Cegah Rabies, 50 Kucing Di Pancoran Disterilisasi
Guna mengendalikan dan mencegah penyebaran penyakit rabies, sebanyak 50 ekor kucing liar di RW 06 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, disterilisasi. Sterilisasi dilakukan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan bekerja sama dengan Rumah Sakit Hewan Jakarta dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Setelah dilakukan sterilisasi, ke-50 kucing liar tersebut akan dikembalikan ke tempat asalnya. Namun, biasanya warga menolak jika kucing liar dikembalikan ke lokasi yang sama.
"Kami sudah berkoordinasi dengan ketua RT dan RW setempat. Kucing-kucing tersebut tetap akan dilepas di lokasi yang sama," ujar Chaidir Taufik, Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Selasa (11/1/2011).Chaidir Taufik mengatakan, pertumbuhan populasi kucing sangat cepat. Saat ini diperkirakan ada 49.000 ekor kucing di DKI. Tahun depan jumlahnya bisa meningkat 200 persen. "Untuk itu, sterilisasi terhadap kucing itu perlu dilakukan. Dalam satu tahun kucing dapat beranak hingga dua kali," kata Chaidir. Pada 2010 lalu, kata Chaidir, sebanyak 300 ekor kucing liar di Jaksel berhasil disterilisasi. Sebagai tanda kucing liar yang sudah disterilisasi, ujung telinga bagian kiri dipotong selebar 0,5 sentimeter. "Sterilisasi ini diharapkan dapat menekan populasi kucing yang sudah mencapai ribuan," ujarnya. Dikatakan Chaidir, sejak 2004 silam Jakarta sudah dinyatakan bebas rabies. Namun, mempertahankan predikat tersebut cukup sulit. Jakarta sendiri masih dikelilingi oleh daerah endemi rabies, seperti Sukabumi, Tangerang, dan Cirebon. Sementara itu, tambah Chaidir, lalu lintas hewan penular rabies seperti kucing, anjing, dan kera di Jakarta masih cukup tinggi. Bahkan dalam satu hari konsumsi anjing di Jakarta bisa mencapai 150 ekor. "Jadi bukan tidak mungkin ada hewan yang positif rabies masuk Jakarta," ujarnya.
Di Jakarta Selatan selama 2010 telah dilakukan vaksinasi rabies terhadap 1.956 hewan penular rabies. Sebanyak 1.956 hewan tersebut berasal dari 875 pemilik hewan. Rinciannya, 1.621 ekor anjing, 286 ekor kucing, dan 49 ekor kera. "Vaksinasi rabies kami lakukan door to door ke warga yang memiliki peliharaan," ujarnya.
sumber: megapolitan.kompas.com
"Kami sudah berkoordinasi dengan ketua RT dan RW setempat. Kucing-kucing tersebut tetap akan dilepas di lokasi yang sama," ujar Chaidir Taufik, Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Selasa (11/1/2011).Chaidir Taufik mengatakan, pertumbuhan populasi kucing sangat cepat. Saat ini diperkirakan ada 49.000 ekor kucing di DKI. Tahun depan jumlahnya bisa meningkat 200 persen. "Untuk itu, sterilisasi terhadap kucing itu perlu dilakukan. Dalam satu tahun kucing dapat beranak hingga dua kali," kata Chaidir. Pada 2010 lalu, kata Chaidir, sebanyak 300 ekor kucing liar di Jaksel berhasil disterilisasi. Sebagai tanda kucing liar yang sudah disterilisasi, ujung telinga bagian kiri dipotong selebar 0,5 sentimeter. "Sterilisasi ini diharapkan dapat menekan populasi kucing yang sudah mencapai ribuan," ujarnya. Dikatakan Chaidir, sejak 2004 silam Jakarta sudah dinyatakan bebas rabies. Namun, mempertahankan predikat tersebut cukup sulit. Jakarta sendiri masih dikelilingi oleh daerah endemi rabies, seperti Sukabumi, Tangerang, dan Cirebon. Sementara itu, tambah Chaidir, lalu lintas hewan penular rabies seperti kucing, anjing, dan kera di Jakarta masih cukup tinggi. Bahkan dalam satu hari konsumsi anjing di Jakarta bisa mencapai 150 ekor. "Jadi bukan tidak mungkin ada hewan yang positif rabies masuk Jakarta," ujarnya.
Di Jakarta Selatan selama 2010 telah dilakukan vaksinasi rabies terhadap 1.956 hewan penular rabies. Sebanyak 1.956 hewan tersebut berasal dari 875 pemilik hewan. Rinciannya, 1.621 ekor anjing, 286 ekor kucing, dan 49 ekor kera. "Vaksinasi rabies kami lakukan door to door ke warga yang memiliki peliharaan," ujarnya.
sumber: megapolitan.kompas.com