Kader PKS Menempuh 200 KM Untuk Mengisi Pengajian


Angin Pagi berhempus di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sebenarnya ini sudah hari kedua saya berada di SUMUT. Libur beberapa minggu di Kampus saya manfaatkan untuk mengikuti sekaligus membantu kegiatan Abi selama berada di Sumatera Utara.

Agenda Abi hari ini adalah mengikuti pembekalan Kader, Calon Anggota Legislatif DPRD dan DPR-RI dari Tapanuli Bagian Selatan. Abi sendiri adalah CALEG DPR-RI untuk daerah pemilihan SUMUT 2. Seluruh Kader dan CALEG pun mengikuti seluruh agenda dengan tertib dan antusias. Ini adalah hari ketiga dan hari terakhir dari agenda pembekalan CALEG. Ya, Abi sudah berada disini selama tiga hari. Saya menyusul menggantikan Staff Ahli Abi untuk membantu keperluan serta mendokumentasikan segala kegiatan yang Abi lakukan disini.

Ada banyak kisah menarik yang saya alami selama menemani kegiatan Abi disini, tempat dimana Dakwah ini berhasil memenangkan seorang Kader Dakwah bernama Gatot Pujo Nugroho sebagai Gubernur. Salah satu kisah menarik adalah saat kami mengunjungi seorang Nenek yang merupakan Tokoh agama dan pimpinan Majelis Taklim ibu-ibu di Desa, Lannasari namanya. Di sela-sela kegiatan partai Abi memang selalu menyempatkan diri untuk terjun ke masyarakat dan para Tokoh. Karena dengan Silaturahim lah Dakwah ini Insya Allah akan terus bertahan. 

Pertemuan kami dengan Nenek Lannasari difasilitasi oleh Famili sang nenek yang merupakan teman umi saat SMA. Jalan menuju Rumah sang Nenek adalah tipe pegunungan yang berkelok-kelok dan banyak tanjakan, batu-batuan seukuran tangan orang dewasa pun sesekali mengenai bagian bawah Mobil kami.

Akhirnya sampailah kami di depan Rumah sederhana beralaskan Semen, setelah memperkenalkan diri kami pun berbincang-bincang hangat dengan sang Nenek. Perbincangan pun menjadi sangat beragam. Hal yang tidak kami ketahui sebelumnya adalah bahwa ia adalah seorang Simpatisan PKS, pembicaraan pun menjadi menarik saat Sang Nenek membicarakan tentang PKS.

"Sude Partai-Partai Politik maen Hepeng do sude, PKS maiyya na so pake hepeng" (Hampir semua partai politik disini bermain uang dalam berpolitik, PKS salah satu yang tidak)", Ucap sang Nenek memulai pembicaraan tentang PKS.

"Tapi rakyat disini tetap merasakan keberadaan kader-kader dari PKS, Seperti pada Ramadhan kemarin contohnya, Kader disini selalu membagikan Ta'jil dan Buka Bersama dengan para Warga", lanjut sang Nenek.

"Pak Gatot gubernur sumut juga sering mengirim bantuan ke desa ini, padahal jauh dari waktu kampanye, Ada juga seorang kader PKS stadz yang rutin ngisi pengajian disini, Ustadz Damrin namanya"

"Oh Ustadz Damrin? iya iya saya kenal dia", Abi memang mengenal Ustadz Damrin sejak lama, saat ini ia menjabat sebagai ketua DPW PKS Labuhan Batu Selatan.

"Iya stadz, saya kagum sama dia, dia dulu tinggal di Desa ini dan selalu rutin mengisi pengajian di Desa ini, bahkan setelah sekarang dia tinggal di Labuhan batu(Dari Labuhan batu ke Sipirok berjarak 200 KM) ia tetap rajin untuk datang dan mengisi pengajian disini dan gak pernah mau dibayar sepeser pun. 

Sang Nenek tetap melanjutkan ceritanya, kami hanya diam dan sesekali mengangguk mendengar cerita sang nenek, kami takjub karena betapa dekatnya kader PKS dengan masyarakat Desa ini dan sangat membekasnya hal itu bagi Sang Nenek.

Karena ada agenda lain yang menunggu kami pun pamit. "PKS selalu menjaga hubungan nya dengan masyarakat, itu yang saya suka", kalimat itu yang saya masih saya ingat ketika kami akan beranjak pergi.

Sang Nenek pun berterimakasih dan mendoakan keselamatan bagi kami, ia terharu dan tidak menyangka kami mau datang karena tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Pada hari selanjutnya pun Abi sempat mengunjungi Ustadz Damrin untuk Silaturahim dan Konsolidasi mengenai pemilu tahun depan. Kesan pertama yang saya dapat adalah ia orang yang sederhana dan sangat bersahabat. Saya lama menatapnya sambil sesekali mengambil gambar dirinya. Mungkin ia tidak sadar dan tidak akan pernah sadar bahwa 200 Kilo Meter dari tempat ini ada seorang Nenek yang sangat mengidolakan dirinya atas amal yang telah ia perbuat. 

***
Kader PKS bukan lah orang kaya , tapi mungkin hanya dengan Quran kecil yang tersimpan di sakunya ia bisa membawa manfaat pada masyarakat dan lingkungannya.  

Ustadz Damrin melakukan hal tersebut Karena Cinta. Seperti kader PKS di seluruh Indonesia yang saya percaya juga melakukannya demi Cinta.

Mungkin partai ini tidak punya media besar yang dapat menceritakan semua kisah tentang sepak terjang para kadernya, tapi di setiap mulut rakyat seringkali terselip rasa haru dan terimakasih kepada kader dakwah yang tidak pernah habis berbuat bagi sesamanya.

Saudaraku..
Ini bukan kisah tentang kedigyaan Besar yang sangat Kokoh dan Sulit dihancurkan
Bukanlah juga kisah tentang Harta berlimpah yang tidak pernah ada habisnya
Ini hanyalah kisah tentang kader dakwah yang ingin perubahan untuk bangsa dan negaranya

Penulis : Abdan Syakuro Lubis