Selamat Nurdin : Pembangunan Enam Ruas Jalan Tol Justru Akan Menambah Kemacetan


Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun enam ruas jalan tol untuk mengurangi kemacetan dinilai tak efektif. Pembangunan tol justru menambah kemacetan.


Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan, rencana pembangunan enam jalan susun bukan solusi tepat mengatasi kemacetan Jakarta. ”Justru kalau itu jadi dibangun akan semakin menambah kemacetan Ibu Kota,” kata Selamat Nurdin,kemarin. PolitisiPartaiKeadilanSejahtera ini beralasan pembangunan enam ruas tol akan menambah kemacetan karena akan dibangun di pinggiran Ibu Kota.Dengan demikian,keberadaannya terkesan membuka pintu masuk ke dalam Jakarta sehingga akan tambah macet.


”Ini bukan solusi yang terbaik untuk mengatasi kemacetan,” sindirnya. Dia mengungkapkan, untuk mengatasi kemacetan adalah pembatasan kendaraan pribadi.Menurut Selamat Nurdin, warga harus dipaksa menggunakan kendaraan umum dalam bertransportasi. Penambahan enam jalan tol justru akan merangsang warga untuk membeli kendaraan. ”Kalau seperti ini terkesan memanjakan yang punya mobil. Sistem transportasi umum seharusnya dibenahi.Busway-nya dibenahi. Lalu 15 koridor itu dibuat semua. Selain itu,subwayatau kereta bawah tanah dibuat,”sarannya.


Peneliti Institut Studi Transportasi (Instran) Izzul Waro juga menolak rencana pembangunan jalan tol dalam kota tersebut.Menurut dia, rencana itu tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan. Sebaliknya, justru akan merangsang warga untuk memiliki kendaraan pribadi. ”Kalaupun dianalisa secara mendalam, sebenarnya juga kurang efektif. Memang di dalam tol lancar, tapi ketika di pintu masuk maupun pintu keluar tersendat,ya sama saja.Berdasarkan pengalaman di setiap pintu tol kendaraan selalu tersendat,”ujar Izzul. Dia lebih setuju pengembangan transportasi massal untuk mengurangi kemacetan.


Untuk itu,sistem transportasi terlebih dahulu harus dibenahi.Keberadaan transportasi massal harus terintegrasi. ”Sekarang ini memang sudah ada angkutan massal, tapi harus dibenahi agar lebih maksimal.Aksesori untuk mendukung keberadaan transportasi massal harus direalisasikan misalnya angkutan pengumpan, ERP (electronic road pricing), park and ride sehingga nantinya bisa maksimal,”paparnya. Untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota, pemerintah pusat diminta turun tangan. Secara khusus dia menyambut positif rencana pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Trans Jabodetabek oleh Kementerian Perhubungan.


Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memastikan pembangunan enam ruas jalan tol dimulai awal 2011. Sementara lelang pembangunan dan pengelolaan ruas jalan tol Semanan–Sunter dan Sunter–Bekasi Raya digelar akhir tahun ini.Fauzi mengatakan, pembangunan jalan tol yang menghubungkan kawasan barat dan timur Jakarta diprioritaskan pada urutan pertama. Jalan tol itu diperlukan untuk mengurangi beban lalu lintas pada jalan tol dalam kota. Nantinya, pengendara dari Sumatera ke Jawa Tengah dan Jawa Timur atau sebaliknya, tidak perlu masuk ke jalan tol dalam kota.Mereka dapat masuk ke jalan tol Semanan–Bekasi Raya.


Ruas jalan tol Semanan– Sunter dan Sunter–Bekasi Raya akan dilelang sebagai satu paket pembangunan dan pengelolaan.Kedua ruas jalan tol itu memiliki panjang 28,88 km dan perkiraan investasi yang dibutuhkan mencapai Rp17,13 triliun. Untuk memudahkan proses konstruksi, pembangunan kedua ruas jalan tol itu akan dibagi dalam beberapa seksi. Seksi pertama yang dibangun pada awal 2011 adalah Semanan– Pedongkelan sepanjang 7,5 km.


Pembangunan jalan tol di seksi itu diperkirakan membutuhkan dana Rp5 triliun.Empat jalan tol lainnya, yakni Duri Pulo–Kampung Melayu dan Kampung Melayu– Kemayoran pada prioritas kedua,ruas Ulujami– Tanah Abang pada prioritas ketiga, dan ruas Pasar Minggu–Casablanca pada prioritas ketiga.

sumber : http://instran.org/index.php?option=com_content&view=article&id=680:enam-jalan-tol-dinilai-tak-efektif-&catid=1:berita&Itemid=18&lang=in