Mari Adopsi Semangat “Laskar Pelangi” untuk Hadapi Serbuan Krisis Global

by Bang Rijal
Warga Pancoran yg kami sayangi, sebuah serbuan krisis global kembali menghampiri negeri kita. “Getaran”nya sudah terasa di kantor-kantor tempat para ayah dan suami bekerja, di lapak-lapak tempat banyak kepala keluarga berdagang. Para pedagang mulai berkurang hasil penjualannya, sebagian pekerja mulai dirumahkan sementara, sebagian yg lain dirumahkan secara permanen alias di-PHK.

Kita semua tentu prihatin melihat ini semua. Bahkan kalaupun kita termasuk orang yg tidak terkena dampak krisis ini, berkurangnya kebahagiaan bagi tetangga dan sahabat-sahabat dekat, akan berdampak bagi kebahagiaan kita juga, karena tak mungkin kita bahagia sendirian. Manalah mungkin kita bisa menikmati kebahagiaan hidup bertetangga, kalo tetangga kita tak mampu memperlihatkan senyum tulusnya karena pusing memikirkan anaknya sakit namun tak punya uang untuk membayar dokter dan obat, atau gundah gulana karena uang belanja hanya tersisa utk seminggu padahal gajian masih 3 minggu lagi.

Tapi prihatin saja tidak cukup, prihatin tanpa aksi, akan menghasilkan kepanikan. Kepanikan akan menghasilkan reaksi yang cenderung negatif dan kita tentu tak ingin masyarakat kita menjadi masyarakat yang negatif. Kalau urusannya sudah sesuap nasi untuk anak istri, bayaran sekolah anak, dan segepok kebutuhan mendasar lainnya, dalam kondisi kepepet, banyak orang kehilangan komitmen moralnya dan terjerembab ke jalan yang tidak halal. Kita tentu tak ingin itu terjadi. Sekali lagi. Kita semua tak ingin satu-pun warga dan tetangga kita terjerembab ke jalan itu.

Dalam tulisan-tulisan soal bisnis, kita membaca bahwa tidak mungkin semua peluang bisnis itu mengalami krisis pada saat yg sama. Insya Allah selalu saja ada satu-dua peluang yang justru menguat di saat krisis. Dalam pandangan keimanan, tidaklah mungkin semua kejadian dalam masa gelombang krisis ini dihadirkan Allah utk membuat kehidupan kita bermuram durja, karena insya Allah selalu saja ada satu dua kejadian setelahnya yang menjadi peluang keberhasilan dan kebahagiaan kita. Fa innamaa al ushri yushro. Ketika kesulitan mencapai puncaknya, saat itulah tanda-tanda kemudahan akan muncul.

Membuka lembaran baru ba’da syawal, kader-kader PKS di kecamatan pancoran telah “menulis” sebuah tekad baru. Kami berkumpul di sana utk sebuah tekad yang “baru tapi lama”, yaitu tekad untuk melayani warga Pancoran lebih sering, lebih kontinu, dan lebih merata. Sebuah rentetan aksi-aksi sosial  insya Allah siap menyapa bapak dan ibu semua.

Aksi ini, lagi-lagi, bukanlah satu-satunya solusi integral bagi krisis. Karena solusi utamanya ada pada diri kita masing-masing. Tapi kami ingin menularkan sebuah semangat kepada semua warga Pancoran, yaitu semangat untuk tetap berusaha. Semangat yang dalam bahasa al qur’an disebut sebagai “Sabar”. Sabar dengan pengertian aktif berusaha mencari solusi yang halal tanpa mengenal kata putus asa.

Di dalam film “Laskar Pelangi”, tokoh Lintang mengajarkan kepada kita akan keteguhan dalam berusaha, bersekolah dengan bersepeda pada jarak yang jauh, melewati jalur buaya, bahkan Lintang menembus batas kesabaran rata-rata temannya dengan justru membangkitkan semangat teman-temannya ketika sekolah terancam bubar karena sang kepala sekolah meninggal dunia. Berbekal kecerdasannya, ia sempat menggantikan guru nya untuk mengajar di saat suasana duka itu.

Barangkali kita tak sehebat itu. Namun kita bisa meniru semangatnya. Sebagaimana kata orang bijak, jika kita memasuki terowongan gelap yang panjang, janganlah mencaci kegelapan, tapi nyalakanlah lilin !!