Anggaran Membersihkan Patung Pancoran Masih Mahal
Patung
dirgantara atau yang lebih tenar dengan nama patung Pancoran, dibuat pada tahun 1965
dan selesai sekitar 1967-1970. Edhi Sunarso membangun patung itu atas
permintaan Soekarno. Patung dibangun dari perunggu dan melibatkan pemahat
Yogyakarta. Tiang penyangga patung tingginya 27 meter dan tinggi patung dari
perunggu 11 meter. Patung Pancoran merupakan patung Gatot Kaca yang lebih
Indonesia. Patung Pancoran memberi pesan agar anak muda itu memiliki cita-cita
setinggi langit tersebut dibangun dengan rupa Gatot Kaca, tangan mengarah
hendak terbang. Patung Pancoran dibangun untuk menampilkan keperkasaan bangsa
Indonesia di bidang dirgantara, oleh karenanya dinamai patung dirgantara.
Patung Pancoran juga tidak bisa dilepaskan dari Gedung Aldiron dan juga Bandar
Udara Interansional Kemayoran. Kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara,
dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisi patung Pancoran sangatlah
strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang
baru saja mendarat di Bandar Udara Halim.
Konon patung ini belum pernah dimandikan selama kurun
waktu 50 tahun ke belakang, namun kalau mau ditelusuri lewat berita, patung
Pancoran ini sering dimandikan. Pembersihan periodik patung pancoran biasanya
dilakukan oleh sejumlah pemanjat tebing dari sejumlah perguruan tinggi di
Jakarta. Pernah juga pembersihan patung Pancoran dilakukan oleh Fedrasi Panjat
Tebing Indonesia (FPTI) dengan Dinas Pertamanan. Para pemanjat profesional
membersihkan patung Pancoran dalam rangka perawatan rutin untuk menjaga
keindahan dan kebersihan patung. Biasanya patung Pancoran dibersihkan secara
periodik dengan menggunakan zat kimia khusus, yaitu cairan alkali gliserol yang
berfungsi sebagai pelunakan kerak korosi. Pembersihan periodic patung Pancoran
biasanya menelan biaya kurang lebih sekitar Rp 100 juta. Dua tahun yang lalu
tepatnya hari minggu tanggal 25/2/2012, saat ulang tahun DamKar ke93, tim
DamKar Jakarta melakukan kegiatan memandikan patung Pancoran. Mereka
mengerahkan beberapa unit pemadam kebakarannya untuk dapat mencapai titik –
titik tertinggi dari patung tersebut. Jadi kurang tepat juga kalau dikatakan
selama dibangunnya sampai sekarang, patung Pancoran belum pernah dimandikan.
Namun
kurun waktu 11-19 Agustus 2014 ini, patung Pancoran dimandikan. Total biaya
yang dihabiskan untuk dua patung, Pancoran dan Diponegoro adalah Rp 566 juta. Jumlah
yang tidak sedikit dan biaya yang tidak murah untuk kegiatan membersihkan
patung Pancoran. Mungkin bisa diasumsikan untuk patung Pancoran anggarannya
separo dari anggaran itu, 288 juta rupiah, ini pun masih terlalu mahal. Apalagi kalau hanya
menggunakan 30 kg jeruk nipis saja, dengan asumsi harga jeruk nipis per kg
adalah 10 ribu rupiah maka sisa uang dari 288 juta masih cukup banyak.
Sebagai perbandingan untuk merawat patung dan relief yang
ada di bangunan Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta, pihak manajemen
Museum Benteng Vredeburg telah menganggarkan biaya Rp 55 juta untuk biaya
konservasi kuratif. Dana tersebut meliputi biaya membersihkan patung dan
bangunan dari lumut dan kerak, biaya obat-obatan kimia serta biaya tenaga ahli.
a
Pembersihan
Monumen Nasional (Monas) saja
yang dimensinya lebih tinggi dan lebih luas dari patung Pancoran dan
Diponegoro, Pemda mampu merangkul perusahaan pembersih dunia Kaercher. Dan Pemda sama sekali tidak
mengeluarkan biaya sepeserpun, karena biaya ditanggung CSR perusahaan tersebut. Walaupun sebenarnya
tidak gratis banget, Kaercher
diberi ‘panggung’ untuk mengadakan acara 'Monas Fun Cleaning Day with
Kaercher'. Dalam acara ini, masyarakat diberi kejutan bisa menukarkan barang
lamanya dengan voucher diskon 20 persen untuk pembelian setiap produk Kaercher
bertanda 'edisi Monas.
