Jembatan Layang Kalibata Sudah Beroperasi Secara Utuh untuk Kendaraan

Proyek peninggian jembatan Kalibata di Jakarta Selatan selesai dilaksanakan. Mulai Kamis (12/1/2011) jembatan tersebut sudah bisa dilalui kendaraan kendaraan bermotor. Jembatan tersebut juga sudah dilengkapi rambu lalu lintas. Namun jalan akses naik jembatan masih tergolong sempit, yakni hanya tujuh meter. Sehingga hanya tersedia dua lajur, masing-masing satu arah. Sedangkan lebar jembatan di atas mencapai 18 meter.

Setelah pengoperasian jembatan tersebut, jalan yang berada di bawah jembatan rencananya akan dibongkar. Pembongkaran jembatan tersebut masih menunggu koordinasi dengan Suku Dinas PU Tata Air setempat. Pembangunan jembatan tersebut didesain untuk mencegah banjir yang masuk hingga ke pemukiman penduduk. Selama ini, akses dari Jalan Dewi Sartika menuju Kalibata sering terputus ketika air banjir menutupi jalan raya. Hal itu disebabkan posisi jembatan yang lama berada dalam lintasan Sungai Ciliwung, tepat di posisi cekungan. Akibatnya pada musim hujan, Jembatan Kalibata yang lama selalu menjadi salah satu lokasi titik banjir terparah di ibu kota. Tidak hanya itu, rangka baja penopang jembatan lama juga berada di bawah, sehingga saat terjadinya banjir, menjadi tempat tersangkutnya sampah-sampah yang mengalir di sungai dan tersangkut di rangka baja itu. Dalam kondisi ekstrim, pernah jembatan tersebut terendam banjir hingga mencapai tiga meter. Akibatnya, jembatan pun tidak dapat dilalui masyarakat. Dengan adanya perbaikan Jembatan Kalibata diharapkan akses jalan tersebut tidak lagi terputus karena banjir, karena ketinggiannya telah ditambah.


Fungsi jembatan kalibata tersebut sangatlah vital, yang mana merupakan urat nadi perekonomian dan aktivitas warga di suatu wilayah Jakarta Selatan maupun Jakarta Timur. Jika fungsi jembatan tersebut terputus, maka otomatis aktivitas sehari-hari masyarakat dan kegiatan perekonomian menjadi terhenti, serta dapat mengakibatkan kerugian cukup besar bagi warga dan wilayah itu sendiri.

Total alokasi anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut tercatat sebesar Rp 58 miliar yang berasal dari APBD DKI Jakarta 2010 dan memakan waktu kurang lebih satu tahun. Jembatan terbentang sepanjang 100 meter dan tinggi 6 meter serta mempunyai kekuatan mampu menahan beban hingga 50 ton. Jembatan lama merupakan aset Kementerian Pekerjaan Umum (PU), nantinya akan dibongkar dan dialihkan ke wilayah lain yang membutuhkan jembatan.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta mengaku akan memperlebar tanjakan dan turunan di jembatan Kalibata yang baru tersebut. Namun saat ini, pelebaran terkendala persoalan pembebasan lahan. Nantinya jembatan tersebut lebarnya akan sama dengan yang di tengah, 10 meter. Beberapa warga ada yang sudah setuju soal pembebasan lahan tetapi masih ada juga yang belum. Selama belum selesai urusan pembebasan lahannya kita tidak bisa memperlebar jembatan. Ke depannya jalan yang letaknya disamping jembatan hanya digunakan untuk putar balik.Saat ini di jembatan yang baru kondisinya tidak ada pembatas jalan, hal ini dikarenakan jalannya terlalu sempit sehingga pembuatan batas jalan justru akan semakin memperkecil jalan. Untuk sementara digunakan cat untuk pembatasnya, rencana selanjutnya adalah dengan memberi pembatas berupa tiang dan pembatas mata kucing supaya pada malam hari tetap terlihat.

Para sopir angkot mengaku lega dengan dibukanya Jembatan Kalibata. Pasalnya, saat jembatan tersebut ditutup selama berbulan-bulan, waktu tempuh Kampung Melayu-Kalibata bisa sampai satu jam sehingga penumpang pun semakin berkurang. Sekarang dengan adanya Jembatan Kalibata yang baru, Kampung Melayu-Kalibata dicapai hanya dalam waktu 30 menit.

dirangkum dari beberapa sumber