Leadership Forum PKS Jaksel : Konflik Jangan Dicari, Ketemu Konflik Jangan Lari
Sabtu (26/4), Leadership Forum PKS Jakarta Selatan memasuki pertemuan sesi yang keempat, yang merupakan pertemuan sesi indoor terakhir membahas tentang manajemen konflik dan teknik mengambil keputusan. Untuk bahasan manajemen konflik di bawakan oleh Bung Sunardi.
Secara umum, konflik berarti munculnya suatu pertentangan atau perbedaan dalam sebuah interaksi yang terjadi, baik secara individu maupun dalam berorganisasi. Konflik dapat terjadi dalam sebuah organisasi, ketika terdapat nilai-nilai atau orientasi-orientasi yang berbeda diantara para anggota organisasi tersebut. Perbedaannya meliputi perbedaan sasaran, nilai, pikiran, perasaan, hingga perilaku. Kemudian perbedaan kondisi yang mungkin terjadi dapat meliputi saling ketergantungan untuk menjalin kerjasama, perbedaan pendapat antar departemen, perbedaan status, maupun kegagalan komunikasi. Yang terakhir, mengenai struktur organisasi yang dapat menjadi sumber konflik antara lain, perbedaan spesialisasi pekerjaan, saling ketergantungan dalam tugas, perbedaan tujuan, kelangkaan sumber daya, perbedaan sistem kompensasi, dan lain - lain.
Dari kemungkinan-kemungkinan pemicu konflik tersebut, terdapat bentuk-bentuk konflik yang dapat terjadi pada suatu organisasi, antara lain; 1) konflik dalam diri individu, 2) konflik antar individu, 3) konflik antar anggota dalam satu kelompok, 4) konflik antar anggota, dan 5) konflik antar bagian dalam organisasi.
Pandangan mengenai konflik yang terjadi dalam suatu organsiasi pun kini semakin berkembang. Jika pada awalnya konflik dianggap sebagai suatu yang negatif bagi organisasi, kini mulai berkembang pandangan yang mencoba melihat konflik sebagai suatu hal yang wajar dalam organisasi dan yang perlu dilakukan dalam menghadapi konflik tersebut adalah bukan menghilangkan semua konflik, tetapi hanya pada konflik yang menimbulkan dampak gangguan atas usaha organisasi mencapai tujuan saja yang perlu dihilangkan.
Konflik dalam suatu organisasi tidak bisa hanya dipandang pada sisi dimana ia menjadi suatu hal yang negatif bagi organisasi. Apabila konflik yang ada dalam organisasi dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin konflik yang ada justru dapat menjadi pemicu produktivitas organisasi tersebut dalam upaya-upaya mencapai tujuan yang dimiliki. Bentuk dari penyelesaian konflik diantaranya melalui dominasi salah satu pihak, kompromi antar kedua pihak, atau pemecahan masalah tersebut secara integratif (melibatkan kedua pihak). Tidak ada teknik pengendalian konflik yang dapat digunakan dalam segala situasi, karena setiap pendekatan mempunyai kelebuhan dan kekurangan. Tujuan dari manajemen yang efektif tidaklah untuk menyingkirkan konflik. Justru tujuan itu adalah menciptakan intensitas konflik yang tepat sehingga menuai manfaat fungsionalnya.
Untuk melengkapi pengalaman, para peserta melakukan beberapa simulasi dalam game yang telah dipersiapkan panitia. Sesi keempat ini adalah sesi terakhir “Leadership Forum” DPD PKS Jaksel yang dilakukan di indoor, untuk sesi selanjutnya akan dilakukan sesi outdoor di luaran kota Jakarta.
Secara umum, konflik berarti munculnya suatu pertentangan atau perbedaan dalam sebuah interaksi yang terjadi, baik secara individu maupun dalam berorganisasi. Konflik dapat terjadi dalam sebuah organisasi, ketika terdapat nilai-nilai atau orientasi-orientasi yang berbeda diantara para anggota organisasi tersebut. Perbedaannya meliputi perbedaan sasaran, nilai, pikiran, perasaan, hingga perilaku. Kemudian perbedaan kondisi yang mungkin terjadi dapat meliputi saling ketergantungan untuk menjalin kerjasama, perbedaan pendapat antar departemen, perbedaan status, maupun kegagalan komunikasi. Yang terakhir, mengenai struktur organisasi yang dapat menjadi sumber konflik antara lain, perbedaan spesialisasi pekerjaan, saling ketergantungan dalam tugas, perbedaan tujuan, kelangkaan sumber daya, perbedaan sistem kompensasi, dan lain - lain.
Dari kemungkinan-kemungkinan pemicu konflik tersebut, terdapat bentuk-bentuk konflik yang dapat terjadi pada suatu organisasi, antara lain; 1) konflik dalam diri individu, 2) konflik antar individu, 3) konflik antar anggota dalam satu kelompok, 4) konflik antar anggota, dan 5) konflik antar bagian dalam organisasi.
Pandangan mengenai konflik yang terjadi dalam suatu organsiasi pun kini semakin berkembang. Jika pada awalnya konflik dianggap sebagai suatu yang negatif bagi organisasi, kini mulai berkembang pandangan yang mencoba melihat konflik sebagai suatu hal yang wajar dalam organisasi dan yang perlu dilakukan dalam menghadapi konflik tersebut adalah bukan menghilangkan semua konflik, tetapi hanya pada konflik yang menimbulkan dampak gangguan atas usaha organisasi mencapai tujuan saja yang perlu dihilangkan.
Konflik dalam suatu organisasi tidak bisa hanya dipandang pada sisi dimana ia menjadi suatu hal yang negatif bagi organisasi. Apabila konflik yang ada dalam organisasi dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin konflik yang ada justru dapat menjadi pemicu produktivitas organisasi tersebut dalam upaya-upaya mencapai tujuan yang dimiliki. Bentuk dari penyelesaian konflik diantaranya melalui dominasi salah satu pihak, kompromi antar kedua pihak, atau pemecahan masalah tersebut secara integratif (melibatkan kedua pihak). Tidak ada teknik pengendalian konflik yang dapat digunakan dalam segala situasi, karena setiap pendekatan mempunyai kelebuhan dan kekurangan. Tujuan dari manajemen yang efektif tidaklah untuk menyingkirkan konflik. Justru tujuan itu adalah menciptakan intensitas konflik yang tepat sehingga menuai manfaat fungsionalnya.
Untuk melengkapi pengalaman, para peserta melakukan beberapa simulasi dalam game yang telah dipersiapkan panitia. Sesi keempat ini adalah sesi terakhir “Leadership Forum” DPD PKS Jaksel yang dilakukan di indoor, untuk sesi selanjutnya akan dilakukan sesi outdoor di luaran kota Jakarta.