Tetapi Suatu Saat Nanti Kejujuranlah yang Akan Mengalahkan Kecurangan
Pencegahan dan penindakan kecurangan – kecurangan pemilu di Indonesia sudah mulai sejak lama. Namun hingga sekarang kecurangan – kecurangan selalu saja muncul dengan modus yang sama. Gugatan dan tuntutan atas kecurangan – kecurangan juga selalu kandas.
Kata curang, saat ini sudah sangat familiar bagi kita. Kita sering menggunakan kata ini untuk sesuatu yang melanggar aturan atau berjalan dengan tidak semestinya. Makna dari sebuah tindakan curang atau melakukan kecurangan sangat luas. Di dalam pengertian undang – undang, sebuah perbuatan curang dikategorikan tindakan pidana apabila dilakukan dengan sengaja, merugiakan orang lain, membahayakan keselamatan pihak lain, serta terjadi pembiaran terhadap tersebut. Kita sudah tahu curang itu salah, tetapi ketika rekan kita melakukan kecurangan, kita pura – pura tidak tahu dan cenderung mendiamkannya, semua tindakan itu termasuk dalam tindak pidana juga. Saat melakukan tindakan curang, mereka yang melakukan kecurangan bisa dihukum. Mereka yang tidak melakukan kecurangan, tetapi tahu dan tidak bertindak, juga bisa dihukum.
Kecurangan, tentu tidak ada manusia yang tidak membencinya. Namun, kadar kebencian itulah yang kerap menipu. Apa maksudnya? Begini, ada orang yang apabila dicurangi, ia tidak tanggung-tanggung bencinya. Tetapi, dia tidak merasa bersalah melakukannya pada orang lain. Baik sengaja maupun tidak, baik sadar maupun tidak.
Saudara-saudaraku sekalian, satu-satunya yang harus kita lakukan adalah mendengarkan kebaikan dan mengikutinya. Sudah nyata bagi kita bahwa kecurangan dalam bentuk apa pun akan mengembalikan kerugiannya pada diri sendiri. Tidak ada keuntungan yang bisa didapat darinya. Dalam hal politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Mungkin kita bisa merasakan sedikit kesenangan karena mendapatkan hasil dari berbuat curang, tapi ketahuilah itu tidak akan lama. Itu pun tidak pantas disebut keberhasilan. Allah pun tidak akan mengucurkan barakah-Nya. Padahal, tidak ada artinya hidup ini tanpa barakah Allah.
Nasihatkanlah kebenaran dan kebaikan pada mereka yang berbuat curang, mudah-mudahan dengan bahasa yang lembut hati mereka bisa menerima. Jauhkan sifat curang ini dari diri dan keluarga kita, semoga dengan begitu kita bisa terhindar dari siksa yang pedih.
Di dalam Al-Qur’an diceritakan begitu banyak kisah tentang orang-orang yang berbuat curang dan menzhalimi orang lain. Balasan bagi mereka adalah kehinaan, siksa, dan malapetaka. Bahkan, di dalam Al-Qur’an tertulis satu buah surah yang membahas tentang akibat kecurangan, yaitu surat al-Muthaffifyn (orang yang curang dalam timbangan).
Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk menyelamatkan saudara-saudara seimannya dari kejahatan dirinya, termasuk kecurangan. Dengarlah sekali lagi sabda Rasulullah Saw ini, “Orang beriman adalah orang yang orang-orang muslim selamat dari kejahatan lisan dan tangannya.”(HR. Bukhari).
Lebih dahsyat lagi, apabila kita mengetahui firman Allah di dalam hadits Qudsi ini, “Aku mengharamkan kezhaliman bagi diri-Ku. Aku pun mengharamkannya di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzhalimi.”
Jangan heran kenapa balasan bagi orang-orang yang berbuat curang (zhalim) itu akan sangat pedih dan perih. Ya, Allah Yang Mahakuasa untuk berbuat curang (zhalim) saja mengharamkan kezhaliman bagi diri-Nya. Lantas, kita yang tidak mampu apa-apa ini berani-beraninya berbuat zhalim? Pantaslah Allah membenci pelaku kecurangan dan menyiapkan bagi mereka azab-Nya yang pedihnya tidak tanggung-tanggung.
Jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara dari (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S An Nisa ayat 129)
Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci dan tidak juga sedekah dari hasil kecurangan (H.R Muslim)
Orang – orang yang melakukan kecurangan adalah orang-orang yang tidak takut dosa. Mengapa demikian ? Karena mereka tidak percaya kelak mereka akan dihisab pada hari kiamat. Jika mereka meyakini hari kiamat itu ada, niscaya mereka takut melakukan kecurangan itu.
Di akhirat kelak, mereka akan dihadapkan kepada Allah untuk dihisab. Mereka tidak dapat memungkiri perbuatannya. Sebab, semua perbuatan mereka dicatat oleh malaikat, tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Jika terbukti mereka melakukan hal yang haram, siksa neraka sudah menunggu.
Sekali – kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu? Ialah kitab yang tertulis.
