Bantu Petani Tomat, PKS Luncurkan Gerakan #1Person1Kilo



Berbeda dengan daging sapi dan ayam yang saat ini harganya melonjak drastis, tomat buah dan tomat sayur justru mengalami anjlok harga.  Penyebab utama terjadinya kondisi ini diantaranya adalah karena berlebihnya pasokan tomat. Terlebih industri-industri yang membutuhkan tomat sebagai bahan baku, kurang dapat menyerap tomat dalam jumlah banyak.  Pelaku usaha retail juga sepertinya belum siap membeli tomat langsung dari petani untuk dijual di gerai-gerainya. Pembangunan industri pengolahan tomat juga sepertinya belum dirangsang oleh pemerintah untuk tumbuh. Dengan begitu, surplus produksi tomat saat panen tentulah terus dan terus terjadi, dengan kata lain petani tomat teruslah merugi.

Sebagai informasi, produksi tomat Indonesia mencapai 916 ribu ton per tahun. Namun, konsumsi tomat di dalam negeri hanya 520 ribu ton sehingga terjadi kelebihan pasokan, inilah yang mengakibatkan harga tomat jatuh di tingkat petani.  Padahal kalau kita berbicara tentang ketahanan pangan, maka mustahil bila tidak membahas ketahanan pertanian. Sementara ketahanan pertanian sangat ditentukan oleh para petani. Sehingga tidak berlebihan bila kita menyebut para petani adalah pejuang pangan atau pahlawan ketahanan pangan. Tanpa petani yang kuat dan handal, mustahil mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu perhatian pemerintah terhadap para petani, dalam hal ini para petani tomat haruslah ditingkatkan, baik dari sisi kemampuan produksinya dan juga kesejahteraannya.

Di negara manapun, petani itu dilindungi negara, bahkan diintervensi agar mereka mampu menjadi petani yang kuat, produktif sekaligus sejahtera. PKS sebagai bagian dari elemen Bangsa, merasa ikut terpanggil untuk membantu menangani permasalahan ini.  Munculah ide untuk membantu para petani tomat supaya para petani tomat kembali bisa berseri, serta harga tomat pun bisa bagus kembali dan bernilai ekonomis tinggi. Ini merupakan ladang kebaikan bagai para relawan PKS. Para kader dan relawan PKS bahu membahu menyelamatkan tomat yang sedianya tidak akan dipanen dan akan dibiarkan membusuk di pohonnya. Pada kesempatan tersebut, tercetuslah sebuah ide membuat gerakan untuk membantu menyelematakan petani tomat. PKS ikut memasarkan tomat-tomat tersebut kepada kader, simpatisan, dan masyarakat umum melaui program Save Petani Tomat  dan kampanye di media sosial dengan tagar #1Person1Kilo. Pesan singkat melalui beragam media seperti SMS, Blackberry, juga WhatsApp digunakan untuk memasarkan tomat. Gerakan ini terus mendapat dukungan, baik dari anggota dewan, tokoh maupun para netizen di dunia maya. Orderan pun terus mengalir ke para relawan PKS yang membuka penjualan tomat via media sosial, tercatat sudah 1,7 ton tomat yang sudah diorder oleh masyarakat via online. Relawan – relawan PKS ini bekerja secara sukarela tanpa dibayar, mereka berniat ikhlas untuk semata – mata membantu para petani tomat.   

Pada hari minggu pagi (30/8), para relawan PKS ini akan menjual tomat  di acara Car Free Day (CFD) Jakarta. Tomat dijual oleh para relawan PKS dengan harga Rp 5.000 per kg. Para relawan PKS ini berharap masyarakat dan juga para kader PKS ikut berpartisipasi mensukseskan acara ini. Sekali lagi gerakan membeli tomat sebanyak satu kilogram janganlah dianggap hal sepele. Karena untuk bisa menyelamatkan petani tomat, kita harus mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulailah saat ini. Ini merupakan upaya kongkrit yang dapat dikerjakan secara bersama-sama dengan motivasi ibadah menolong orang. Siapa lagi yang akan memikirkan nasib petani dan ketahanan pangan kita, kalau bukan dari kita sendiri dan dimulai dari diri sendiri. 

Sangat boleh jadi gerakan ini belum dapat menyelesaikan persoalan petani tomat secara keseluruhan. Ada ribuan bahkan jutaan ton tomat hasil panen petani yang perlu diselamatkan. Sementara yang dilakukan PKS hanyalah langkah penyelamatan kecil. Namun sebagai sebuah upaya gerakan ini patut mendapat apresiasi karena menunjukkan kepedulian dan keberpihakan terhadap nasib petani kecil. Jika langkah kecil PKS ini diikuti oleh partai-partai lain, atau elemen masyarakat lainnya, sungguh akan menjadi sumbangsih yang besar bagi peningkatan kesejahteraan petani, yang merupakan mata pencaharian mayoritas penduduk negeri tercinta ini.