Mengundang Kecurigaan, Anggaran Rehab GOR Pancoran Mencapai Rp 48 Miliar
Sejujurnya Jakarta belum memiliki stadion yang
baik, bahkan memiliki standar kelas
dunia. Oleh karenanya sudah kewajiban pemerintah daerah lah untuk membangun
sarana olah raga yang terbaik.
DKI Jakarta belum miliki stadion yang
bertaraf internasional. Stadion Senayan itu milik Setneg, kemudian ada stadion Lebak Bulus, namun sudah akan
dijadikan subway. Sudah lama banyak warga berharap,
Jakarta tidak kalah dengan provinsi lain di Indonesia yang memiliki stadion
terbaik. Masa Jakarta kalah dengan Bandung yang punya stadion yang hebat, seperti
Jalak Harupat dan Siliwangi. Jakarta harusnya bisa punya lebih dari itu.
Penting untuk membangun sarana olahraga seperti Gedung Olah Raga (GOR) dan Stadion sebagai sarana efekitif bagi warga Jakarta. Dengan olah raga, sahabat – sahabat muda dan masyarakat bisa menghadirkan Jakarta yang sehat. GOR juga bisa menjadi sarana penting untuk masyarakat dan warga, sehingga pikiran mereka tidak jenuh dengan banjir, macet, dan masalah rutin Jakarta lainnya. Harapannya dengan banyaknyanya fasilitas olah raga, masyarakat tidak mudah terprovokasi untuk tawuran atau mengedarkan serta memakai narkoba.
Ada beberapa gedung olahraga yang terlambat
direnovasi, salah satunya adalah GOR Pancoran. GOR Pancoran ini tergolong rawan
terkena banjir, karena letaknya yang tidak jauh dengan bibir kali Ciliwung.
Sehingga harus ditinggikan terlebih dahulu, sebab selain untuk fasilitas olahraga mayarakat, GOR
ini juga sering dimanfaatkan untuk tempat mengungsi jika warga sekitar terkena
banjir. Pas musim pilkada atau pemilu, GOR Pancoran juga termasuk yang direkomendasikan
KPUD sebagai tempat kampanye.
Gubernur DKI Jakarta menilai sulitnya atlet meraih
prestasi optimal di kancah olahraga disebabkan oleh buruknya gelanggang
olahraga. Menurutnya, atlet Indonesia tak terbiasa berlatih dengan sarana dan
prasarana berkualitas terbaik. Ia mencontohkan
banyak fasilitas gedung olahraga yang sebenarnya dibangun dengan dana puluhan
miliar, tapi kualitasnya justru memprihatinkan. “GOR kita payah” ujarnya.
Gubernur lantas membeberkan contoh pembangunan GOR
Pancoran yang semula dianggarkan Rp 48 miliar. Menurutnya, desainnya sangat
payah dan kampungan. Kemudian Gubernur
coba mencontek desain GOR dari Amerika Serikat yang punya kualitas olimpiade, ia
menyebut hanya perlu dana Rp 46 miliar. Tidak
ingin atlet Jakarta kalah saing, Gubernur DKI berjanji bakal meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana olahraga di DKI. Ia akan upayakan tiap GOR memiliki
kualitas olimpiade dan bisa menjadi markas khusus cabang olahraga.
Melihat besarnya anggaran rehab GOR Pancoran, banyak warga mengaku curiga. Kemudian akhirnya Pemda pun memanggil kontraktor yang telah ahli dan berpengalaman membangun gedung, kontraktor tersebut menilai kalau dana yang diajukan untuk merehab GOR terlalu besar. Menurut kontraktor tersebut, pembangunan GOR dengan skema bangunan seperti yang telah ditentukan hanya memakan tidak lebih dari Rp 35 miliar.
Gubernur juga sempat berdiskusi dengan beberapa anak muda yang menggagas liga mahasiswa yang mempunyai pengalaman di dunia olahraga. Menurut dia, untuk membangun GOR dengan kapasitas seperti GOR Pancoran, anggaran yang diperlukan tidak lebih dari Rp 17 miliar.
Akhirnya Gubernur “menstafkan” pejabat Disorda
yang mengusulkan anggaran itu. Kemudian
agenda rehab atau membangun GOR Pancoran pun akhirnya dimatikan oleh Disorda DKI karena dinilai
tidak efisien.