Sekali lagi Allah SWT melarang berbuat curang, Suatu perbuatan disebut curang, jika dilakukan dengan cara licik dan menipu. Perbuatan ini kadang sulit dibuktikan.
Kata curang, saat ini sudah sangat familiar bagi kita. Kita sering menggunakan kata ini untuk sesuatu yang melanggar aturan atau berjalan dengan tidak semestinya. Makna dari sebuah tindakan curang atau melakukan kecurangan sangat luas. Di dalam pengertian undang – undang, sebuah perbuatan curang dikategorikan tindakan pidana apabila dilakukan dengan sengaja, merugiakan orang lain, membahayakan keselamatan pihak lain, serta terjadi pembiaran terhadap tersebut. Kita sudah tahu curang itu salah, tetapi ketika rekan kita melakukan kecurangan, kita pura – pura tidak tahu dan cenderung mendiamkannya, semua tindakan itu termasuk dalam tindak pidana juga. Saat melakukan tindakan curang, mereka yang melakukan kecurangan bisa dihukum. Mereka yang tidak melakukan kecurangan, tetapi tahu dan tidak bertindak, juga bisa dihukum.
Kecurangan, tentu tidak ada manusia yang tidak membencinya. Namun, kadar kebencian itulah yang kerap menipu. Apa maksudnya? Begini, ada orang yang apabila dicurangi, ia tidak tanggung-tanggung bencinya. Tetapi, dia tidak merasa bersalah melakukannya pada orang lain. Baik sengaja maupun tidak, baik sadar maupun tidak.
Saudara-saudaraku sekalian, satu-satunya yang harus kita lakukan adalah mendengarkan kebaikan dan mengikutinya. Sudah nyata bagi kita bahwa kecurangan dalam bentuk apa pun akan mengembalikan kerugiannya pada diri sendiri. Tidak ada keuntungan yang bisa didapat darinya. Dalam hal politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Mungkin kita bisa merasakan sedikit kesenangan karena mendapatkan hasil dari berbuat curang, tapi ketahuilah itu tidak akan lama. Itu pun tidak pantas disebut keberhasilan. Allah pun tidak akan mengucurkan barakah-Nya. Padahal, tidak ada artinya hidup ini tanpa barakah Allah.
Nasihatkanlah kebenaran dan kebaikan pada mereka yang berbuat curang, mudah-mudahan dengan bahasa yang lembut hati mereka bisa menerima. Jauhkan sifat curang ini dari diri dan keluarga kita, semoga dengan begitu kita bisa terhindar dari siksa yang pedih.
Di dalam Al-Qur’an diceritakan begitu banyak kisah tentang orang-orang yang berbuat curang dan menzhalimi orang lain. Balasan bagi mereka adalah kehinaan, siksa, dan malapetaka. Bahkan, di dalam Al-Qur’an tertulis satu buah surah yang membahas tentang akibat kecurangan, yaitu surat al-Muthaffifyn (orang yang curang dalam timbangan).
Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk menyelamatkan saudara-saudara seimannya dari kejahatan dirinya, termasuk kecurangan. Dengarlah sekali lagi sabda Rasulullah Saw ini, “Orang beriman adalah orang yang orang-orang muslim selamat dari kejahatan lisan dan tangannya.”(HR. Bukhari).
Lebih dahsyat lagi, apabila kita mengetahui firman Allah di dalam hadits Qudsi ini, “Aku mengharamkan kezhaliman bagi diri-Ku. Aku pun mengharamkannya di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzhalimi.”
Jangan heran kenapa balasan bagi orang-orang yang berbuat curang (zhalim) itu akan sangat pedih dan perih. Ya, Allah Yang Mahakuasa untuk berbuat curang (zhalim) saja mengharamkan kezhaliman bagi diri-Nya. Lantas, kita yang tidak mampu apa-apa ini berani-beraninya berbuat zhalim? Pantaslah Allah membenci pelaku kecurangan dan menyiapkan bagi mereka azab-Nya yang pedihnya tidak tanggung-tanggung.
Jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara dari (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S An Nisa ayat 129)
Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci dan tidak juga sedekah dari hasil kecurangan (H.R Muslim)
Orang – orang yang melakukan kecurangan adalah orang-orang yang tidak takut dosa. Mengapa demikian ? Karena mereka tidak percaya kelak mereka akan dihisab pada hari kiamat. Jika mereka meyakini hari kiamat itu ada, niscaya mereka takut melakukan kecurangan itu.
Di akhirat kelak, mereka akan dihadapkan kepada Allah untuk dihisab. Mereka tidak dapat memungkiri perbuatannya. Sebab, semua perbuatan mereka dicatat oleh malaikat, tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Jika terbukti mereka melakukan hal yang haram, siksa neraka sudah menunggu.
Sekali – kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka tersimpan dalam Sijjin. Tahukah kamu apakah sijjin itu? Ialah kitab yang tertulis.
Sekali lagi Allah SWT melarang berbuat curang, Suatu perbuatan disebut curang, jika dilakukan dengan cara licik dan menipu. Perbuatan ini kadang sulit dibuktikan.