Sebelumnya pada tahun 2010, organisasi – organisasi lokal
juga sudah menawarkan keinginannya untuk bersihkan tugu monas, tetapi belum dapat
respons dari pemprov DKI Jakarta. Padahal mereka juga menawarkan layanan yang
sama seperti yang ditawarkan Kaercher, yakni gratis. Oleh karenanya Asosiasi
Rope Access Indonesia (ARAI) dan Asosiasi Pengusaha Klining Servis Indonesia
(Apklindo) memprotes Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama yang
menilainya tidak memihak perusahaan lokal dalam kegiatan pembersihan Monas. “Kami
putra Indonesia juga mampu membersihkan Tugu Monas secara gratis. Tapi kami
tidak pernah diajak bicara mengenai ini,” kata Tommy Hardjana, Sekjen Apklindo.
Ia menyebutkan bersama Arai (Asosiasi Rope Access Indonesia) akan membersihkan
Monas secara gratis. “Siap tidak dibayar, bukan karena Kaecher tidak di bayar
terus kami ikut ikutan, tapi memang dari awal kami siap tanpa minta duit,” ujar
Tommy.
Sementara itu, H.M. Shidiq, Ketua Umum Apklindo,
mengatakan kemauan Kaecher membersihkan Monas bertujuan untuk promosi.”Kaecher
itu perusahaan alat cleaning service yang mau membuka kantor perwakilan di
Indonesia, dan pembersihan Monas dijadikan sebagai ajang promosi,” ujar Shidiq.
Federasi Olahraga Aksi Seluruh Indonesia (Foraksi) dan
Indorope juga kecewa dengan kebijakan Pemprov. “Lama kami menunggu tapi bule
yang diterima,” ujar Revilino, pengurus Foraksi dan Dirut Indorope.”Itu
pekerjaan kami. tapi tidak diberi kesempatan,” ucapnya. Sebelumnya, Foraksi
menawarkan kerja sama membersihkan Monas kepada pemprov pada Maret lalu.
Rencananya, Foraksi akan menggunakan dana CSR PT. Semen Indonesia. Namun, tidak
ada kesepakatan yang terjalin di antara keduanya.
Nah untuk membersihkan monas secara gratis saja, banyak perusahaan
berebut, apakah tidak bisa semangat dan mekanisme yang sama di terapkan untuk
patung Pancoran dan Diponegoro sehingga anggarannya tidak membengkak sampai 566
juta rupiah.
Dan yang juga penting adalah bukan
hanya memandikannya, namun juga pengecekan kerusakannya. Dari hasil identifikasi
awal mei kemarin, ditemukan kondisi
keropos pada patung yang selesai pembangunannya pada akhir tahun 1966 itu,
yakni patung Pancoran sudah banyak bolong-bolongnya. Saifulah, salah satu
petugas pemanjat dari Tim Garuda Adventure, Bogor, menyatakan bahwa ada
kerusakan yang terjadi pada patung Pancoran. "Kerusakan ada 5 titik, ada
bolong, retak," beber dia.
Anggaran konservasi patung dan monument di ruang publik se
Jakarta tahun 2014 adalah sebesar 722 juta, sementara 566 jutanya sudah diambil
untuk memandikan dua patung yakni, patung Pancoran dan Diponegoro. Tinggal
sisanya dibagai untuk semua patung dan monument yang ad di Jakarta. Sementara tahun
2013, anggaran untuk konservasi patung dn monument di ruang public mencaai 1,2
triliun rupuah.