangat mirip mengendalikan
amarah. Ketika rasa cemburu besar, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menenangkan diri.
Cemburu adalah fitrah yang merupakan sebuah tanda dari
hadirnya rasa cinta dan kasih sayang di dalam hati setiap manusia. Semakin
besar cinta, maka semakin besar pula kadar cemburu yang dimiliki oleh
seseorang. Cinta dan cemburu bak
sekeping uang logam yang masing-masing sisinya sama sekali tidak dapat
dipisahkan. Saat uang logam tersebut menggelinding, maka kedua sisinya akan
tetap menggelinding berdampingan kemanapun arah uang logam tersebut hingga
sampai di suatu titik perhentian. Begitupun cinta dan cemburu. Keduanya akan
saling berdampingan dan terus berjalan dalam jiwa manusia hingga sampai pada
suatu titik perhentian.
Cemburu dapat diarasakan oleh semua orang, baik laki-laki
maupun perempuan. Namun, biasanya perempuanlah yang lebih sering pencemburu
daripada laki-laki. Pada dasarnya cemburu ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu
cemburu terpuji yang disukai Allah dan cemburu tercela yang dibenci Allah.
Cemburu yang terpuji adalah cemburu yang didasari dengan fakta dan bukti-bukti
yang kuat. Sedangkan, cemburu yang tercela adalah cemburu yang didasari oleh
sangkaan tanpa didukung dengan bukti yang kuat. Cemburu yang terpuji merupakan
sebuah bumbu dalam keharmonisan rumah tangga yang dapat menambah cinta dan
kasih sayang antara suami dengan istri. Sedangkan, cemburu yang tercela hanya
akan menciptakan kerusakan baik kerusakan hati maupun kerusakan dalam berumah tangga.
Suami atau istri yang pencemburu buta, bahkan ‘membabi
buta’, hatinya hanya akan selalu dipenuhi oleh rasa curiga, menghambat
pekerjaan dan aktifitas suami, dan cenderung sangat membenci orang ketiga yang
dicemburui sehingga dapat menyulut permusuhan.
Oleh karena itu dalam mengantisipasi agar tidak terjadi
berbagai kekacauan akibat cemburu, hendaknya baik suami maupun istri memiliki
manajemen cemburu yang bagus agar dapat menentramkan perasaan dan keadaan.
Dengan adanya manajemen cemburu, suami maupun istri dapat menyikapi masalah
cinta tidak hanya dengan “rasa” tapi juga dengan “rasio”.
Berkaitan dengan itu, Rumah Keluarga Indonesia (RKI) PKS
Pancoran akan menggelar seminar tentang Manajemen Cemburu (Prahara Cinta) pada
hari Sabtu (23/05) untuk umum. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bahasan
dari 14 tema dalam seri seminar keluarga Samara tahun 2015 ini.